Oleh: Wahyu Triono KS
Universitas Nasional, Founder SSDI dan LEADER Indonesia
Salah satu yang paling utama bagi setiap manusia adalah martabat (dignity) yang harus dijunjung dan dihargai dan dihormati. Martabat adalah nilai-nilai paling hakiki dari hak asasi manusia yang harus dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia dan dihormati, dijamin, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Semua upaya pemenuhan hak-hak dasar dan hak-hak konstitusional warga negara oleh negara dan pemerintah dimaksudkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Sebegitu pentingnya harkat dan martabat itu bagi setiap manusia sehingga dengan alasan apapun baik itu negara, pemerintah atau siapapun tidak boleh merampas, melecehkan dan menghina harkat dan martabat kemanusiaan seseorang.
Latihan Kepemimpinan
Untuk melihat dan menilai seberapa besar komitmen seorang pemimpin, salah satu diantaranya dapat di uji dengan bagaimana seorang pemimpin itu dapat menghormati, menjamin perlindungan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan seseorang.
Organisasi internasional yang bertujuan mengembangkan keterampilan kepemimpinan pemuda, Junior Chamber, yang bermarkas di St. Louis, Missouri, selalu mengawali doktrin-doktrin kepemimpinannya melalui seruan agar anggota-anggotanya terlebih dulu berusaha keep family happy, bahagiakan keluargamu.
Sangat masuk akal memang, sukses dalam memimpin keluarga merupakan esensi sukses abadi memimpin sungguhan. Sukses memimpin keluarga kecilnya terlebih dulu sebelum memimpin keluarga besar di komunitas yang lebih besar di keluarga besar Indonesia.
Memimpin secara baik anak, istri, atau suami serta family, kerabat, pembantu rumah tangga, satpam, supir pribadi dan orang-orang terdekat merupakan latihan kepemimpinan yang esensial. Jauh lebih bermakna ketimbang lulus dari berbagai program pelatihan kepemimpinan atau sekedar ikut seminar dan diskusi leadership management.
Latihan kepemimpinan semacam ini sejak lama dan sampai saat ini untuk semua para calon pemimpin baik yang saat ini sedang berkompetisi untuk memenuhi jabatan eksekutif dan legislatif baik pusat maupun daerah akan teruji saat para calon pemimpin tersebut memberi respons dan perilaku dengan orang-orang di sekitarnya dan masyarakat pemilih, bagaimana gestur tubuhnya, bagaimana cara berkomunikasinya, dan bagaimana perlakuannya pada orang lain.
Kegagalan para calon pemimpin tidak lulus dalam latihan dan ujian kepemimpinan biasanya ketika berada di tengah-tengah masyarakat, tatkala ia tidak mampu melepas jubah kebesarannya yang mengesankan kesombongan karena kelebihan yang dilimiliki secara ekonomi, politik, posisi dan kedudukan sehingga menimbulkan kesan negatif dan jarak serta sekat dengan masyarakat kebanyakan.