Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Oplosan yang Bikin Lelah...

28 Oktober 2017   22:46 Diperbarui: 28 Oktober 2017   23:20 2659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Kompas.com/Gerry Andrew Lotulang

Terus terang, sebagai seorang motor rider, saya lebih banyak mengisi bahan bakar eceran. Maklumlah, saya ini penggemar jalan tikus, jadi mana pernah ketemu SPBU di jalan tikus. Jalanan yang saya lalui lebih banyak dikuasai Pertamini dibandingkan Pertamina.

Hanya saja, beredarnya kabar yang bermunculan dari grup tetangga sebelah tentang bensin oplosan, membuat saya mulai gundah gulana juga. Bahkan ada yang bilang kalau para penjual bensin eceran makin terinspirasi menjual bensin oplosan sejak lagu dangdut koplo berjudul "Oplosan" mulai ngehits sejak beberapa waktu silam. Lah, ini kreatif atau ngawur yang bikin berita dengan ilmu "cocokology" demikian?

Padahal sebenarnya sudah sejak jaman NKOTB alias New Kids On The Block ngetop sebagai boyband, isu bensin oplosan ini telah beredar (hmm, jadi ingat umur...). Dulu kata orang-orang, katanya (sekali lagi katanya) bensin eceran tuh kadang dijual berupa campuran bensin dengan minyak tanah.

Nah, sekarang yang kekinian adalah isu oplosan antara Pertamax dan Pertalite. Penjual yang nakal dan jahatnya melebihi Rangga (pacarnya Cinta), sengaja mencampur Pertamax yang warnanya lebih ke biru dengan Pertalite yang berwarna hijau menggemaskan. Eh, ternyata setelah dioplos warnanya masih tampak biru. Jelas senyum-senyumlah oknum macam ini. Terbayang berapa duit yang bakal diraup.

Padahal, orang seperti saya kalau beli bensin eceran biasanya suasananya gelap, maklumlah pekerja berangkat pagi buta pulangnya malam. Jadi warna bensin seringkali makin tak jelas. Beda dengan lembaran rupiah yang sampai kapan pun bagi saya selalu jelas perbedaan antara lembaran warna merah dan biru.

Lha kalau saya harus memelototi apakah Pertamax yang saya beli murni atau sudah dioplos, lelah juga. Lelah jiwa dan raga tentunya. Apalagi kalau ditanya, si penjual bensin pasti ngaku kalau produknya murni dan original.

"Kalau saya mah jualnya murni, nggak tahu ya kalau kios lainnya," ucap penjual bensin eceran di jalur yang kerap saya lalui. Entah dia jujur atau ngeles, saya tidak bisa memastikan.

Memang, selama ini motor saya sepertinya tidak pernah memiliki masalah gara-gara kena bensin oplosan. Kata orang bengkel langganan saya, nggak masalah kalau isi tangki bensin ternyata bercampur Pertamax dan juga Pertalite karena sama-sama punya RON bagus.

Sementara kalau tanya ke orang Pertamina, jawabannya lebih berkelas. Produk Pertamina seperti Pertamax dan juga Pertalite ternyata mempunya kandungan aditif. Kalau dicampur bisa-bisa aditifnya tidak akan berfungsi maksimal bagi mesin. Kalau sudah begini, mesin motor kita yang bakal lelah.

Apa itu aditif? Kalau bahasa tetangga saya, aditif pada bahan bakar itu bak vitamin yang menyehatkan bagi tubuh. Hebat ya tetangga saya, padahal dia bukan ahli gizi lho.

Sekali-sekali sih boleh saja terjadi campuran jenis bahan bakar, dalam arti tergantung kondisi, misalnya saat perjalanan jauh mau isi Pertamax ternyata tidak ketemu. Bisa saja langsung mengisi dengan Pertalite tanpa harus menunggu isi tangki kosong. Kok bisa? Ya bisa saja, memangnya mau nunggu kendaraan mogok dulu kehabisan bensin di jalan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun