Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tata Krama dan Tata Bahasa dalam Bisnis Online

23 Desember 2011   12:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:51 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesan keripik lewat SMS? Kenapa tidak? Dengan merebaknya pemakaian media sosial untuk bisnis online, bahkan cemilan tradisional seperti keripik pun bisa naik gengsinya saat dipopulerkan via Twitter. Namun, bukan berarti pelaku bisnis online bisa seenak udelnya sendiri dalam berinteraksi dengan konsumen. Meski tidak ada tatap muka dalam transaksi produk yang dipasarkan secara online, tetapi kepercayaan dan kepuasan konsumen harus tetap diperhatikan. Jargon “pembeli adalah raja” tetap berlaku dalam bisnis online. Biasanya kesepakatan jual beli dilakukan via SMS, BBM atau chatting apabila si penjual belum memiliki website khusus untuk etalase produknya. Nah, interaksi melalui teks inilah yang butuh kehati-hatian, khususnya bagi si penjual. Karena wajah, sikap dan reaksi penjual diwakili oleh kata-kata yang dituliskannya. Mungkin pengalaman isteri saya yang hendak memesan produk keripik terkenal yang dipromosikan lewat Twitter, bisa menjadi pelajaran berharga bagi pelaku bisnis online. Suatu ketika, isteri saya mengirim SMS menanyakan apakah keripik tersebut bisa dipesan-antar. “Selamat siang mba, keripiknya bisa delivery ngga? Lokasi depok 1. Thanks,” tulis isteri saya. Beberapa saat kemudian SMS jawaban datang dari si penjual, tetapi cukup singkat. “Bisa tapi min 5 ya,” tulisnya, diikuti emoticon senyum biasa. “1 pcs berapa, mba? Ada biaya antar?” tanya isteri saya kembali. Di sini terlihat, si penjual kurang respons terhadap pelanggan. Harusnya di SMS jawaban pertamanya, si penjual sudah menjelaskan langsung berapa harga per bungkusnya, sekaligus biaya antarnya. Selain hemat SMS, juga menunjukkan kepedulian terhadap calon konsumen. Eh, penjual yang ini malah menjawab lagi dengan sebuah SMS yang membuat isteri saya sebagai calon konsumen malah jengkel dan tidak jadi memesan. “1nya 15 rb ongkirnya 5 rb 5 itu!!” tulis si penjual. Membaca SMS jawaban itu, isteri saya merasa tidak dihargai sebagai calon konsumen, karena kalimat yang ditulis tersebut diakhiri dengan dua tanda seru. Bagi isteri saya, tanda seru dalam percakapan lewat teks berarti ungkapan membentak, marah atau bahasa gaulnya: jutek. Setelah ditelusuri, agen produk keripik yang ngetop lewat Twitter itu memang terlihat masih ABG. Jadi sebenarnya bisa dimaklumi jika si penjual itu kurang memiliki pemahaman berinteraksi dengan segala macam orang dengan bahasa yang baik. Bisa jadi si penjual memang tidak bermaksud jutek, tapi dia tidak menyadari bahwa calon konsumen yang dijaringnya lewat dunia maya itu sangat beragam. Ketika berlaku sebagai penjual dalam bisnis online, tidak bisa si penjual berkomunikasi seolah dengan teman seusianya sendiri. Dunia maya juga mengenal tata krama dalam berinteraksi. Kebetulan juga, saya dan isteri termasuk pelaku bisnis online walau kecil-kecilan. Setiap ada calon konsumen yang bertanya lewat SMS, kami berusaha menjawabnya secepat mungkin dan sesopan mungkin. Meskipun misalnya, si calon konsumen itu bertanya dengan gaya gaul sok akrab, karena kami memasarkannya lewat forum-forum yang bisa dikategorikan gaul juga. Tapi kami tetap berhati-hati dalam menuliskan kalimat jawaban via SMS. Pernah suatu ketika ada seseorang mengirim SMS ke saya tentang produk kaos yang saya tawarkan lewat sebuah forum. “Gan, kaosnya gak bisa kurang nih? Ane baca di forum ****” Melihat gaya tulisannya, pasti orang itu bukanlah kakek-kakek, dan sepertinya sering sekali lalu lalang di forum-forum dunia maya, yang jelas saya menyimpulkan dia ini anak muda. Ya iyalah, kan tanya-tanya kaos oblong gitu loh… “Maaf gan, harganya sudah pas, @Rp. 50 rb, belum termasuk ongkos kirim. Kalau tertarik, silakan kirimkan alamat, untuk hitung ongkir, trims,” jawab saya. Saya rasa, jawaban saya di atas sudah cukup sopan, informatif dan tidak membuat si calon konsumen yang mencoba menawar menjadi jengkel. Mungkin beda kalau saya menjawab dengan gaya bahasa seperti berikut: “Sori gan, kagak bisa ditawar!!” Atau : “Wah, udah murah tuh! Kalau mau lebih murah bikin aja sendiri!” Tidak perlu tata bahasa serapi buku panduan EYD untuk menulis sebuah pesan singkat. Bahasa sehari-hari pun bisa dipakai untuk menghindari kekakuan. Namun, perlu juga kiranya dipelajari tentang apa fungsi tanda baca seperti tanda seru (!) dan tanda tanya (?). Salah menempatkan, bisa menimbulkan salah tafsir.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun