Mohon tunggu...
Winda Am
Winda Am Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Faktor yang Mempengaruhi Ibu Tidak Memberikan ASI Eksklusif pada Bayi

20 Juni 2017   06:32 Diperbarui: 20 Juni 2017   08:06 11746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

ABSTRAK :

Menurut WHO (2011), ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan, kecuali obat atau vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI Eksklusif pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun. (Tiyas Kusumaningrum 2016). Faktor yang menyebabkan pemberian ASI eksklusif tidak optimal, antara lain karena faktor si ibu sendiri, tenaga kesehatan, produsen susu formula dan penyelenggara pelayanan kesehatan.

Pemberian ASI eksklusif, seringkali terkendala karena kurangnya pengetahuan si ibu tentang ASI eksklusif. Selain itu sampai saat ini tidak dapat dipungkiri, minimnya pemberian ASI pada bayi baru lahir disebabkan oleh belum optimalnya perhatian tenaga kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk megetahui factor apa saja yang mempegaruhi ibu tdk memberikan asi eksklusif pada bayi. Metodepenelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan diskusi kelompok terfokus / focus group disscution (FGD). Instrumen Penelitian adalah pedoman FGD tentang faktor penghambat informan dalam pemberian ASI esklusif .

Hasil penelitian menunjukan bahwa informan sebetulnya mereka tahu tentang pentingnya memberikan ASI dibanding susu formula, namun mereka merasa khawatir bila bayinya tidak diberi susu botol maka bayinya tidak bisa menjadi gemuk, atau tidak bias cepat naik berat badannya seperti yang mereka harapkan. Selain itu informasi petugas kesehatan tentang pemberian ASI esklusif belum diterima baik,atau informasi petugas kesehatan melalui penyuluhan masyarakat tidak sampai menyentuh ke calon para ibu yang akan menyusui bayinya secara benar. Fakta ini mencerminkan bahwa upaya penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang dilakukan petugas perlu ditingkatkan lagi.

  • PENDAHULUAN

Pada masa lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual anak sangat ditentukan oleh asupan makanan yang diberikan. Salah satu asupan makanan bayi yang sangat berkualitas dan tidak dapat digantikan oleh makanan lain adalah ASI Eksklusif. Berbagai penelitian sudah membuktikan bahwa pemberian ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan kecerdasan anak. Peranan ASI eksklusif dalam pertumbuhan bayi sungguh menakjubkan, hanya ASI yang selalu tersedia setiap saat, terjangkau dan bernilai gizi tinggi.

Air Susu Ibu (ASI) mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada enam bulan pertama, mulai dari hormon, antibodi, antioksidan, dan faktor kekebalan. Selain itu, ibu yang menyusui memiliki kedekatan yang sesungguhnya dengan si bayi. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan pemberian ASI sampai umur anak dua tahun, telah terbukti dapat mencegah penyakit-penyakit seperti kanker anak, pneumonia, diare, kegemukan, diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, alergi, dan asma. Pemberian ASI eksklusif dimulai sejak lahir sampai umur 6 bulan, baru kemudian diperkenalkan dengan makanan padat. (Nk. Aryastami Oktober 2012)

Menurut WHO (2011), ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan, kecuali obat atau vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI Eksklusif pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun. (Tiyas Kusumaningrum 2016)

  • Pemberian ASI sangat penting bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasan bayi. Oleh karena itu pemberian ASI perlu mendapat perhatian para ibu dan tenaga kesehatan agar proses menyusui dapat terlaksana dengan benar. (Diana Nur Afifah, 2007).

Faktor yang menyebabkan pemberian ASI eksklusif tidak optimal, antara lain karena faktor si ibu sendiri, tenaga kesehatan, produsen susu formula dan penyelenggara pelayanan kesehatan. Pemberian ASI eksklusif, seringkali terkendala karena kurangnya pengetahuan si ibu tentang ASI eksklusif. Selain itu sampai saat ini tidak dapat dipungkiri, minimnya pemberian ASI pada bayi baru lahir disebabkan oleh belum optimalnya perhatian tenaga kesehatan. Masih banyak tenaga kesehatan yang menganjurkan ibu yang baru melahirkan member susu dengan merek tertentu, jika bayi sulit menyusui. Banyak tenaga kesehatan yang terbuai dengan imingiming dari produsen susu formula. (Nk. Aryastami Oktober 2012).

Adapun manfaat ASI eksklusif bagi bayi yaitu (a) Mempunyai komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi yang dilahirkan . (b) Jumlah kalori yang terdapat dalam ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan. (c) ASI mengandung zat pelindung/antibodi yang melindungi terhadap penyakit. Menurut WHO (2000), bayi yang diberi susu selain ASI, mempunyai risiko 17 kali lebih tinggi untuk mengalami diare dan tiga sampai empat kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA dibandingkan dengan bayi yang mendapat bayi ASI (Depkes RI,2005)

Tujuan penelitian ini adalah untuk megetahui factor apa saja yang mempegaruhi ibu tdk memberikan asi eksklusif pada bayi. Untuk itu perlu dilakukan penelitian kualitatif untuk dapat menggali informasi lebih rinci dan mendalam tentang faktor yang mempengaruhi ibu bayi terhadap pemberian ASI Eksklusif, faktor apa yang memicu, yang memungkinkan, atau yang memperkuat dalam pemberian ASI Eksklusif kepada bayi.

  • METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian diskriptif. Penulis mencoba menjabarkan kondisi konkrit dari obyek penelitian dan menghubungkan variable variabel dan selanjutnya akan dihasilkan diskripsi tentang persepsi dan faktor penghambat dalam pemberian ASI ekslusif. Lokasi penelitian dilakukan di Desa xx. Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa angket atau kuisioner. Adapun reliabelitas dan validitasnya lebih pada kelayakan dan kredibilitas peneliti karena alat ukur dalam penelitian kualitatif bersifat kualitatif juga, sehingga sangat abstrak, akan tetapi lengkap dan mendalam. Sampel yng peneliti gunakan dalam penelitian kwalitatif tersebut kami sebut informan. Informan adalah orang yang memberikan informasi data. informannya adalah Ibu menjusui / Ibu yang tidak menjusui bayinya umur 0 s/d 6 bulan. Pada penelitian ini data yang ingin dicari adalah data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun