Mohon tunggu...
Vidia Subrata
Vidia Subrata Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Galau? Takut Gagal? Hasil atau Proses?

13 September 2017   06:51 Diperbarui: 13 September 2017   08:24 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Galau adalah sebuah kata yang sering kita ungkapkan, rasakan serta kita fikirkan. Kita merasa galau ketika kita dihadapkan pada be-

berapa pilihan serta ketika kita berada pada rasa sakit dan titik kegagalan yang mendalam. Karena pada hakikatnya galau itu adalah keadaan bingung yang bergejolak di dalam sanubari kita.

Di sini saya akan sedikit berbagi resep pengobatan hati yang galau karena kegagalan dalam berproses, namun resep ini tidak serta merta

dapat mengobati kegalauan hatimu, karena sesungguhnya yang dapat mengobati kegalauan hati hanya diri kita sendiri, namun tulisan ini setidaknya dapat kalian renungi untuk menentukan langkah kalian yang berikutnya.

Berproses, sebelum kita berproses kita akan menentukan manajemennya terlebih dahulu seperti langkah yang akan ditempuh, tujuan, dsb.

kebanyakan orang mereka lebih terfokus pada tujuan atau titik dimana mereka dapat dikatakan berhasil apabila telah berada di titik itu. oleh karenanya mereka berjuang sekuat tenaga (melakukan proses) untuk mencapai titik itu. namun mereka kebanyakan tidak sadar dengan meletakkan tujuan dititik fokus penglihatannya itu akan membuat kita stagnan apabila berhasil dalam berproses dan benar - benar jatuh atau tidak mau mencoba lagi apabila gagal dalam berproses.

mengapa demikian? karena dengan terfokus pada tujuan kita akan terpenjara dalam lingkup idealisme dan hal tersebut akan menghambat kesuksesan kita, berbeda apabila kita dalam berproses ini pada fokus state of being (proses). Mungkin kalian bingung,baiklah untuk lebih mempermudah saya akan membuat perumpamaannya.

Si A adalah seseorang yang ingin berproses sebagai pengusaha dengan target (tujuan) dalam kurun waktu 2 tahun perbulan usahanya harus

mendapat keuntungan 50 juta per bulan. Lensa usaha si A terfokus dengan tujuan 50 juta tersebut. Ia terus berusaha mati - matian sampai akhirnya 2 tahun berlalu dan benar profitnya 50 juta / bulan, namun apa yang terjadi karena si A telah merasa tujuannya tercapai Ia hanya berleha -leha menikmati hasil tersebut Ia tidak mau berusaha lagi mengembangkan sayapnya karena si A telah berada di titik yang ia lihat dan hanya titik itu yang Ia lihat, bahkan dalam 10 tahun kedepan tetap profitnya 50 juta / bulan bahkan bisa menurun. Itu apabila sukses, apabila si A gagal bagaimana?

Katakanlah 2 tahun telah berlalu si A hanya mendapat profit 7 juta / bulan maka Ia akan merasa gagal, dan enggan meneruskan usaha tersebut atau bahkan enggan menggeluti dunia entrepeneur lagi, karena apa? karena Ia telah mencurahkan segala kemampuan namu tidak tercapai titik fokusnya, maka Ia akan jatuh sedalam - dalamnya. Ia menganggap tidak ada gunanya Ia mempertahnkan ini karena bukan yang Ia cari.

Berbeda apabila lensa si A terfokus pada proses, dan beranggapan bahwa proses adalah state of becoming. maka apabila Ia dalam kurun 

waktu 2 tahun profitnya 50 juta / bulan Ia akan tetap mengembangkan sayapnya sambil menikmati hasilnya, karena apa si A menganggap semua adalah proses dan proses tidak akan kita tahu kapan akan berakhir. dengan berfikir demikian keuntungannya dalam 10 tahun kedepan dapat berubah bahkan lebih baik, karena Ia terus mengembangkan sayapnya dan apabila si a gagal Ia akan beranggapan ini adalah bagian dari prosesnya Ia akan terus berproses karena proses itu tidak akan kita tahu akhirnya, proses tidak punya titik tertinggi.

Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa tujuan itu penting, namun fokus mata kita tetap pada proses yang tidak akan pernah berakhir

kalaupun proses dapat berakir kita tidak akan tahu kapan akhirnya. Dengan demikian kita akan terus berproses tanpa takut gagal karena hidup ini adalah proses. Selama kita hidup kita akan terus berproses.

Lalu bagaimana dengan kalian? sudahkah tau langkah apa yang harus kalian ambil? Selamat berproses :) 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun