Senin, 12 Juni 2017, Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang memberikan penyuluhan dan pelatihan hidroponik kepada Kader Desa Asrikaton guna menanggulangi masalah yang sedang terjadi di Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, yaitu kurangnya lahan pertanian yang berakibat pada berkurangnya lapangan pekerjaan.
Berkurangnya lapangan pekerjaan di Desa Asrikaton disebabkan oleh proyek pembangunan yang semakin besar, sedangkan sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Oleh karena itu, Tim KKN Universitas Negeri Malang melakukan pemberdayaan melalui penyuluhan dan pelatihan hidroponik.
Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Nutrisi yang dibutuhkan pada tanaman hidroponik adalah AB MIX yang terdiri dari larutan A dan larutan B. Nutrisi digunakan sebagai pengganti pupuk pada tanaman bermedia tanah.
Jenis tanaman yang dapat dibudidayakan menggunakan hidroponik adalah sayuran, toga, dan buah-buahan yang ukurannya tidak besar atau tidak berupa pepohonan, sehingga hidroponik kit dapat menyangganya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah waktu yang diperlukan untuk panen hanya sebentar atau dalam hitungan bulan.
Contoh tanaman yang dapat ditanam menggunakan hidroponik adalah (1) sayuran yang berbuah seperti tomat, cabai, mentimun, dan terong, (2) sayuran dedaunan, seperti seledri dan daun bawang, (3) sayuran bung, seperti brokoli, dan kembang kol, (4) jenis umbi-umbian, yaitu wortel, kentang, dan bawang, (5) buah-buahan yang berbatang kecil, seperti anggur, semangka, dan strawberry, (6) toga, seperti kumis kucing, daun dewa, daun mint, dan ketumbar, atau (7) jenis tanaman bunga, seperti anggrek, bunga krisan, dan bunga mawar. Adapun teknik hidroponik dibagi menjadi tiga, yaitu (1) teknik larutan statis, (2) teknik larutan air, dan (3) teknik agrerat media.
Pada teknik larutan statis digunakan media tertentu dengan bagian dasar terdapat larutan yang mengandung hara makro dan mikro, sehingga ujung akar tanaman akan menyentuh larutan yang mengandung nutrisi. Sedangkan pada teknik larutan air, digunakan media yang dialiri air secara terus menerus oleh larutan nutrisi dari tandon besar melewati akar tanaman. Dan pada teknik agregat media, digunakan media berupa kerikil, pasir, arang sekam, batubara, atau media lain yang disterilkan. Pemberian nutrisi dilakukan dengan cara mengairi media tersebut melalui pipa dari tandon.
Secara prinsip, hidroponik dibedakan berdasarkan cara pengaturan aliran air agar tanaman dapat menyerap nutrisi secara maksimal. Sehingga terdapat dua sistem pada hidroponik, yaitu sistem statis (sistem air diam) dan sistem dinamis (sistem air mengalir). Selanjutnya, pada referensi hidroponik terdapat beberapa istilah yang dibuat sendiri oleh pembuat hidroponik, seperti sistem wick, yaitu sistem paling sederhana dan merupakan sistem statis, karena tidak ada bagian-bagian yang bergerak, sehingga nutrisi mengalir pada media tanam dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu. Adapun media yang digunakan adalah aqua bekas, dengan media tanam rockwool. Sumbu yang digunakan pada "Penyuluhan dan Pelatihan Hidroponik" oleh Tim KKN Universitas Negeri Malang adalah kain flanel.Â
1. Pipa paralon ukuran 2 dan 1,5 dengan panjang 2m dan tinggi 2m
2. Pompa aquarium dengan tinggi 3m (lebih tinggi dari pipa paralon, agar air dapat mengaliri pipa)