Mohon tunggu...
Aang Suherman
Aang Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perantau

Ekspresi apa adanya semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pasca Insiden KJRI Jeddah, Pelajaran Bagi Pelayanan Publik

12 Juni 2013   20:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:07 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimanapun peristiwa "kerusuhan' yang terjadi 2 hari yang lalu di KJRI Jeddah sebab utamanya adalah ketidakpuasan dan puncak kekecewaan sebagian TKI yang sedang mengurus dokumen kerjanya kepada pelayanan di lapangan oleh pihak KJRI.

Peristiwa ini bagi Kerajaan Saudi menganggap sebagai sebuah kerusuhan.Menganggu keamanan dan ketertiban di wilayah kedaulatannya,tidak aneh jika selanjutnya pihak keamanan setempat diberitakan menangkapi sejumlah pelaku kerusuhan.Menurut berbagai sumber tidak kurang dari 30 orang TKI ditangkap pasca insiden kerusuhan kemarin,Senin,10 Juni 2013 yang lalu.

Secara hukum mungkin TKI yang tertangkap dan kalau terbukti melakukan insiden kemarin itu bersalah,tetapi pada dasarnya bagi rekan TKI yang sedang mengurus dokumen di sana.mereka semua itu dianggap sebagai "pahlawan".Menganggap "pahlawan" karena setelah terjadi insiden itu,baru hampir semua pihak membuka mata,walau masih tetap ada pihak yang tak mau menyadari kekurangannya.

Semoga yang diberitakan 30 orang ditangkap polisi Saudi tersebut dapat didampingi bahkan dibantu oleh KBRI,paling tidak hak-hak asasi mereka diperhatikan lalu dideportasi kembali ke tanah air.

Dari pendapat kami kaum TKI Saudi,sepertinya insiden pembakaran pagar dan box plastik pembatas kemarin itu,hanyalah amarah dan insiden sesaat,karena kekecewaan akan lambat dan berbagai kecewa kondisional di lapangan.

Seperti ada seorang teman yang sedang mengurus di sana bagaimana sakit hati dan lelahnya,setelah berjam-jam mengantri,lalu di depan loket (petugas),hanya karena foto copy identitasnya kurang jelas,kertas lalu disobek dan disuruh mengantri lagi di belakang antrian yang mengular...?

Atau,ada TKI yang sejak pagi-pagi naik taksi dari luar kota Jeddah,lalu setelah ngantri habis waktu pelayanannya dan hanya ada pengumuman dari petugas,"..bapak,ibu sodara sekalian,waktu sudah habis,silahkan datang lagi besok hari...'".

Terbayang bagaimana mereka yang sudah panas-panas di suhu 45 DC,datang dari luar Jeddah,dengan ongkos atau bekal uang menipis,serta belum mendapat kepastian berhasil mendapat SPLP,dan sebagainya.Saya rasa siapapun orangnya pasti akan mudah marah,dan stress lalu mudah ikut-ikutan berbuat anarki.

Dan masih banyak contoh riil seperti ini terjadi pada kenyataan di halaman KJRI saat itu.

Meskipun memang diduga ada semacam provokasi jelek di awalnya,namun sebenarnya pelayanan lambat dan kurang tanggap-lah penyebab kerusuhan (insiden) KJRI pada hari Senin kemarin itu.Yang padahal,jika saja cepat tanggap dan benar sejati memperhatikan mereka ketika waktu 'darurat' ,massa membludak seperti pada saat "amnesti' itu,insiden memalukan seperti kemarin  mungkin tak akan terjadi.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun