Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Bagi Pelatih Argentina: Pertahanan Terbaik adalah Bertahanlah Lebih Baik dari Lawan

13 Juli 2014   20:18 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:27 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14052342621939041317

(Martin Demichelis pemberi rasa aman dilini pertahanan Argentina / sumber foto : dailymail.co.uk)

"Kami tidak takut Jerman , kami respek kepada mereka. Akhirnya kami kembali bertemu setelah kekalahan 0-4 di Afrika Selatan yang terkenal itu. Tetapi ini akan menjadi pertandingan yang sama sekali berbeda," ujar bek Argentina, Martin Demichellis.

Yach takdir akhirnya mempertemukan kembali Argentina dengan Jerman. Dua kali berturut-turut di perempat final Piala Dunia 2006 dan 2010 yang dimenangkan Jerman. Serta final Piala Dunia 1986 dan 1990 yang dimenangkan masing-masing oleh Argentina dan Jerman (waktu itu masih Jerman Barat).

Perubahan dilakukan oleh pelatih Alejandro Sabella selama di Brazil. Alih-alih menggeber permainan menyerang sebagaimana yang diperlihatkan Maradona di PD 2010, Sabella memilih jalan aman dengan meninggalkan jargon sepakbola menyerang adalah pertahanan yang baik. Argentina lebih menerapkan jargon pertahanan terbaik adalah bertahan lebih baik dari lawan.

Sehingga wajar dibabak 16 besar hingga kesemifinal, Alejandro Sabella lebih mendahulukan sosok Martin Demichellis dibanding menurunkan Federico Fernandez untuk membentuk tembok tangguh dengan Ezequel Garay. Faktor ketenangan dan pengalaman yang dimiliki Demichellis menjadi alasan utama sang pelatih 59 tahun tersebut.

Dan kini ujian lini pertahanan Argentina mendapat lawan yang trengginas dalam hal penyerangan dan memiliki kemampuan merata dalam mencetak gol, Jerman yang telah mencetak 17 gol hingga babak semifinal dan yang lebih sensasional jelas kemenangan 7-1 Thomas Muller dkk atas tuan rumah Brazil di semifinal.

Pola delay football yang diterapkan Sabella dengan Mascherano sebagai sosok sentral di tengah membuat Messi harus berkorban untuk membantu pertahanan dengan lebih serang turun ke tengah untuk menjemput bola dan membiarkan Higuain terasing didepan. Jika kesempatan untuk menggempur pertahanan lawan terbuka barulah Messi dibantu Lavezzi, Di Maria, Enzo Perez dengan cepat melakukan penetrasi ke pertahanan lawan.

Laga final nanti malam menjadi ujian pertahanan Argentina yang dikoordinir Demichellis dan Garay serta gelandang pengangkut air, Mascherano. Messi tetap menjadi andalan untuk membongkar pertahanan Jerman yang juga cukup bagus sejauh ini. Magis Messi jelas sangat diharapkan oleh seluruh pendukung Argentina, punggawa 'Albiceleste' serta sang pelatih Sabella.

"Ini perjalanan panjang dengan banyak pengorbanan, banyak kritik, tetapi kenyataannya bahwa pekerjaan ini dibayar dengan jalan panjang. Lanjutkan mimpi," ungkap gelandang bertahan Lucas Biglia.

"Semuanya meninggalkan jiwanya dilapangan. Pengorbanan dari semuanya adalah untuk tepuk tangan. Kami layak bermain di final," ujar Ezequel Garay.

"Saya bangga menjadi bagian dari tim ini," tegas Lionel Messi. (sumber : harian top skor)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun