Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kacamata Lain Kasus Becak Motor Vs Transportasi Online di Medan

27 Februari 2017   14:11 Diperbarui: 28 Februari 2017   04:00 1605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iklan Grab di Jalan Iskandar Muda Medan (dok.pribadi)

Satu minggu terakhir ini, tampak ada yang berbeda dari biasanya di pojokan areal parkir sebuah restoran. Tempat para pengemudi Gojek ngetem nunggu orderan. Kini tidak ada pemandangan orang-orang berjaket hijau, seragam kebesaran driver Gojek.

Mereka sekarang tampil ‘preman’. Mungkin imbas dari perseteruan antara pengemudi becak motor dengan angkutan berbasis online. Baik ojek online seperti Gojek, Go-Car maupun Grab-Car.

Para pengemudi Gojek masih tetap dengan ciri khas mereka. Sibuk berkutat mantengin handphone. Berharap rejeki datang lewat aplikasi. Mungkin siapa cepat dia dapat.

Di Medan ratusan pengemudi becak motor, angkutan khas kota Medan itu, memprotes keberadaan ojek-ojek online dan sejenisnya. Kehadiran ojek online membuat pendapatan mereka turun drastis. Namun sayang aksi-aksi penolakan berujung pada aksi kekerasan yang menimpa kedua belah pihak.

Jumat sore (24/2) di Jl. Dr Mansyur, seputaran kampus USU, sejumlah pengemudi becak motor luka-luka akibat dianiaya sejumlah orang yang ditengarai sebagai pengemudi Gojek. Ini sepertinya buntur dari kejadian sebelumnya dimana pengemudi becak motor melakukan sweeping terhadap pengemudi Gojek dan Grab. Sempat terjadi perang batu antar pengemudi Gojek vs becak motor di dekat lapangan Merdeka.

Buntutnya seorang pengemudi Grab mengalami naas ketika kendaraannya yang baru keluar dari Plaza Medan Fair dihadang sejumlah pengemudi becak motor. Ia dipaksa keluar dan dipukuli hingga luka parah. Tidak hanya itu saja, kendaraannya juga ikut menjadi korban amukan pengemudi becak motor.

L Simamora seorang pengemudi becak motor bercerita pendapatannya memang turun drastis dengan kehadiran ojek berbasis aplikasi online. “Dulu sehari setidaknya bisa membawa pulang 70 ribu rupiah. Cari untuk nutup uang bensin saja susah, bang.” Katanya.

Disamping persaingan dengan sesama becak motor lain yang jumlahnya memang sudah banyak. Kehadiran Gojek atau Grab betul-betul menyulitkan mereka bergerak.

Mengapa masyarakat memilih Gojek atau Grab?Simak penuturan A, wanita yang enggan disebut namanya ini kini menjadi pengguna tetap Grab.

“Jelas lebih enak naik Grab daripada naik becak. Nggak kepanasan kehujanan. Aman juga. Harganya tidak terpaut jauh. Malah bisa lebih murah kalau ikutan promo.”

Sedangkan B. Pinem (74th) sekarang lebih suka memanggil Grab untuk datang ke rumah dan mengantar ke tujuan karena lebih mudah dan aman. “Biasanya anak yang pesankan. Enaknya tidak usah pakai tawar menawar. Tukang becak itu kadang bikin kesal kalau kasih harga.” Begitu penuturannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun