Mohon tunggu...
Erna Wati
Erna Wati Mohon Tunggu... guru -

Guru SD yang baru akan mulai belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kami Dilecehkan Penjual Obat Kuat

27 Maret 2017   03:23 Diperbarui: 27 Maret 2017   03:38 1809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Walau pekerjaan saya sehari- hari hanya pendidik SD di desa terpencil, namun  kehidupan rumah tangga saya dengan suami cukup bahagia tidak kurang satu apa pun. Sebelum mulai menulis di Kompasiana kami tidak pernah dihina siapapun, tetapi yang terjadi hari Rabu kami merasa dilecehkan oleh tukang penjual obat kuat. Kurang ajar sekali.

Sebelum mulai menulis di Kompasiana, kami tidak mengenal media sosial apa pun. Yang namanya facebook yang sudah familiar di kalangan anak- anak pun kami tidak memiliki akun karena sinyal di desa kami hilang muncul semaunya. Sampai akhirnya saya membuat akun di Kompasiana sebenarnya melalui proses cukup panjang. Yang mana sebelum resmi mendaftar suami memberikan syarat diantaranya untuk tidak terlalu larut dalam urusan tulis menulis, beliau juga harus tahu soal pasword.

Syarat lainnya suami meminta agar ketika menulis tidak membuat anak- anak terbengkelai dan semua pekerjaan rumah sudah beres. Bagi saya syarat itu tidaklah memberatkan karena setiap pagi sebelum Subuh saya sudah terbangun. Sehingga saya bisa memilih waktu ini untuk menuliskan segala sesuatu. Begitu juga untuk menjawab komentar yang masuk saya bisa mengambil sepulang mengajar.

Karena memang tujuan saya belajar menulis dan tidak mau yang aneh- aneh, permintaan suami saya penuhi. Beliau setiap saat bisa membuka akun saya di Kompasiana dan mengetahui segala komentar di inbok. Bahkan suami sempat memberikan apresiasi ketika tulisan perdana saya tertanggal 21 Maret 2017  dalam waktu setengah jam sudah ada di daftar Nilai Tertinggi.Siang harinya kembali suami memberikan apresiasi karena tulisan yang sama masuk dalam daftar Terpopuler dan Gres.

Pulang mengajar saya segera menjawab komentar- komentar yang masuk, jumlah tanggapan dari para penulis (kompasianer) sangat menggembirakan. Ada vote sebanyak 42 dan komentar 43 orang. Bisa dimaklumi kalau saya sangat bahagia karena disambut hangat oleh teman- teman di Kompasiana. Sehari kemudian tanggal 22 Maret 2017 saya kembali posting tulisan tentang anak di bawah umur yang bekerja sebagai penari bugil di semarang. Walau judulnya diganti tetapi saya tetap gembira karena vote 17 dan komentar ada 19.

Komentar yang masuk ada yang mendukung ada yang terang- terangan tidak setuju, bagi saya bukan sesuatu yang merisaukan. Apa pun bentuk tulisan pasti mengundang reaksi bermacam- macam. Sebaik apapun suatu tulisan pasti tetap ada yang menentangnya. Karena tidak ada orang yang sempurna.

Ketika saya membaca komentar- komentar yang masuk kebetulan suami juga ikut memperhatikan, saya terkejut melihat komentar dari Apotek Perkasa yang memberikan penawaran obat pembesar merk hammer of thor seharga Rp 600 ribu/ botol, katanya berfungsi untuk kuat ereksi, tahan lama, mengobati impoten dan lain sejenisnya. Yang menjengkelkan iklan terselubung itu masuk pk 11.19 tentunya saya masih di dalam kelas.

Kami jelas merasa dilecehkan dengan komentar berisi penawaran ini, kami merupakan pasangan muda yang tidak memiliki masalah seksual. Selama 8 tahun menjalani pernikahan hubungan yang ada kaitannya nafkah batin sama sekali tidak ada masalah. Begitu juga soal kesuburan kami terbukti sangat subur karena telah memiliki dua orang anak.

Sebagai pendidik dan sebagai keluarga yang harmonis kami merasa akun Apotek Perkasa itu tidak pantas muncul di Kompasiana. Karena Kompasiana juga merupakan media publik yang setiap orang bisa membacanya tanpa dibatasi usia. Mungkin saja ada orang yang merasa terbantu oleh iklan itu, tetapi bagi kami yang sehat tetap merasa dilecehkan dan dihina. Orang tidak bermasalah apa pun ditawari obat kuat jadi jangan salahkan kami kalau komentar itu langsung kami hapus.

Menunggu Subuh 27 Maret 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun