Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Politik

MP3EI, Bukti SBY Peduli Pemerataan Pembangunan

7 Mei 2013   14:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:57 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari sejak era Orde Baru, kita sudah familiar dengan kata-kata pemerataan pembangunan. Katanya, masalah Indonesia dalam hal pembangunan adalah tidak meratanya pembangunan tersebut. Seolah-olah Pula Jawa begitu pesatnya maju dengan berbagai pembangunan, sementara pulau-pulau lain tertinggal jauh.

Seringkali atas alasan pembangunan yang tidak merata inilah lalu muncul pemikiran dan gerakan separatis. Maka, masalah pemerataan pembangunan ini adalah hal penting yang harus dicari jalan keluarnya oleh setiap pemimpin bangsa ini.

Sadar akan hal itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah melahirkan sebuah gerakan nasional yang diberi nama MP3EI yang merupakan kependekan dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.

MP3EI tercantum dalam Perpres No 32 Tahun 2011. Disebutkan, MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia. Kebijakan ini berlaku untuk periode 15 tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025.

MP3EI merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden SBY yang disampaikan pada retreat Bogor tanggal 30-12-2010 dan Raker Presiden di JCC tgl 10-1-2011. Ada beberapa dasar pemikiran yang melandasi dibuatnya MP3EI.

Bahwa, sepanjang sejarah kemerdekaan selama lebih dari enam dasawarsa, Indonesia telah mengalami beragam kemajuan di bidang pembangunan ekonomi. Ekonomi Indonesia terus bergerak dari berbasis kegiatan pertanian tradisional, hingga menjadi negara dengan proporsi industri manufaktur dan jasa yang lebih besar

Kemajuan ekonomi juga telah membawa peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang tercermin tidak saja dalam peningkatan pendapatan per kapita, namun juga dalam perbaikan berbagai indikator sosial dan ekonomi lainnya termasuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam periode 1980 dan 2010, IPM meningkat dari 0,39 ke 0,60.

Keterlibatan Indonesia pun sangat diharapkan dalam berbagai forum global & regional seperti ASEAN, APEC, G-20, & kerjasama bilateral lainnya. Keberhasilan Indonesia melewati krisis ekonomi global th 2008 mendapatkan apresiasi positif dari berbagai lembaga internasional.

Keberadaan Indonesia di pusat baru gravitasi ekonomi global, yaitu kawasan Asia Timur & Asia Tenggara, mengharuskan Indonesia mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk mempercepat terwujudnya suatu negara maju dengan hasil pembangunan dan kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat.

Dalam konteks inilah Presiden SBY menyadari perlunya penyusunan MP3EI untuk memberikan arah pembangunan ekonomi hingga 2025. Melalui percepatan & perluasan pembangunan ekonomi ini, perwujudan kualitas Pembangunan Manusia Indonesia sebagai bangsa yang maju tidak saja melalui peningkatan pendapatan dan daya beli semata, namun dibarengi dengan membaiknya pemerataan dan kualitas hidup seluruh bangsa.

Sebagai salah satu langkah kongkritnya, pemerintahan telah merencanakan industri manufaktur (pengolahan) ke luar Pulau Jawa ditargetkan naik menjadi 40% pada 2014. Saat ini, persebaran manufaktur di luar Jawa masih 30% dan sebagian besar mencapai 70% ada di Jawa.

"Tahun 2014, petanya harus berubah, yakni setidaknya sekitar 40% industri bergerak dan tumbuh di luar Pulau Jawa," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin, April lalu.

Nah, bagi kalian-kalian semua yang mempertanyakan integritas SBY menjalankan pemerintahannya demi rakyat, inilah jawaban buat kalian! Amati dengan benar, jangan hanya ingin mengkritik dan mencela saja!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun