Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalaman Masa Kecil Membuat Ahok Jadi Non-Muslim yang “Islami”

24 November 2014   05:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:01 7419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_337268" align="aligncenter" width="630" caption="Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama di atas panggung Kompasianival 2014 (22/11/2014)."][/caption]

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hadir sebagai tamu spesial pada ajang Kompasianival 2014 yang digelar di Gedung Sasono Taman Mini Indonesia Indah pada Sabtu, 22 November 2014. Pada kesempatan tersebut Ahok berbagi banyak cerita mulai dari strateginya membenahi Jakarta yang sudah dirintisnya bersama pendahulunya, Presiden Jokowi, hingga cerita-cerita inspiratif yang membuat seisi gedung royal memberinya tepuk tangan. Ahok juga sempat menyinggung beberapa persoalan sensitif terkait FPI, gangster sekolah hingga perseteruan antara supporter sepakbola The Jakmania dan Viking.

Dengan gaya yang khas dan blak-blakkan, aksi Ahok pada ajang tahunan pertemuan para blogger Kompasiana itu sukses meraih simpati ratusan orang yang hadir. Salah satu yang menarik perhatian dan mengundang decak kagum adalah penuturan Ahok ketika menjawab pertanyaan salah satu blogger tentang sosoknya yang dianggap sebagai miniatur keberagaman Indonesia. Menjawab pertanyaan itu Ahok pun berkisah tentang masa kecilnya di Belitung. “Saya tinggal di lingkungan yang mayoritas penduduknya beragama Islam, juga kelompok Masyumi. SD sampai SMP saya di sekolah Islam, bahkan nilai agama Islam saya sering lebih baik dari teman-teman”. Begitulah Ahok mengingat masa kecilnya.

[caption id="attachment_337269" align="aligncenter" width="606" caption="Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berbagi cerita dan gagasannya selaku pemimpin DKI termasuk pengalamannya di masa kecil yang membentuk pandangan-pandangannya saat ini sebagai pemimpin."]

14167562712120422543
14167562712120422543
[/caption]

Ahok mendapatkan banyak kesan dari kehidupan masa kecilnya. Ketika menempuh pendidikan di sekolah Islam, Ahok beberapa kali mengikuti kelas pelajaran Agama Islam meski ia seorang non Muslim. Bahkan nilai ulangan pengetahuan dasar agama Islamnya seringkali lebih tinggi dibanding teman-temannya yang beragama Islam karena ia tak diharuskan mengerjakan soal-soal yang susah seperti bahasa Arab.

Kesan baik terhadap Islam dan beberapa ucapan guru agamanya di SD dan SMP terus diingat oleh Ahok hingga kini. Oleh karena itu meski bukan pemeluk Agama Islam, ia kerap mengutip beberapa ajaran Islam untuk menjelaskan sesuatu masalah. Bahkan di panggung Kompasianival Ahok kembali menegaskan ia perlu mengucapkan Istighfar atas dilantiknya ia sebagai Gubernur DKI.

Nilai-nilai toleransi beragama dan menyayangi sesama manusia juga Ahok dapatkan dari nasihat-nasihat ayahnya. Menurutnya sejak kecil ia diajari untuk berbagi dengan siapa saja apapun agamanya. Ahok masih terus mengingat nasihat ayahnya untuk selalu berbuat baik dan menolong sesama tanpa harus menunggu menjadi orang kaya. “Pokoknya kalau ada yang bisa dibantu, bantu saja sebisanya”. Begitulah Ahok memaknai salah satu nasihat ayahnya di masa kecil.

Ahok berkeyakinan bahwa dengan berbuat baik semuanya akan dimudahkan. Dengan santai Ahok pun menanggapi perjalanannya yang terjal untuk bisa dilantik sebagai Gubernur DKI dan mendapat banyak tentangan dari berbagai kalangan. “Di Belitung yang 90% dikuasai partai Islam bisa saya taklukkan, masa di DKI saja yang begini saya harus khawatir”. Jawaban itupun disambut tepukan tangan para hadirin.

[caption id="attachment_337270" align="aligncenter" width="567" caption="Gubernur DKI Jakarta dan Walikota Bandung berbagi inspirasi dan aksi di panggung Kompasianival 2014."]

1416756463198744493
1416756463198744493
[/caption]

Ahok tampil di ajang Kompasianival 2014 bersama walikota Bandung, Ridwal Kamil. Mereka berdua hadir membagikan inspirasi dan aksi untuk Indonesia. Memimpin dua kota besar di Indonesia, Ahok dan Ridwan Kamil dianggap sebagai pemimpin muda dengan gagasan dan karakter kepemimpinan alternatif yang dianggap mampu melakukan perubahan positif. Khusus untuk Ahok yang kini menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta, ia adalah sosok pemimpin yang dianggap berani mendobrak kebuntuan demokrasi dan toleransi yang selama ini ternyata masih sering dipersoalkan berbagai kalangan di Indonesia. Ahok adalah salah satu cermin kebhinekaan Indonesia yang sesungguhnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun