Mohon tunggu...
Iden Wildensyah™
Iden Wildensyah™ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Panon Hideung

21 Oktober 2010   02:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:15 6588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_297322" align="alignright" width="300" caption="Gedung Sate (mahanagari.multiply.com)"][/caption] Kisah Gadis Sunda Yang Cantik Jelita Panon hideung berarti mata yang hitam, tapi bukan berarti semua bolanya matanya hitam tak ada putihnya. Panon hideung menunjukkan mata yang cantik. Panon hideung direfresentasikan sebagai gadis sunda yang cantik jelita. Pernah mendengar lirik lagu Panon Hideung? di lagu ini, digambarkan bagaimana sosok cantik jelita gadis sunda itu. Lirik lagu itu seperti ini, Panon hideung pipi koneng [Mata hitam pipi kuning] Irung mancung Putri Bandung [Hidung mancung putri Bandung] Putri saha di mana bumina [Anak siapa di mana rumahnya] Abbi reseup kaanjeunna [Aku suka padanya] Siang wengi kaimpi-impi [Siang malam terimpi-impi] Hate abdi sara redih [Hatiku merasa sedih] Teuemut dahar [Lupa makan] Teuemut nginum [Lupa minum] Emut kanu geulis [Ingat pada si cantik] Panon Hideung [Mata hitam] Dalam bataviase bahkan panon hideung dituliskan "Panon Hideung, “lagu rakyat Sunda”, lumayan populer di dunia. Tampil asli di film Eastern Promiseskarya David Cronenberg (2007)), dibawakan gitaris Django Reinhardt (2005) dalam aransemen jazz, atau dalam dentingan bouzouki yang begitu memukau dipetik pakarnya, John Stamatiou Sporos, dan banyak lagi". [caption id="attachment_297316" align="alignleft" width="189" caption="Miss Eulis si Panon Hideung (bataviase.wordpress.com)"][/caption] Adalah Ismail Marzuki, komposer nasional asal Betawi, yang menulis lirik di atas sekitar tahun 1936-1937. Saat itu, Ismail Marzuki berjumpa dan jatuh cinta pada mojang Parahyangan yang sangat cantik bernama Miss Eulis. Miss Eulis adalah bintang radio, penyanyi kroncong berdarah Sunda dan Arab. Tampaknya Miss Eulis memang bermata indah, hidung mancung dan berkulit kuning langsat. Ochi Chyornye pun digubah Ma’ing sesuai dengan suasana hatinya saat itu. Hati wanita mana yang tak luluh. Ismail Marzuki pun berhasil menikahi Miss Eulis pada 1940, dan memberinya nama Eulis Zuraidah [sumber: tulisan Barlan Setiadijaya, Surianto Kartaatmadja, Remy Silado dalam Bataviase] Panon Hideung Dalam Catatan Pram Ada sesuatu yang lain dalam buku Pram, terutama ketika mengikuti perjalanan dari Anyer ke Panarukan. Dalam buku itu selain perjalanan menyusur pulau Jawa ada yang menarik lainnya yaitu saat melintasi Kota Bandung. Menarik sekali membaca sedikit penjelasan Pramoedya Ananta Toer tentang Panon Hideung dalam bukunya yang berjudul Jalan Raya Pos, Jalan Daendels. Berikut kutipan tentang panon hideung itu: ''Gelar Bandung sebagai Parijs van Java jelas menerangkan, bahwa sudah sejak semula tempat ini jadi tujuan wisata. Maka wajar-wajar saja bila lahir lagu puji-pujian yang dipersembahkan pada ''Mojang Priangan'' pada umumnya dan gadis Bandung pada khususnya, sebagaimana dituangkan dalam lagu melankolis ''Panon Hideung'' alias ''Mata Hitam''. Berpuluh tahun lagu ini berkumandang di darat, laut, dan udara. Dalam tahanan di penjara Bukitduri, waktu aku belajar lagu-lagu Eropa dan Amerika dari seorang perwira TNI, juga tahanan, untuk pertama kali kudengar dari mulutnya, bahwa ''Panon Hideung'' bukan lagu asli Sunda; itu nyanyian orang-orang Rusia Putih emigran setelah Revolusi Bolshevik. Kemudian ia menyanyikan dalam terjemahan Inggris berjudul ''Far over the Sea''. Dalam pembuangan di pulau Buru, 1972, semua organisator buruh sekaligus peserta pendiri Pertamina, R.P.R. Situmeang, dengan alasan apa aku tak pernah tanyakan, memberi sanggahan: yang benar bisa sebaliknya, ''Far over the Sea'' boleh jadi mengambil dari ''Panon Hideung, melodinya''. Sebenarnya tidak sulit untuk melacak mana yang lebih tua. Tetapi masa penahanan dan pembuangan tak memberi kesempatan. Masa bebas pun ternyata juga tidak, karena disibuki hal-hal lain. Yang jelas pada tahun belasan abad ini memang ada beberapa orang Rusia Putih yang bergerak di bidang panggung Indonesia secara profesional. Tanpa penyelidikan sejarah, authentisitas dan antisitasnya, sulit menunjuk orang Rusia tersebut sebagai matarantai penghubung'' [Sumber: Pramoedya Ananta Toer. ''Jalan Raya Pos, Jalan Daendels'' hal 67-68] Nah, sepertinya kisah Panon Hideung itu terus menjadi legenda sampai saat ini. Terbukti dari beberapa orang yang saya tanya, perihal gadis sunda, rata-rata mereka bilang cantik jelita. Sayangnya itu dulu, saat Bandung masih teduh, sejuk dan dingin. Kalau sekarang setelah pembangunan merajalela dimana-mana, panas suhu Bandung meningkat, terik matahari terasa gadis Bandung kata T Bahtiar sudah harus bersiap jadi hitam legam. Mari kita jaga lingkungan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun