Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pantai Pasir Putih Wates Rembang Sekarang Tampil Menawan

27 Januari 2018   14:50 Diperbarui: 27 Januari 2018   15:04 13250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Pasir Putih Wates Rembang, tampil lebih menawan. (Dokpri).

Pantai pasir putih yang terletak di dusun Wates Desa Tasikharjo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang, sekarang tampil lebih menawan, loh! Jika kita melakukan perjalanan di jalur pantura sebelah timur Semarang menuju Surabaya, maka kita bisa mampir ke sana. Sebelum memasuki kota Rembang, berada di sisi kiri jalan ke arah Surabaya. Ada papan petunjuk jalan yang terpampang sebagai tanda letak pantai tersebut. Ketika memasuki gang ke arah pantai, disambut oleh pohon Cemara Udang yang berjajar di tepi jalan. Dulunya sih ditanami pohon Memba, sekarang digantikan oleh pohon Cemara. 

Beberapa tahun lalu, saya dan keluarga beberapa kali berkunjung ke pantai ini jika anak-anak sedang libur. Karena kami lebih senang mengunjungi alam bebas daripada ke mal. Sekalian mengenalkan alam kepada anak-anak. Kadangkala ke persawahan, di pegunungan atau ke pantai. Ya, meskipun yang namanya anak-anak, awalnya kadang protes, tetapi setelah menyesuaikan diri dengan alam, maka mereka akan enjoy dan bisa menikmati alam. 

Nah, kembali ke pantai pasir putih Wates tadi, dulunya adalah sebuah pantai yang masih alami. Belum dijadikan destinasi wisata seperti sekarang ini. Pantai yang memiliki pasir putih ini, dulunya masih di tumbuhi tanaman Pandan Laut yang memiliki daun berduri. Beberapa pohon Waru yang berjajar di tepi pantai. Tetapi sekarang telah dipercantik dengan ditanami pohon Cemara. Sepanjang pantai berjajar pohon Cemara yang membaris rapi. Bahkan di salah satu tempat yang dulunya adalah tanah lapang yang hanya ditumbuhi rerumputan dan untuk menggembala sapi, sekarang dijadikan Kawasan Hutan Cemara.

Kawasan Hutan Cemara dulunya adalah tanah lapang dengan rerumputan. (Dokpri).
Kawasan Hutan Cemara dulunya adalah tanah lapang dengan rerumputan. (Dokpri).
Beberapa spot cantik juga ada di sana. Bisa untuk berswa foto. Sangat istagramable. Di zaman now seperti saat ini, cocok. Di mana orang cenderung suka memposting foto untuk megisi media sosial mereka dengan gambar-gambar cantik sebagai sarana sosialisasi. 

Seperti tulisan Love Wates yang ditata cantik dengan latar belakang pantai. Pemandangan alami yang memang sudah cantik, maka hasil foto akan menjadi keren. Kita bisa bergaya. Klik! Hehehe....keren!

Lalu sebuah jembatan menuju pantai yang sengaja dibuat, untuk menuju ke arah pantai lebih dalam. Membawa kita seolah-olah berada di tepian laut lepas. Angin yang menderu, kesunyiannya, menjadikan kita lebih segar. Mampu memahami alam. Bersendau dengan alam. Meskipun hanya sedikit menuju laut. Jika kita mau, kita bisa menceburkan diri ke pantai, basah oleh air laut. Aroma laut berbeda dengan aroma pegunungan. Bahkan bisa loh agak ke tengah, karena tidak terlalu dalam. Tetapi syaratnya harus bisa berenang dan harus membawa baju ganti, ya. 

Jembatan menuju laut, seolah-olah kita berada di laut lepas. Angin yang menderu, sepi dan syahdu. (Dokpri).
Jembatan menuju laut, seolah-olah kita berada di laut lepas. Angin yang menderu, sepi dan syahdu. (Dokpri).
Kayu kering yang dibiarkan teronggok di tepi pantai, memberi kesan alami. (Dokpri).
Kayu kering yang dibiarkan teronggok di tepi pantai, memberi kesan alami. (Dokpri).
Mencari kerang kecil yang sudah tak berisi. Bermain pasir putih. Bisa juga mengekspresikan diri, dengan menulis sesuatu di tepi pantai. Tentang suatu rahasia, kemudian dibiarkan tersamput oleh ombak. Tak akan ada orang yang tahu, lalu terhapus, rahasia itu terbawa ombak, selamanya. Hahaha...  Mengasyikkan. Membuat diri lebih rileks. 

Hutan Cemara, yang gemerisik daunnya tertiup angin. Seolah membisikkan kata-kata. Simbol bahwa alampun berinteraksi dengan kita. Pohon Cemara yang baru bertumbuh, jika saatnya tiba, akan menjadi pohon besar. Berbunga. Maka ambil bunganya yang terjatuh di tanah. Bunga cemara itu cantik. Saya suka mengambil bunga cemara saat jatuh di tanah, lalu disimpan. Bisa buat hiasan, loh. Di cat dengan cat emas, ditumpuk dalam sebuah wadah kaca, hingga terlihat dari luar. Indah.

img-20180127-wa0019-5a6c2d905e1373488474e8d2.jpg
img-20180127-wa0019-5a6c2d905e1373488474e8d2.jpg
Beberapa pohon Pandan Laut yang berduri, masih dibiarkan menetap di tepi pantai. Tidak digantikan oleh pohon Cemara. Menambah cantik pantai pasir putih ini. Kayu yang kering teronggok di tepi pantai, memberi kesan alami. Bisa dijadikan pertanda, bahwa di sana, alam memiliki kehidupan. Pepohonan berinteraksi dengan lingkungan. Ada yang mati karena telah tua, ada yang baru bertumbuh. Semuanya bisa dinikmati.

Pohon Pandan Laut masih ada di sana. Alami dan indah. (Dokpri).
Pohon Pandan Laut masih ada di sana. Alami dan indah. (Dokpri).
Jika memiliki banyak waktu, menunggu hingga sore hari, akan bertemu dengan Sunset. Matahari terbenam, dengan warna oranye terang, sedikit demi sedikit menenggelamkan dirinya di ufuk barat. Senja tiba. Terang beranjak pergi. Gelap akan datang. So amazing.

Nah, jika kita lapar saat sedang menikmati pantai pasir putih di Wates ini, maka jangan khawatir, karena di sana berjajar warung yang bisa dikunjungi. Berbagai makanan siap saji, menunggu pembeli, sembari mereka menikmati indahnya pantai pasir putih. Kita bisa memilih. Dan kenyang.

Tempat parkir yang luas, dengan sederetan warung-warung makanan, tak takut lapar saat menikmati pantai pasir putih Wates Rembang. (Dokpri).
Tempat parkir yang luas, dengan sederetan warung-warung makanan, tak takut lapar saat menikmati pantai pasir putih Wates Rembang. (Dokpri).
Tempat parkir yang luas, tanah lapang hijau. Biaya masuk ke pantai putih tidak menguras kantong. Cukup membayar delapan ribu rupiah untuk satu mobil plus penumpangnya. Mobil Elf hanya sepuluh ribu rupiah dan Bis duabelas ribu rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun