Mohon tunggu...
Monica Warih
Monica Warih Mohon Tunggu... Relawan - Personal

Hidup sederhana namun bermakna bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Massa Mengangkat Budaya sebagai Sarana Penyampaian Pesan Pelestarian Lingkungan

15 September 2017   09:17 Diperbarui: 15 September 2017   09:29 1317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pada era modern saat ini, banyak kemudahan yang ditawarkan dengan teknologi-teknologi. Namun kemudahan tersebut menimbulkan efek negatif bagi masyarakat. Efek yang timbul diantaranya adalah masyarakat menjadi kurang peka terhadap pelestarian budaya dan lingkungan. Masyarakat yang terlalu asyik menggunakan smartphonemenjadi kurang peduli pada lingkungan sekitar dan kearifan lokal yang ada.

Permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini berupa eksploitasi lingkungan yang semakin meluas akibat perkembangan teknologi. Selain itu, kebutuhan manusia yang semakin kompleks dapat merusak tatanan ekosistem alam. Kebutuhan manusia, misalnya kebutuhan pangan membuat banyak perusahaan berusaha mencari inovasi baru yang dapat menarik minat masyarakat.

Banyak perusahaan menggunakan teknologi untuk membuat makanan-makanan instan yang mempermudah masyarakat dalam mengolah dan mengonsumsi makanan tersebut. Produk olahan yang dibuat oleh perusahaan dikemas dalam plastik yang tidak ramah lingkungan. Selain itu, limbah perusahaan yang mengolah produk tersebut apabila dibuang ke sungai secara sembarangan dapat merusak ekosistem air sungai.

Kemajuan teknologi juga terjadi dalam bidang komunikasi. Saat ini, muncul berbagai media massa online yang mempermudah masyarakat mengakses berbagai macam informasi. Peran media massa dalam kaitannya dengan lingkungan yaitu memberitakan mengenai kerusakan lingkungan, memunculkan isu-isu tentang lingkungan, memberikan informasi tentang kearifan lokal, menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, menjadi penyampai pesan mengenai pelestarian lingkungan, mempengaruhi opini masyarakat yang akhirnya dapat memunculkan solusi dan inovasi demi kelestarian lingkungan (Nugraha dan Bakti, 2017).

Media massa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi persepsi khalayak terhadap suatu isu yang dianggap penting oleh khalayak. Hal ini sesuai dengan teori agenda setting. Media memiliki peran menjadi mediator antara publik dengan pemerintah. Isu-isu tentang kearifan lokal yang berhubungan dengan lingkungan diangkat oleh media sehingga khalayak menganggap isu tersebut merupakan sesuatu yang penting. Nugraha dan Bakti (2017) juga mengatakan bahwa dalam media cetak, informasi-informasi mengenai lingkungan hidup dan budaya lokal masih terbatas. Isu lingkungan akan menjadi berita yang efektif apabila dikemas dalam pemberitaan langsung (straight news).

Nugraha dan Bakti (2017) mengangkat pemberitaan di Pikiran Rakyat edisi 9 Mei 2017 mengeni tradisi Nyacar Lembur sebagai kajian komunikasi lingkungan. Nyacar Lembur merupakan salah satu contoh kearifan lokal yang menggambarkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Nyacar lembur adalah adat istiadat orang Priangan (Sunda Buhun). Nyacar lembur ini berupa seni drama tari yang menggambarkan kepedulian masyarakat Priangan pada kelestarian lingkungan. Tradisi ini memadukan unsur budaya dan lingkungan.

Perpaduan tampak pada simbol-simbol yang dilambangkan dengan gerakan tari dan pakaian. Pakaian para penari menggunakan kain berwarna putih, hitam, dan merah. Warna putih melambangkan kesucian air, hitam melambangkan tanah, dan merah melambangkan udara. Tradisi nyacar lembur dapat digunakan untuk menyampaikan pesan mengenai pentingnya kelestarian lingkungan, tidak hanya untuk saat ini tetapi juga untuk masa yang akan datang.

Menurut Robert Cox (2010), komunikasi lingkungan adalah sebuah studi tentang cara manusia berkomunikasi mengenai lingkungan, efek komunikasi terhadap persepsi mengenai lingkungan, dan relasi manusia dengan alam semesta. Komunikasi lingkungan dapat digunakan untuk menciptakan kesepahaman mengenai permasalahan lingkungan. Media massa membantu menyampaikan pesan mengenai permasalahan lingkungan kepada masyarakat luas.

Pesan yang disampaikan dalam media merupakan pesan yang bersifat obyektif, artinya pesan tersebut mengandung nilai-nilai dan fakta, bersifat netral, serta tidak memasukkan opini penulis ke dalam berita. Pemberitaan di media massa mengenai tradisi Nyacar Lembur dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Kemajuan teknologi menandakan kemajuan pemikiran manusia. Hal ini ditunjukkan dengan masyarakat yang percaya pada Tuhan dan mulai meninggalkan budaya karena dianggap tidak sesuai dengan kepercayaannya. Dalam adat istiadat atau suatu budaya biasanya masih menggunakan unsur-unsur magis sehingga masyarakat yang tidak percaya pada hal-hal lain selain Tuhan mulai meninggalkan budaya dan adat istiadatnya. Padahal dari budaya tersebut ada pesan penting yang ingin disampaikan. Misalnya dalam adat istiadat Nyacar Lembur, pesan yang ingin disampaikan adalah mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Pola berpikir yang sudah semakin maju dan semakin kritis itu, menjadi tantangan bagi media untuk mengemas berita menjadi lebih kritis lagi. Media menggunakan teori agenda setting untuk menggiring pembaca pada isu-isu penting tentang lingkungan sehingga terbentuk pola pikir serta persepsi seseorang mengenai permasalahan lingkungan dan penanggulangannya. Dengan terbentuknya persepsi tentang lingkungan, diharapkan seseorang dapat turut menjaga kelestarian lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun