Mohon tunggu...
William Perkasa
William Perkasa Mohon Tunggu... lainnya -

Hidup ini hanya sekali. Mengapa harus memberikan orang lain kesempatan untuk mengatur hidup. Uang tidak menciptakan manusia. Namun manusia bisa menciptakan UANG,... \r\n\r\nhttp://www.williamperkasa.com,\r\nid twitter @williamperkasa\r\nBB PIN 7D730F92

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mata Air Suci Tuk Bimo Lukar yang Mulai Dilupakan

5 Juni 2014   17:32 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:13 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dieng adalah kawasan dataran tinggi yang berada di Propinsi Jawa Tengah, yang wilayah dibagi dua antara Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Dieng merupakan kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata di dataran tinggi Dieng antara 2.500 m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 15-20°C di siang hari dan 10°C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian biasanya menyerang tanaman tembakau di daerah tersebut.

Di dataran tinggi Dieng tepatnya dekat pertigaan masuk desa Dieng ada sumber mata air yang berasal dari Gunung Prau yang merupakan hulu sungai dari Sungai Serayu namanya Tuk Bimo Lukar. Tuk Bimo Lukar ini adalah Mata air Suci bagi umat Hindu Kuno Dieng. Tapi sekarang ini objek wisata tersebut mulai diterlantarkan. Sehari yang lalu saya berkunjung ke objek wisata ini tempat nya sekarang banyak ditimbuhi lumut serta tidak ada upaya untuk pembenahan terhadap objek wisata ini. Padahal Tuk Bimo Lukar ini adalah mata air peradaban kehidupan nenek moyang masyarakat dataran tinggi Dieng.

14019387471408869191
14019387471408869191
Saat kemarin saya berkunjung ke tempat objek wisata Tuk Bimo Lukar ini sempat ngobrol-ngobrol dengan salah seorang penduduk setempat dan menanyakan tentang cerita legenda Tuk Bimo Lukar ini. Saya sekarang jadi mengerti tentang asal muasal sumber mata air ini sehingga dinamakan Tuk Bimo Lukar. Tuk Bimo Lukar dimaksudkan bahwa dahulu kala ada tokoh Pandawa yang terkenal bernama Bimo Seno melukar (melepas) pakaiannya untuk disucikan di sumber mata air ini.

Tuk Bimo Lukar pancuran airnya terbuat dari batu, dan sampai saat ini juga masih dari batu tetapi amat disayangkan pancuran airnya sekarang berubah menjadi paralon. Dan setiap hari nya banyak penduduk yang tinggal di sekitar lokasi wisata ini mencuci plastik bekas mulsa dan karung plastik tempat mengepul kentang seperti terlihat pada gambar ini.

1401938931377291014
1401938931377291014
Padahal sewaktu zaman dulu pancuran air yang keluar dari kran air Tuk Bimo Lukar ini disimbolkan sebagai batu lingga (bentuknya menyerupai alat kelamin pria) dan Yoni sebagai tempat tumpahan airnya dipahat menyerupai bentuk alat kelamin wanita, tetapi saat kemarin saya berkunjung kesana tidak kelihatan lagi pahatan tersebut yang ada tumpukan plastik.

14019390651492108489
14019390651492108489
Menurut cerita rakyat kuno dari mulut ke mulut tentang air Tuk Bimo Lukar ini diyakini dapat menjadikan awet muda apabila seseorang mencuci muka di tempat ini. Nah sekarang karena zaman sudah modern Tuk Bimo Lukar sudah ditinggalkan dengan berangkat pergi ke salon hehehe. Akhirnya Tuk Bimo Lukar sekarang digunakan untuk mencuci plastik sehingga plastiknya sekarang yang tetap awet muda. Waduhhh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun