Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ibuku dan Bulan Suci Ramadhan

26 Juli 2012   21:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:35 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_189979" align="aligncenter" width="448" caption="Ibu Bagaikan Mentari yang Menyinari Dunia"][/caption]

Setiap kali datang bulan suci Ramadhan, maka orang yang paling sibuk adalah ibuku. Beliau bekerka selama hampir 24 jam melayani kami semua. Rasanya hanya sedikit waktu istirahatnya. Betapa tidak, dari mulai bangun tidur sampai tertidur lagi, ibu tak lelah dan letih mempersiapkan makan sahur, dan makan untuk berbuka puasa. Semua itu dilakukannya dengan riang gembira. Ibu selalu tersenyum melayani kami semua anggota keluarganya. Ibu bagaikan mentari pagi yang menyinari dunia.

Ibuku memang makhluk Allah yang paling baik. Beliau melayani kami semua anggota keluarganya dengan pelayanan terbaiknya. Tak pernah terdengar keluhan di bibirnya. Meskipun saya tahu harga kebutuhan pokok melonjak tinggi. Ibu harus pandai mengelola keuangan keluarga yang ada.

Hebatnya, makanan  4 sehat 5 sempurna selalu saja ada dihidangkan di meja makan keluarga. Ibu selalu saja mampu menyediakan makanan buat kami sahur dan berbuka puasa. Sambil tak lupa ibu mengingatkan kami untuk berdoa. Bersyukur kepada Allah atas segala nikmat dan rezeki yang diberikan hari ini. Siapa yang bersyukur, pasti akan ditambah rezekinya oleh Allah, Tuhan yang Maha Pemberi Rezeki.

Ibu adalah murobbiku. Ibu adalah guruku. Tak pernah lelah mengingatkan kami untuk beribadah. Senantiasa membaca Al-Quran dan sholat berjamaah di rumah Allah. Keteladanan ayah, juga membuat kami tak pernah lalai dalam sholat dan membaca kitab suci. Ayah lebih banyak memberikan kami contoh. Sedikit bicara, dan banyak bekerja. Saya bersyukur memiliki orang tua yang sangat perhatian kepada aktivitas anak-anaknya. Tak salah bila kami semua ingin menjadi anak yang sholeh dan sholekhah.

Bulan suci Ramadhan datang. Aktivitas ibadah harus lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Ibu selalu mengajariku agar sholat tepat waktu. Sebab seorang pemimpin harus mampu disiplin soal waktu. Siapa yang tak disiplin soal waktu, maka dia akan menjadi orang yang tak pandai mengelola waktu dengan baik. Hari-harinya berada dalam kerugian, dan menjauh dari kebajikan.

Ibu dan bulan suci Ramadhan membuatku teringat akan jasa-jasa almarhum ibu. Bulan Ramadhan adalah hari-hari dimana ibuku sibuk luar biasa. Melayani kami semua dengan segenap tenaga dan pikirannya. Ibu adalah adalah mutiara hati yang selalu bersemayam dalam gerak langkah kami.

Kini engkau telah tiada. namun sosokmu selalu terkenang di dalam jiwa dan raga ini. Jadikan kami semua anak-anakmu untuk selalu berbakti. Kami pun berharap medapatkan ridho Ilahi Robbi. Semoga Allah menjadikan puasa kami adalah puasa orang-orang yang pandai bersyukur dan berserah diri. Amin.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun