Mohon tunggu...
Wido Cepaka Warih
Wido Cepaka Warih Mohon Tunggu... Lainnya - Urip iku urup

Suka bertualang, pembelajar, pernah menjadi tenaga pendidik di pelosok dan pendamping pulau-pulau terluar, pemerhati masyarakat, isu sosial, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aksi Tepian Negeri di Pulau Terluar Indonesia

22 Januari 2017   12:59 Diperbarui: 22 Januari 2017   14:02 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Larat dengan luas wilayah sekitar 124,89 Km2 merupakan salah satu dari empat pulau kecil terluar di Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang berdasarkan Perpres 78 tahun 2005 termasuk salah satu pulau terluar dari 92 pulau terluar berpenduduk yang ada di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga. Pulau Larat terletak di sebelah utara dari Pulau Yamdena (pulau terbesar di Kabupaten Maluku Tenggara Barat).

Secara administrasi seluruh desa-desa di Pulau Larat termasuk dalam wilayah Kecamatan Tanimbar Utara Kabupaten Maluku Tenggara Barat Propinsi Maluku. Berdasarkan data BPS MTB, 2014 Kecamatan Tanimbar Utara terdiri dari 8 desa dan 1 kampung dan khusus di Pulau Larat hanya terdiri dari 7 desa. Secara keseluruhan desa-desa di Pulau Larat terletak di sepanjang pesisir utara Pulau. Ketujuh desa di Pulau Larat tersebut antara lain Desa Ritabel, Desa Ridool, Desa Watidal, Desa Keliobar, Desa Kelaan, Desa Lamdesar Barat dan Desa Lamdesar Timur.

Pulau Larat merupakan pulau yang sudah memiliki infratruktur sarana dan prasarana yang memadai, seperi pelabuhan kapal barang, fery dan dermaga Jety Apung. Terdapat kantor pemerintahan, kantor Camat, Kantor KB, pos militer, kantor Pos dan Bank BRI. Saat ini sedang dilakukan proses pengerjaan jalan Trans Larat yang akan menghubungkan semua desa-desa di Pulau Larat, sehingga dapat mempercepat persebaran dan pertumbuhan ekonomi serta aksesbilitas yang memadai. Masyarakat di Pulau Larat cukup beragam jenis mata pencahariannya.

Ada yang berprofesi sebagai guru, PNS, nelayan, petani dan pembudidaya rumput laut. Potensi terbesar di Pulau Larat adalah perikanan tangkap, budidaya rumput laut dan kacang tanah. Saat ini harga rumput laut mengalami penurunan, yaitu Rp 5.000 - 6.000 per kg rumput laut kering. Hal ini sangat dirasakan betul oleh pembudidaya, sehingga beberapa pembudidaya mulai beralih ke kacang tanah. Untuk penerangan di Pulau Larat sudah terjangkau instalasi listrik PLN yang beroperasi dari pukul 18.00 – 06.00 WIT, hanya saja di dua desa paling ujung timur bagian pulau, yaitu desa Lamdesar Barat dan Timur masih sering padam hingga kini.

***

Ini cerita mengenai keseruan kegiatan Aksi Tepian Negeri di Pulau Larat. Langit kala itu menjadi saksi berkumandangnya Indonesia Raya dengan lantang dan berkibarnya Sang Saka Merah Putih dengan gagah disertai semangat kolaborasi masyarakat di desa Lamdesar Barat. Berikut cuplikan singkatnya:

Upacara Bendera 71 Tahun Indonesia Merdeka

Pukul 08.30 WIT masyarakat sudah mulai bersiap-siap menuju ke lapangan upacara bendera peringatan 71 tahun Indonesia Merdeka. Upacara kali ini diadakan di lapangan desa (depan lokasi pembangunan balai desa Lamdesar Barat). Masyarakat akan menjadi peserta upacara yang terbagi ke dalam tiap rukun tetangga (RT). Pemerintah desa pun telah berkumpul di salah satu rumah milik kepala urusan pemerintahan desa untuk dikawal pasukan Paskibraka menuju lapangan upcara.

Pukul 09.00 WIT masyarakat dan siswa-siswi SD Kristen Lamdesar Barat dan SMP Satu Atap Lamdesar Barat sudah bersiap di lapangan upacara. Pemerintah desa mulai bergerak menuju lapangan upacara dikawal oleh pasukan Paskibraka. Upacara dimulai dengan cukup khidmat dan tenang walaupun cuaca di lapangan cukup terik panas. Pembacaan teks proklamasi dibacakan oleh ketua pemuda desa dengan lantang dan semangat laiknya Sang Proklamator kita, Soekarno. 

Tiba saatnya pengibaran bendera yang sudah ditunggu-tunggu oleh peserta upacara, pasukan Paskibraka mulai bergerak memasuki lapangan upacara dengan penuh semangat. Pasukan berhenti di depan tenda peserta pemerintah desa untuk menerima bendera yang akan dikibarkan pada upacara tersebut.

Salah satu pasukan menerima bendera dari kepala desa Lamdesar Barat dengan penuh takzim dan penghayatan. Pengibaran sang saka Merah Putih berlangsung dengan penuh syahdu dan haru diiringi nyanyian Indonesia Raya dari peserta upacara, Indonesia Raya mengumandang dengan lantang di langit pulau terluar Indonesia bersamaan dengan berkibarnya Sang Saka Merah Putih dengan gagah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun