Mohon tunggu...
Antoni Wijaya
Antoni Wijaya Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis blog, creative writer

Loves writing, reading.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Electronic Music, Lahir dari Prinsip Telegram

11 September 2017   10:36 Diperbarui: 11 September 2017   10:40 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: antonwijaya.com

Siapa yang tidak kenal Electronic Dance Music? Ah, Anda kuno sekali.

Mungkin bagi banyak orang, Electronic Dance Music hanya untuk mengidentifikasi beberapa aliran musik terkini seperti House Music, Rave atau Techno. Padahal, EDM ini merupakan induk dari beberapa genre musik yang sangat disukai banyak orang dan bahkan menjadi hits di beberapa era. Contohnya adalah Disko. Ya, Disko adalah turunan dari EDM. Anda tentu tahukan siapa raja disko? Yes. John Travolta. Didongkrak oleh kejeniusan Bee Gees dengan menciptakan  lagu You Should Be Dancing, kemudian menjadikannya sebagai soundtrack film Saturday Night Fever, membuat nama John Travolta melambung tinggi.

Da, siapa sangka bahwa Electronic Dance Music ini lahir dari prinsip telegram!

Ajaib memang. Siapa sangka alat komunikasi jarak jauh abad 18 inilah yang melahirkan salah satu jenis musik yang sangat populer saat ini. Dan siapa sangka usia musik ini sudah lebih dari 100 tahun. Bahkan lebih tua dari blues dan jazz.

Musik Elektronik adalah musik yang dihasilkan peralatan elektronik dan teknologi musik elektronik seperti Theremin, Sound Synthesizer dan komputer. Pada masa kini, musik elektronik menjadi salah satu jenis musik eksperimental dan menghasilkan banyak sub-genre seperti house music, trance music atau techno music. Elektronik musik pada awal kelahirannya berawal dari sebuah alat bernama PHONAUTOGRAPH.

Phonautograph boleh dikatakan sebagai alat recording musik pertama di dunia. Dipatenkan pada tahun 1857 oleh Edouard-Leon Scott de Martinville. Alat ini bisa merekam suara secara visual, tetapi bukan untuk dimainkan kembali. Setelah 20 tahun, pada tahun 1876, seorang insinyur mengajukan sebuah paten untuk Osilator Elektromagnetik dan disebut sebagai "MUSIC TELEGRAPH".

Alat ini merupakan alat untuk merekam dan memproduksi suara elektronik pertama yang kemudian berkembang digunakan sebagai Telepon oleh Alexander Graham Bell. Perkembangan musik telegraph berikutnya adalah Pada tahun1906, merupakan tahun revolusi elektronik dimana seorang insinyur Amerika menemukan Tabung Audion. Penemuan tabung audion triode ini merupakan cikal bakal alat yang disebut Theremin dan Sound Synthesizer dan juga cikal bakal lahirnya apa yang disebut dengan Radio dan Televisi.

Untuk yang belum tahu apa itu Theremin, Theremin adalah salah satu alat musik elektronik yang menggunakan frekuensi radio untuk memainkannya. Memainkan theremin tidak perlu kontak dengan alat musiknya melainkan cukup dengan melambaikan tangan diatas theremin.

Theremin digunakan untuk memberikan efek suara seperti efek mencekam atau horror. Dengan cukup mengatur lambaian tangan, mendekatkan tangan kearah antenna radio, atau gerakan-gerakan lain untuk mengatur pitch, volume atau memainkan nada dari Theremin ke Speaker.

Sedang Sound Synthesizer tentu semua sudah tahu. Alat ini mampu memproduksi berbagai macam suara, dapat meniru semua jenis instrumen dan mampu menghasilkan warna nada yang baru. Alat ini ditemukan secara tidak sengaja ketika sedang mencoba music telegraph ternyata dia bisa mengendalikan suara dari sirkuit elektromagnetik. Walaupun masih menggunakan jalur telegraph pada awalnya, alat ini bisa dihubungkan dengan loudspeaker.

Setelah Perang Dunia II, musik elektronik mulai memiliki seniman-seniman yang secara professional menggeluti bidang musik elektronik. Bahkan, studio-studio besar dibangun diseluruh dunia dan pada dekade pertamanya adalah di Bonn, Cologne, Paris dan Milan.[Adw]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun