Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Diterima Jadi PNS, Kok Malah Mundur?

12 September 2018   21:55 Diperbarui: 13 September 2018   09:21 4632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tes CPNS (sumber foto: Kompas.com/Tribun/Herudin)

Tak lama lagi tes penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) akan segera digelar. Para pelamar dapat memilih akan mendaftar untuk penerimaan pada instansi pusat maupun daerah.

Meskipun belum resmi dibuka dan diumumkan, tetapi sudah banyak terdengar bahwa penerimaan CPNS ini akan diserbu pelamar. Seperti saat saya tak sengaja mendengar perbincangan di dalam KRL Commuterline sore tadi.

"Sepertinya banyak deh, rata-rata karyawan di lantai tempatku bilang mau daftar. Banyak juga mereka berharap diterima di daerahnya, pulang kampung gitu," ucap seorang pemuda kepada rekannya. Ditilik dari penampilannya, mereka adalah karyawan sebuah perusahaan swasta di Jakarta.

Sedemikian menarikkah bagi mereka untuk bisa diterima sebagai CPNS? Sebagai abdi negara? Hingga status pekerjaan saat ini pun rela ditinggalkan demi peluang menjadi CPNS? Menurut saya sah-sah saja. Setiap orang berhak dan memiliki alasannya masing-masing.

Hanya saja, tahukah anda bahwa setiap tahun selalu saja ada PNS atau bahkan yang masih berstatus sebagai Calon PNS (CPNS) malah mengundurkan diri dengan beragam alasan?

Beberapa tahun lalu ada tiga orang teman saya yang kemudian mengundurkan diri, meski baru seumur jagung diangkat menjadi PNS. Alasannya hampir senada, mereka tidak kuat harus berpisah dengan keluarga karena ditempatkan di daerah terpencil, bahkan kepulauan yang akses transportasinya sangatlah terbatas. Padahal sejak awal menjadi CPNS, pasti sudah dibekali pemahaman bahwa mereka harus siap ditempatkan di mana saja.

Di satu sisi alasan semacam itu manusiawi dan bisa dipahami. Pada sisi lain, pemerintah dirugikan karena kehilangan sumber daya manusia yang untuk anggaran tes seleksinya saja butuh biaya tidak sedikit.

Persoalan penempatan pegawai ini memang banyak terjadi pada instansi/lembaga atau Kementerian yang memiliki kepanjangan tangan di daerah alias vertikal, misal Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN), BKKBN dan lainnya.

Memang saat ini untuk menyikapi hal tersebut dibuat formasi penerimaan dengan menyebutkan nama jabatan dan daerah yang menerima lowongan. Misalnya untuk posisi petugas ukur di Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Anambas. Karena dalam hal ini instansi BPN membuka seleksi CPNS secara nasional maka bisa jadi pelamarnya dari berbagai daerah di Indonesia untuk posisi tersebut.

Bisa jadi pula si pelamar yang sudah diterima di Anambas ini berasal dari Kota Solo dan ketika dijalani ternyata sungguh terasa berat nian menjadi abdi negara di daerah tersebut. 

Sementara untuk minta pindah mungkin bakal terkabul setelah belasan tahun mengabdi di sana mengingat keterbatasan SDM dibandingkan kebutuhan tenaga di seluruh pelosok nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun