Mohon tunggu...
Adam
Adam Mohon Tunggu... pegawai negeri/ guru SD -

Belajar menulis dan berbagi pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora featured

Curhat Kepala Sekolah di Pedalaman ketika Guru Tidak Masuk Mengajar

1 September 2015   07:59 Diperbarui: 2 Mei 2017   16:09 2120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Curhat kepala sekolah di pedalaman ketika guru tidak masuk mengajar

Menjadi kepala sekolah apalagi kepala SD dipedalaman seperti saya selalu serba salah. Banyak masalah yang menjadi beban pikiran. Satu sisi kita dituntut untuk mengurus sekolah yang baik seperi yang diharapkan. Disisi lain kita berhadapan dengan beraneka masalah, terutama tentang alasan guru yang bermacam ragam.

Dikampung terutama tempat saya bertugas terasa sulit untuk menjadikan sekolah bermutu. Banyak hal penyebab yang menjadi kendala. Salah satu diantaranya adalah karena guru yang sering datang terlambat atau bahkan tidak datang mengajar.

Tenaga guru honorer tak ada masalah karena mereka direkrut dari warga setempat. Selain itu mereka masih muda, baru selesai kuliah, semangat tempurnya masih tinggi. Malah guru yag berstatus PNS yang banyak bertingkah. Kebanyakan  mereka berasal dari luar kampung. Itulah yang jadi masalah. Banyak alasan yang menyebabkan mereka terlambat atau tak datang mengajar. Penyebabnya menurut mereka adalah:

1. Infrastruktur jalan.

Alam pedesaan tentu lain dari kota atau daerah jalur sutra. Dari segi transportasi saja desa sangat jauh ketinggalan. Tidak ada jalan aspal yang ada hanya jalan setapak, itupun tak semua pengerasan dari batu atau semen, selebihnya dari tanah, itupun kondisinya rusak. Padahal sarana jala adalah kunci untuk memajukan suatu daerah terutama pendidikannya. Bagaimana guru mau datang tepat waktu kalau perjalanan dari rumahnya harus melalui jalan yang rusak dan berlubang. Belum lagi kondisi jalan ketika hujan. Jalan yang berlubang penuh dengan genangan air. Tak jarang guru harus terjatuh karenanya.

Bebertapa orang guru tempat tinggalnya di kota kabupaten yg jaraknya kurang lebih 15 km ke sekolah. Tak seberapa jauh sebenarnya tapi karena kondisi jalan yang kurang mendukung jadi ditempuh terasa sangat lama, satu jam an.

Suatu ketika pernah kejadian seorang guru perempuan terjebak dijalan. Karena ketika berada dijalan tanah tiba tiba turun hujan sehingga mengakibatkan jalan becek. Kerena struktur tanah lempung ketika tersiram air hujan jadi melekat ke ban motor. Alhasil ban motor membesar karena tergulung tanah. Akibatnya tidak bisa didorong, jadilah ibu guru itu terjebak dijalan sepi. Akhirnya melalui HP minta bantuan lah denga guru guru yang ada disekolah.

2. Perumahan guru.

Ketika jaman inpres dulu kalau pemerintah membangun sekolah selalu satu paket dengan perumahan guru/ asrama. Guru yang bertugas tersebut lansung bisa menempati perumahan tersebut. Namun sekarang perumahan itu sudah rusak dan tak dapat lagi ditempati. Dana perbaikan asrama nampaknya tidak lagi dianggarkan pemerintah. Itulah sebabnya kebanyakan asrama guru tidak dapat digunakan lagi. Hanya ada beberapa perumahan yang kebetulan bahan bangunannya kuat yang masih bertahan sampai sekarang. Di sekolah kami kebetulan asrama dibongkar, karena akan membangun SMP satu atap. Karena lokasi sangat sempit, maka mau tidak mau di bongkar. Padahal masih layak huni. Bukankah kalau ada tempat nenginap para guru tidak usah pulang pergi dari rumanya, paling tidak ketika musim hujan. Tentu akan lebih mudah melaksanakan tugasnya?

3. Keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun