Mohon tunggu...
Prasasti Arti Widiastuti-wunder
Prasasti Arti Widiastuti-wunder Mohon Tunggu... -

- TKI di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wunderschoen Bayern

11 Agustus 2014   01:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:53 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14076708441460428888
14076708441460428888
14076708731035259727
14076708731035259727
14076709251942399516
14076709251942399516
1407670966945699177
1407670966945699177
1407671012579905161
1407671012579905161
1407671031317975204
1407671031317975204
1407671079427470284
1407671079427470284
14076711171836042857
14076711171836042857
1407671141680011048
1407671141680011048
140767116285334191
140767116285334191
14076711951417759946
14076711951417759946
1407671229753700516
1407671229753700516

12 Jam dari Aachen menuju Munich.

Akhirnya waktu yang ditunggu tiba juga liburan, setelah enam bulan tanpa mengambil cuti, tiba saatnya menikmati summer di Chiemgau, daerah yang terletak dinegara bagian bayern di Jerman, tepatnya oberbayern bagian tenggara, yang terletak dilembah pegunungan Alpen, yang berbatasan dengan Austria. Kabarnya sangat indah, penasaran karena ingin mengenal tempat tersebut maka kami memutuskan untuk berlibur disana selama seminggu.

Berangkat dari Aachen jam 6.50 untuk menghemat pengeluaran kami membeli Wochende Tiket seharga 44€ , bisa bepergian dengan maksimum 5 orang, dan kemana saja anda ingin pergi keseluruh Jerman tetapi tiket hanya berlaku sehari. Judulnya murah meriah pasti juga hanya bisa menaiki kereta regional yang berhenti di setiap statiun kecil, dan harus berganti kereta dibeberapa stasiun. Lamanya perjalanan 12 jam, 6 jam lebih lama dibandingkan kereta api cepat yang harga tiketnya untuk satu orang dua kali lipat dari wochenende Tiket. Ada harga yang harus dibayar untuk sebuah kenyamanan.

Karena naik kereta super murah, jadi kami tidak bisa langsung menuju inzell, kota dimana kami menginap selama liburan. Kereta terakhir dari München menuju desa tersebut berangkat jam 18:30 dan kereta tersebut hanya sampai stasiun Traunstein yang dari situ kami harus naik bis lagi menuju inzell, dan bis terakhir dari traunstein menuju Inzell berankat jam 17:30. Alternatif lain tentu saja tersedia Taksi, perkiraan kami harus membayar 35€.

Dari pada dana tersebut dipakai untuk membayar taksi lebih baik digunakan untuk menginap di Munich, kalau anda beruntung anda bisa menemukan pilihan hotel murah lewat beberapa online hotel provider. Tipp untuk yang bepergian dengan publik transport, pastikan bahwa hotel anda tidak terlalu jauh diluar kota München. Karena München adalah ibu kota negara bagian Bayern yang relatif besar, ada beberapa hotel meng-claim berada di München tetapi sudah berada di perbatasan atau diluar kota . Jadi check dari Munchen Hauptbahnhof (central station) berapa lama anda harus naik S-bahn atau U-Bahn atau bis untuk menuju hotel pilihan anda.

Rencananya kami sepakat jam 5 pagi berangkat sehingga kami bisa lebih awal tiba di Munich dan bermalam sehari di Munich.Rencana berangkat jam 5 pagi ternyata sulit terealisasi, meskipun jam 4 pagi kami sudah bangun, tapimempersiapkan perbekalan makan selama perjalanan ternyata butuh lebih dari satu jam. Seperti biasa suami sempat protes, mengapa bukan dari semalam dipersiapkan. Dengan sedikit ribut kecil, akhirnya kami baru berangkat jam 6:30 pagi.

Naik ke bis yang akan membawa kami ke Aachen, saya baru saja mengucapkan Guten Morgen, tiba tiba si supir langsung bilang:„nein - nein- nein“, dengan muka super bete dan mau langsung tancap gas, ketika dia melihat lembaran uang 50€. Saya sedikit melotot dengan ekspresi tanda tanya, saya bilang, saya mau beli wochenende tiket yang harganya 44€. Suami yang naik lewat pintu kedua, langsung berjalanmenuju kearah si supir, rupanya dia tidak suka istrinya diperlakukan tidak ramah. Dan langsung suami bicara dengan tidak ramah, katanya: „saya bisa melaporkan ke atasan anda, anda sangat tidak ramah“.

si supir yang memang dodol itu rupanya tidak terima dengan perkataan tersebut, langsung menjawab: „lihat ini di daftar monitor saya, tidak ada Wochenende tiket“. Suami jadi semakin sewot: „Tiket Wochenende sudah ada lebih dari 20 tahun“. Alhasil suami yang harus menemukan sendiri tiket Wochenende di monitor mini di samping supir, dan setelah mendapatkan kembalian 4€ kami mencari tempat duduk.

Setelah agak sedikit mereda emosinya, suami berkata: „Entah supir itu rasis atau agak gila katanya“. Saya hanya menimpali, mungkin dia tidak niat kerja, supir cadangan yang harus kerja di hari sabtu pagi menggantikan rekan kerjanya yang kebetulan tidak masuk. Tapi yang jelas dia sangat tidak service oriented, masa memperlakukan customer seperti itu, tidak ramah sama sekali.

Di Jerman membayar tiket bis yang hanya 2 atau 3€ dengan lembaran 50€ memang tabu, tetapi kalau jumlah yang anda bayarkan mendekati angka tersebut, tentunya bukan tabu, kecuali anda sial seperti kami yang bertemu supir dodol tadi.

Dari rumah kami naik bis menuju central station Aachen hanya 30 menit, dari Aachen kami naik kereta ke Cologne, kemudian dari Cologne kami harus ganti kereta menuju Koblenz, dari Koblenz kami harus berganti kereta lagi menuju Frankfurt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun