Mohon tunggu...
Fanny Winara
Fanny Winara Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Jumlah Petugas KPPS yang Meninggal di Pemilu 2019 Dapat Dikategorikan Wajar?

12 Mei 2019   19:39 Diperbarui: 12 Mei 2019   21:25 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sampai dengan hari Selasa, 7 Mei 2019, sudah 554 Petugas KPPS, Panwas, dan Polisi yang meninggal dunia,  Tentu saja ini bukanlah berita yang menggembirakan dalam perjalanan bangsa ini berdemokrasi. 554 orang. Ini hampir sejumlah anggota DPR Indonesia 2014-2019 (560), setara 50 tim sepakbola, setara dengan 11 bus besar yang berisi penuh (@54 orang).

Hal ini tentunya mengundang pertanyaan di kepala banyak orang, termasuk saya. Mengapa begitu banyak jumlah yang meninggal? Ada apa dengan pemilu kali ini? Bahkan ada yang berspekulasi adanya pihak-pihak tertentu yang sengaja menghilangkan sekian banyak nyawa demi kepentingan mereka. Bahkan di beberapa social media beredar issue yang menghubungkan kejadian ini dengan racun sianida dan sekian banyak dugaan lainnya.

Ini membuat saya tertarik untuk mengamati dan membaca lebih lanjut berita tentang pemilu. Ternyata kejadian ini bukanlah yang pertama. Di tahun 2014, tercatat ada 144 petugas KPPS yang meninggal. Data ini muncul kembali karena response seorang Komisioner KPU Pramono Ubaid Tantowi atas cuitan wakil ketua DPR Fahri Hamzah. Komisioner KPU tersebut juga menyebutkan bahwa di tahun 2014 hanya ada 4 surat suara (2019 ada 5 surat suara) dan ada 477 ribu TPS.

Di tahun 2019 total TPS yang tercatat 813.350. ini berarti terjadi peningkatan hampir dua kali lipat dibanding dengan Pemilu 2014.  Dengan load kerja yang makin berat pula (dari 4 surat suara menjadi 5 surat suara). Dengan Panitia Pemungutan Suara Kecamatan (PPK: 3 orang per kecamatan), Panitia Pemungutan Suara (PPS: 3 orang per kelurahan), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS: total petugas 7.385.500 orang)  

Jadi ada 7,3 juta orang petugas KPPS se-Indonesia. Kira-kira 76% dari penduduk Jakarta (9.6 juta). Lebih banyak daripada total penduduk Depok (1,87 juta), Bekasi (2.9 juta) dan Tangerang (1,8 juta) dijadikan satu. Lebih besar daripada penduduk Sumatra Barat (5,3 juta), Bali (4,2 juta), Kalbar (4,5 juta). Masih lebih kecil daripada total penduduk Sulawesi Selatan (8,7 juta jiwa). Tetapi lebih besar daripada total penduduk Singapura yang hanya 5,6 juta jiwa (residen + non residen). https://ilmupengetahuanumum.com/jumlah-penduduk-indonesia/

7,3 juta petugas KPPS. Jumlah yang sangat besar. Melebihi jumlah total penduduk dari anak kecil sampai Lansia di beberapa provinsi di Indonesia. Pertanyaan saya selanjutnya adalah apakah jumlah petugas yang meninggal di pemilu 2019 ini masuk akal atau bisa dibilang wajar?

Saya ingat dengan perkataan guru saya dulu. Jika kita memperdebatkan apakah suhu di sebuah ruangan panas atau dingin, kita bisa terjebak dalam perdebatan dan diskusi yang panjang serta melelahkan. Kecuali kalau kita sudah menyepakati ukuran dari sesuatu itu dapat dibilang 'panas' atau 'dingin'. Berapa derajat celcius suhu suatu ruangan, sehingga bisa kita golongkan sebagai bersuhu panas.

Hal ini juga berlaku dalam permasalahan di atas. Untuk dapat menyebutkan sesuatu itu 'wajar' atau 'tidak wajar' kita perlu mengacu pada ukuran perbandingannya.

554 orang meninggal di sebuah kelurahan atau kecamatan dalam rentang waktu yang pendek, tentunya suatu hal yang tidak lumrah. Tapi bagaimana jika perbandingannya adalah 554 orang yang meninggal di sebuah negara/provinsi/kabupaten berpopulasikan 7.3 juta jiwa (setara dengan populasi Depok + Bekasi + Tangerang) ? Masih dapatkah kita menyebutnya sebagai hal yang tidak wajar ?

Saya kemudian melanjutkan keingin-tahuan dengan menggunakan bantuan mbah Google. Lewat Google, saya menemukan bahwa indeks kematian kasar di Indonesia sebesar kurang lebih 7.2 di tahun 2018. 

Lebih besar daripada Singapura yang hanya 5.2 di tahun yang sama (fasilitas kesehatan dan banyak faktor yang berbeda membuat tingkat harapan hidup di Singapura jadi jauh lebih baik). Buat teman-teman yang ingin tahu lebih lanjut darimana angka-angka ini didapat, monggo silahkan cek beberapa link dibawah ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun