Mohon tunggu...
Irwan Thahir Manggala
Irwan Thahir Manggala Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Orang yang Sudah Mati Benar-benar Sudah di ALAM KUBUR . Semoga kita terhindar dari golongan orang yang SEMANGATNYA LAGI TERKUBUR.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meneropong Kepribadian Capres-Cawapres 2014

18 Juni 2014   08:01 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:17 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pesona menakjubkan: Irwan Thahir Manggala - Siapa bisa mengira kalau pekerjaan ilmiah pun tidak lepas dari tanggapan macam-macam. Belum lagi secara internal pekerjaan itu banyak buat "berantem", kurang tidur dan jatah waktu yang sangat singkat. Niniek L Makarim, Bagus Taqwin, duet dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia telah menerobos konsep mencermati kepribadian  pasangan capres-cawapres sejak Pemilu 2004. Pada waktu itu tidak sedikit kalangan akademisi mempertanyakan tidak ada izin dari yang diteliti.

Bagus dan Niniek akhirnya bisa keluar dari kritik yang muncul dari psikolog yang memegang ketat pendekatan kuantitatif  dan kode etik psikolog. Pada perkembangannya, malah kedua pecinta dunia seni itu bisa dianggap sebagai pembuka warna baru psikologi - yang selama ini dianggap ilmu psikologi hanya bertengger di menara gading. Karya olah penelitian mereka didukung tim sudah dibukukan "Sang Kandidat" dan menjadi rubrik khusus "Kandidat" di Kompas.

Bagaimana tidak repot untuk mencari jejak rekam 10 orang calon pasangan capres cawapres. Pemilu 2004 menampilkan 5 pasangan; Megawati-Hasyim Muzadi, Wiranto-Salahuddin Wahid, Amien Rais- Siswono Yudhohusodo, Hamzah Haz-Agum Gumelar, Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Berlanjut mebuat lagi dokumen pasangan capres-cawapres 2009: Megawati-Prabowo, Jusuf Kalla-Wiranto, dan Susilo Bambang Yudhoyono -Boediono. Pasangan calon gubernur DKI Jokowi -Basuki Tjahaya Purnama juga masuk dalam sorotan Niniek dan Bagus, bersama pasangan lainnya; Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, AlexNoerdin-Nono  Sampono, Faisal basri-Biem benjamin, Herdardji Soepandji-Ahmad Riza Patria, Hidayat Nur Wahid- Didik J Rachbini.

Saya sempat mengamankan dokumen  tulisan Bagus dan Takwin yang dimuat di Kompas; tulisan Vincentia Hanni, Kompas 3 Juli 2004, Penelitian Bagus dan Niniek dimuat di Kompas 21-26 Juni 2004.  Apa dan bagaimana psikogenesa, sempat dimuat halaman pertama Kompas tertanggal 29 Juni 2009. Tulisan Bagus dan Niniek yang mengaitkan psikogonesa kembali muncul diantara kandidat DKI (lihat Kompas tanggal 25-30 Juni 2012).

Dengan bungkus 'Psikogonesa', Niniek dan Bagus telah mengambil kesimpulan. Wiranto yang merupakan pengawal setia yang selalu waspada bergabung dengan Salahuddin Wahid adalah pasangan yang ingin menjauhkan konflik. Megawati yang mampu bertahan dari masa lalu yang kelam bergabung dengan Hasyim Muzadi akan menghasilkan kepemimpinan yangformal dan cenderung defensif.

Amien Rais yang disebut oleh Naniek dan Bagus sebagai Si Kancil yang ingin menyenangkan banyak orang bergabung dengan Siswono Yudhohusosdo yang merupakan pekerja keras akan menghasilkan kepemimpinan yang merupakan perpaduan ego ideal dan ego realistis. Susilo Bambang Yudhoyono yang memiliki karakter "anak charming" ,teori Alfred Adler, bergabung dengan Jusuf Kalla yang realistis akan menghasilkan kepemimpinan yang hati-hati dan kecepatan memanfaatkan kesempatan.

Hamzah Haz yang kompromis bergabung dengan Agum Gumelar yang memiliki kemampuan presentasi  diri baik akan menghasilkan kepemimpinan yang merupakan perpaduan kompromi dan menganggap penting presentasi diri. Hamzah dan Agum sama menganggap penting lingkungan sosial dan berusaha menampilkan diri agar sesuai dengan msyarakat di lingkungannya.

Belajar dari Pilpres 2009

Seperti apa gambaran paduan ketiga pasangan capres-cawapres 2009, pasangan Megawati=Prabowo dianggap paduan ketangguhan dan kekerasan hati untuk mencapai kejayaan. ,Pasangan Jusuf Kalla-Wiranto dianggap perpaduan progresifitas dan loyalitas. Sedangkan di pasangan SBY-Boediono dianggap paduan kehati-hatian dan kecermatan yang menonjol.

Bagaimana cara mendapatkan metode dan bahan untuk memadukan pasangan capres-cawapres? Menurut Niniek dan Bagus,metode yang digunakan berdasar metode teleanalysis(pemeriksaan dari jauh). Bahan diambil dari menganalisis rekaman audiovisual, transkrip pidato, serta wawancara mereka tang dimuat media massa dalam waktu empat tahun terakhir.

Landasan teori untuk memahami kepribadian pasangan capres-cawapres adalah berdasar untuk memperoleh profil kandidat presiden  dan wakil presiden. Pendekatan psikobiografi mengasumsikan bawa orang  mempertahankan karakter psikologisnya agar ia memiliki pengaruh bermakna terhadap kejadian dan hasil dalam dunia nyata(Houghton, 2009). Dengan analisis psikobiografi, unsur kepribadian yang indikasinya ditemukan pada capres-cawapres itu dirangkai agar konsisten dan koheren dengan teori.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun