Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Cahaya dan Hening Malam

9 September 2019   20:01 Diperbarui: 9 September 2019   20:00 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay.com

Keheningan adalah miliknya, bertandang setiap hari, menemani tanpa berusaha untuk melepasnya.

"Aku selalu cinta pada hening, lalu kucoba menerobos indahnya. Hei, hening, apa kabarmu hari ini? Bertemu denganmu memberikan aroma optimisme di dadaku," katanya begitu setiap malam.

Tak ada sisa pagi dan siang. Yang ada hanya gelap dan malam. Lalu kesyahduan hening membuatnya terbawa dalam kebaikan yang diyakininya bisa memberinya panjang umur.

"Tetapi, meski aku tak menyukai pagi, bahkan siang, mereka hanya menuntutku agar aku senantiasa terjaga, itulah saat terindah bisa menemui kekasihku." runtuknya.

Kekasih di sisi benua berbeda, menembus relung jiwa, lalu cahaya adalah kuncinya.

Ia berkeluh kesah pada keheningan malam, 

sedang malam tak memberikan jawaban apa-apa.

(9/9/19)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun