Mohon tunggu...
Antoni Wijaya
Antoni Wijaya Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis blog, creative writer

Loves writing, reading.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pengendara Motor Suka Main Serobot, Sikap atau Pola Pikir?

29 Agustus 2017   14:10 Diperbarui: 2 September 2017   08:43 2689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita sering melihat bagaimana ketidak tertibannya pengendara motor atau bahkan kita adalah salah satu diantaranya. Apakah benar kita memang termasuk golongan bebal berlalu lintas atau ada hal lain?

Penulis melakukan survey acak terhadap pengendara motor "yang kebetulan" tidak taat lalu lintas. Dari mulai melawan arah, hingga memotong jalan yang bukan haknya. Ternyata, ada fakta menarik yang berhasil penulis kumpulkan. Terlepas dari masalah judgement apakah mereka melakukan satu kesalahan atau tidak. Tulisan ini hanya merupakan intisari dari sebuah survey yang dianalisa hanya sampai tahap pemahaman masalah.

Dari beberapa penjelasan yang didapat, Saya mengambil kesimpulan bahwa para pengendara motor ini "ter-dogma" oleh apa yang disebut "efektif" dan "efisien". Mari kita lihat lebih lanjut.

Rata-rata para pengendara motor ini, menerapkan asas praktis dan efektif. Mereka menggunakan kendaraan roda dua ini karena diangggap memenuhi kriteria mereka akan efisiensi. Rata-rata responden mengatakan dengan jelas, dengan menggunakan motor mereka dapat lebih cepat dan praktis. Hingga tahap ini, penulis mendapat kesimpulan bahwa dogma praktis dan efektif ini merupakan biang dari ketidaktaatan mereka dengan aturan lalu lintas.

Mereka menganggap, kenapa motor juga harus ikutan antri dan macet kalau sebetulnya tidak? Rupanya dogma ini kuat sekali tertanam dalam pikiran para pengendara motor. Baik yang sebetulnya memiliki kendaraan roda empat maupun tidak.

Anda bisa lihat dijalanan bagaimana semua kemacetan disebabkan karena terjadi penumpukan kendaraan dalam satu titik. Padahal, sebetulnya jika tertib tidak akan terjadi kemacetan. Penulis berusaha meng-compare dengan keadaan yang ada dan sepertinya apa yang dikatakan oleh responden mendekati kebenaran.

Para pengendara motor ini merasa tidak layak untuk ikut-ikutan menikmati kemacetan seperti halnya yang dialami oleh mobil. Oleh karena itu, dogma praktis dan efektif seperti menjadi suatu motivasi untuk tidak diam dan menerima kemacetan sebagai suatu keadaan.

Artinya di sini, mentalitas untuk tidak taat berlalu lintas merupakan akibat dari dogma-dogma tersebut. Jika kita lihat iklan-iklan motor yang lalu lalang ditelevisi, Anda akan meilhat betapa sentral dari seling poinnya adalah anti kemacetan. Bahkan beberapa diantaranya, dengan melakukan aksi-aksi yang melanggar hak asasi orang lain. (ADW)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun