Mohon tunggu...
Yohanes Wempi
Yohanes Wempi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aktifis bermasyarakat, fokus bergerak dibidang budaya minangkabau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendikbud Gagap, Ujian Nasional 2013 Bermasalah

16 April 2013   22:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:05 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Carut marut serta gagalnya dunia pendidikan nasional saat ini sudah terlihat nyata, Situasi ini terjadi di awali gagapnya Kementirian Pendidikan Kebudayan Nasional menerapkan kurikulum baru 2013 di sekolah. Hambisi Mentri M. Nuh yang didukung Presiden SBY untuk menerapkan kurikulum 2013 dengan anggaran Rp. 2,49 Triliun mendatangkan pro dan kontra di tengah dunia pendidikan nasional. Ada pengamat pendidikan menilai bahwa lahirnya kurikulum 2013 ini penuh dengan muatan kepentingan bagaimana Mendikbud bisa henghabiskan dana APBN (dua puluh persen) yang dialokasikan oleh parlemen untuk pendidikan.

Kondisi gagapnya mentri M. Nuh menerapakan kurikulum 2013 ini berimbas terhadap tidak siapnya sumber daya manusia (SDM) pendidikan untuk menjalankannya, baik SDM pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia, ada beberapa daerah kabupaten/kota yang terang-terang meminta Kementrian menunda dulu penerapan kurikulum 2013 tersebut, dan ada yang meminta kurikulum 2013 tersebut dibatalkan.

Belum selesai permasalahan gagapnya Mendikbud melaksanakan kurikulum 2013. Saat ini ada lagi kasus yang memalukan terjadi dilakukan oleh jajaran Kementrian yang dipimpin oleh M. Nuh ini, yaitu gagalnya pelaksanaan ujian nasional SMU serentak dilakukan tanggal 15 April 2013 yang lalu. Dari penyampaian Mendikbud melalui jumpa pers ada 11 (sebelas) provinsi yang tidak bisa melaksanakan ujian pada jadwal tersebut dikarnakn gagalnya PT Ghalia Indonesia Printing mencetak soal, situasi ini baru diketahu H-2 sebelum ujian dilaksanakan.

PT Ghalia Indonesia Printing yang gagal mencetak soal ujian ini merupakan perusahan yang tidak menang tender, tetapi dengan adanya campur tangan dari pihak-pihak Kementrian akhirnya PT Ghalia ini ditunjuk melaksanakan percetakan soal ujian tersebut. Ini perlu ada penjelasan dan pengusutan dari pihak penegak hukum, apakah mekanisme seperti diatas bisa mendapatkan pengerjaan tersebut, merupakan hal yang wajar atau melanggar hukum, jawabanya di tunggu dari gerakan penegak hukum itu sendiri nanti.

Dalam catatan pemberitan yang ada, PT Ghalia ini pernah dipercayakan mencetak surat suara Pilpres 2009, namun pada waktu itu Bawaslu melakukan sidak ke pabrik PT Ghalia di Bogor dan hal hasil menemukan perusahaan ini tidak menyediakan tempat khusus untuk mengepak surat suara Pilpres hingga bercampur dengan pengepakan barang cetakan lainya seperti buku dan majalah, tidak itu saja, banyak temuan lain Bawaslu pada sidak tersebut, yang pada akhirnya PT Ghalia dianggap bermasalah.

Kegagalan Mendikbud melaksanakan ujian nasional tidak saja terjadi disaat proses tender dan percetakan, dalam pendistribusian soal ujian pun juga terjadi permasalahan, ada beberapa sekolah di Sumatra Utara dan Banten yang tidak mendapatkan soal ujian dikarnakan belum datang kiriman soal ujian tersebut. Begitu juga dalam pelaksanaan ujian, di daerah Bantul, Malang, Padang Pariaman ditemukan soal ujian nasional Bahasa Inggris terselip dalam paket soal ujian Bahasa Indonesia.

Apa bila diuraikan secara detil cukup banyak permasalahan yang terjadi pada UN 2013 khusus untuk SMU itu, namun dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesalahan UN 2013 yang terjadi, merupakan tanggung jawab mentri M. Nuh dan jajarannya yang tidak profesional dalam mempersiapkan tender soal ujian, pendistribusian dan teknis lainya. Kesalahan ini sangat fatal apabila dilihat dari tanggung jawab dan kewenangan Mendikbud yang dimiliki.

Maka dengan banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi di dunia Pendidikan Indonesia saat ini, seperti sebahagiannya yang diuraikan diatas. Pertanyaannya, ini salah siapa?, itu pertanyan yang perlu dijawab dalam paparan ini. Sebahagian orang mungkin menilai dan menjawab bahwa ini merupakan kesalahan seorang Mentri dan Presiden. Apabila ini kesalahan Mentri berarti ini kesalahaan M Nuh. Maka wajar sang Mentri dengan hati lapang mengundurkan diri*.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun