Mohon tunggu...
Wakidi Kirjo Karsinadi
Wakidi Kirjo Karsinadi Mohon Tunggu... Editor - Aktivis Credit Union dan pegiat literasi

Lahir di sebuah dusun kecil di pegunungan Menoreh di sebuah keluarga petani kecil. Dibesarkan melalui keberuntungan yang membuatnya bisa mengenyam pendidikan selayaknya. Kini bergelut di dunia Credit Union dan Komunitas Guru Menulis, keduanya bergerak di level perubahan pola pikir.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

5 Pelajaran dari Krisis Corona bagi Pemimpin

28 Maret 2020   00:07 Diperbarui: 28 Maret 2020   23:43 1474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kepemimpinan. (sumber: KOMPAS)

Dalam virtual leadership summit yang diselenggarakan 22-24 Maret, John C. Maxwell memberikan lima komentar mengenai krisis. Kita perlu melihat krisis dari perspektif yang tepat dan dari kaca mata seorang pemimpin.

1. Krisis itu hal yang biasa

Krisis virus Corona bukanlah krisis pertama di atas muka bumi ini. Ada beberapa kecenderungan yang tidak positif terjadi selama krisis. Orang cenderung beranggapan bahwa mereka belum pernah mengalami situasi seburuk ini sebelumnya; bahwa mereka satu-satunya yang mengalami situasi ini; dan orang cenderung untuk melebih-lebihkan krisis yang sedang dialami dan menempatkannya secara istimewa dalam sejarah. 

John C. Maxwell sering mengatakan bahwa tidak pernah ada dua hari baik berturut-turut dalam kehidupan pemimpin yang bebas masalah. Pemimpin menghadapi dan menangani terlalu banyak persoalan dan masalah. Kadang persoalan itu datang terlalu banyak dan menumpuk. 

Mari kita lihat 20 tahun terakhir, krisis apa yang pernah kita hadapi. Memasuki tahun 2000 orang ketakutan dengan y2k, peralihan dari tahun 1900-an ke 2000 yang dikabarkan akan melumpuhkan banyak hal. 

  • 2001 ada ancaman bakteri Anthrax; 
  • 2002 epidemi virus West Nile; 
  • 2003 SARS; 
  • 2005 wabah flu burung; 
  • 2006 wabah bakteri E. coli; 
  • 2008 krisis ekonomi; 
  • 2009 pandemik swine flu menyebabkan 18.036 kasus kematian; 
  • 2012 ramalan kiamat 12 Desember 2012 berdasarkan kalender suku Maya; 
  • 2013 uji coba nuklir Korea Utara yang mengancam seluruh umat manusia; 
  • 2014-2016 virus ebola yang muncul menyebabkan 11.323 kematian; 
  • 2015 wabah campak; ancaman kelompok teroris ISIS; 
  • 2015-2016 merebaknya virus Zika; 
  • dan di tahun 2019-2020 ini virus Corona. 

Awal abad ke-20 bahkan ada pandemi influenza yang disebabkan oleh virus H1N1 dan mengakibatkan 50 juta kematian; 1957 pandemi flu oleh virus H2N2 menyebabkan 1,1 juta kematian; 1968 pandemi flu oleh virus H3N2 menyebabkan 1 juta kematian. 

Data di atas tidak dimaksudkan agar kita menganggap sepele krisis yang sedang kita hadapi. Kita tidak boleh meremehkan pandemi Convid-19 ini tetapi sebagai pemimpin kita harus memberikan perspektif yang tepat terhadap krisis yang sedang kita hadapi ini. 

Pemimpin tidak harus memiliki semua jawaban dalam situasi yang serba tidak pasti ini tetapi perspektif yang tepat itulah yang akan memberikan rasa aman dan penguatan.

Menggabungkan pengertian krisis dari kamus, kamus kedokteran, dan artinya dalam bahasa Yunani, John C. Maxwell mendefinisikan krisis sebagai suatu masa yang penuh dengan kesulitan (pengertian kamus) yang menuntut keputusan (arti kata Yunaninya) yang akan menjadi titik balik (pengertian medis). 

Itulah mengapa John C. Maxwell mengadakan summit ini; ia ingin mengajak semua pemimpin untuk membuat perbedaan. Tanggung jawab pertama seorang pemimpin adalah mendefinisikan realitas dan realitasnya adalah kita sedang menghadapi krisis. 

Kita harus menyikapinya dengan serius; mengambil semua langkah dan tindakan dan menggunakan kekuasaan kita untuk melakukan apa yang perlu dan harus dilakukan untuk mengatasinya. Sudah ada ribuan krisis sebelumnya. Salomo, seorang yang paling bijak yang pernah hidup di atas bumi ini pernah mengatakan, "Dan ini pun akan berlalu." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun