Mohon tunggu...
Vivi Vivi
Vivi Vivi Mohon Tunggu... -

habis gelap terbitlah terang ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu Presiden Sebentar Lagi

1 Juli 2014   13:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:00 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semakin ramai menjelang pemilu dan berita mengenai capres, cawapres serta tim sukses masing-masing menjadi headline news media masa baik online, cetak atau elektronik, black campaign, white campaign, negatif campaign juga menjadi pelengkap. Pemilu legislatif kemarin saya tidak ikut memilih karena saya kecewa dengan partai yang saya pilih sebelumnya dan juga jengah dengan ulah politikus di senayan yang menurut saya tidak berubah.

Dan sekarang sebenarnya saya galau juga untuk menentukan mana capres yang akan saya pilih tapi saya harus memilih karena menurut saya, apabila tidak memilih berarti saya tidak boleh untuk protes atau berkomentar mengenai apa yang terjadi di Indonesia nantinya karena saya tidak ikut memilih.  Oleh karena itu mulailah saya membanding bandingkan diantara kedua capres, karena terus terang saya bukan pengemar keduanya apa lagi partai pendukungnya. Sebelumnya mohon maaf tulisan saya tidak bermaksud menjelekan atau mengunggulkan salah satu calon.

Ada beberapa hal yang kemudian saya pertimbangkan :

1. Seorang pemimpin harus mempunyai rekam jejak yang jelas termasuk apa yang telah mereka buat/hasilkan.

2. Saat ini kita tidak bisa menutup dari pergaulan internasional, bahkan negeri tirai bambu pun menjalin hubungan baik dengan negara lain termasuk dalam hal perdagangan. Menurut saya tentunya pemimpin sebuah negara idealnya harus bisa di terima dalam pergaulan internasional karena itu menjadi salah satu modal untuk melakukan lobi atau kerjasama interenasional.

3. Saya akan kehilangan respect kepada tim sukses ataupun capres/cawapres yang menggunakan isue sara sebagai senjata atau mengatas namakan agama, arogan dan terlalu berlebih dalam menunjukkan dukungannya.

4. Siapa yang menjadi motor atau berdiri di belakang capres/cawapres, tersebut, Apabila pengusaha maka bagaiman track recordnya. Karena menurut saya sebenarnya ini adalah yang paling ditakutkan. Saya tidak rela apabila Indonesia masuk kedalam kondisi baru yang lebih buruk. Apalagi  apabila track recordnya tidak begitu bagus dan kemudian mereka mengatas namakan pengusaha dalam negeri jadi harus di dukung dan mendapatkan prioritas dan seribu satu alasan pembenar lainnya. Ini yang betul-betul harus dipertimbangkan, apalagi kalau sebelumnya seperti itu.

5. Siapakah toko-tokoh yang mendukung capres/cawapres tersebut dan bagaimana track record dan kredibilitas nya.

6. Untuk black campaign, untungnya saat ini informasi telah terbuka jadi harus lebih aware dan tidak begitu saja percaya, bisa browsing dan mencari referensi dari sumber-sumber atau nara sumber yang kredible.

7. Menurut saya pribadi, seseorang baru layak untuk menjadi pemimpin apabila bisa memimpin lingkungan yang lebih kecil atau keluarga karena semuanya berawal dari keluarga sebelum bisa memimpin yang lebih besar (negara).

8. Visi dan misi yang paling bisa diterima dengan logika dan tidak berupa wacana atau kondisi ideal tanpa melihat kondisi saat ini. Setiap orang menginginkan kondisi ideal tapi tetap harus melihat kenyataan yang ada dan tantangan ke depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun