Mohon tunggu...
Cerpen

Generasi Solutif Bersama dengan Kerjasama dan Kebahagiaan

6 November 2018   11:06 Diperbarui: 6 November 2018   12:15 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah mendapat kejadian kecil ini aku berusaha tenang dan menganggap bahwa ini bagian seru dari perjalanan ku kali ini. Setelah mendengar bunyi pluit yang ku duga ditiup oleh fred, aku mencoba menenangkan para peserta lain dengan menjamin bahwa kita semua akan baik -- baik saja dan sedikit lagi bantuan dari temanku akan tiba. 

Lalu aku mencoba menelusuri ke dalam hutan dengan bermodalkan lampu kecil dari handphone ku, semakin ku berjalan suara itu terdengar lebih kecil dan kutemukan fred sedang kebingungan karena tersesat dan kacamatanya terjatuh, aku menemukan kacamatanya di deket kaki sebelah kanan Fred lalu aku mengambilnya dan memegang tangan fred dan berkata "hey Fred, im here. I got you lets go back to the group and this use your glasses back"  untuk mengajak Fred kembali ke rombongan dan kemudian aku dan Fred sama sama tersenyum lega sambil berjalan menggunakan senter yang Fred miliki kembali menuju rombongan.

Setelah kembali ke rombongan aku melihat Kevin sudah memucat karena ketakutan sambil memegang tangan kedua orang tuanya dengan kencang. Aku berlutut dihadapan Kevin sambil mengelus pipi kevin dan berkata dengan pelan "kevin apakah kamu pernah menonton film Up?". 

Kevin membalas ku dengan suara pelan "pernah" sambil menunduk, aku tersenyum melihat Kevin "hey kevin kamu adalah peran utama di perjalanan kita kali ini, anak pemberani yang tangguh, jadi ayok kita nikmati malam ini dengan perasaan tenang karena aku yakin kamu anak yang sangat kuat dan cerdas" kataku sambil tersenyum. Kevin melihatku dan senyuman nya yang belum kulihat selama beberapa jam terakhir akhirnya keluar juga, Kevin tersenyum lebar muncul kepercayaan diri di wajahnya. Setelah aku sudah berhasil menenangkan Kevin, Prita dan Lukman berterima kasih padaku dan mereka juga percaya bahwa aku bisa menyelesaikan masalah kecil ini dengan baik.

Masalah Kevin dan fred sudah teratasi sambil menunggu motor temanku yang hampir sampai, Anggi masih sibuk dengan kamera mirrorlens nya dan sambil memegang kakinya yang sakit karena terkilir, aku mengambil kotak P3k yang ada di dalam minibus dan menghampirinya, aku memintanya untuk memberikan kakinya yang terkilir dan aku mencoba mengobatinya. Aku memperban kakinya menggunakan arak gosok dan kapas, arak gosok yang ada di kotak P3K kudapat dari ibuku yang membeli di kawasan Yogyakarta sewaktu berlibur. 

Lalu Kanaya menghampiri kita berdua sambil bertanya kapan motor temanku tiba. Aku membalasnya dengan berkata "tenang Kanaya aku bisa menjamin kita akan baik -- baik saja" lalu Kanaya bertanya bagaimana aku bisa menjamin itu ketika bantuan saja belum datang, aku tersenyum sambil memegang pundak Kanaya "karena pikiran positif bisa membuat sesuatu yang positif juga, banyak berdoa dan aku yakin semua akan baik -- baik saja" lalu aku melihat kearah Anggi dan senyumannya tertuju padaku. "Anggi jika ada masalah pada kakimu bilang ya dan sekarang istirahatlah di mini bus dan buka jendela agar angin segar masuk" kata ku menyarankan. Anggi dan Kanaya masuk ke dalam mini bus sesuai saranku.

Motor temanku sampai, dan aku melihat ada secercah harapan di mata mereka. Temanku bertanya siapa duluan yang akan naik dulu. Aku bertanya "menurut kalian siapa yang cocok untuk diantar terlebih dahulu?", semua terdiam. 

Tiba tiba Kevin bersuara "aku sudah tidak takut lagi bagaimana jika paman Fred dulu aku rasa dia butuh istirahat juga". Aku sungguh bangga dengan pemikiran Kevin yang dewasa itu dan aku rasa kedua orang tuanya pun juga merasakan hal yang sama. Semua setuju bahwa Fred duluan yang menuju sana. Fred berbisik kepada kevin "hey kids, you are awesome" dibalas dengan senyuman Kevin. 

Kemudian Fred memberikan tasnya kepadaku karena menurutnya kita disini lebih membutuhkan daripada dirinya. Kita semua melambaikan tangan kepada Fred dan temanku dan mengucapkan hati -- hati.

Aku menghampiri Her yang masih sibuk mencoba membenarkan mini bus tersebut, aku berkata "ayo her kita buat hari ini tidak membosankan seperti ini, kita mulai petualangan kita" sambil tersenyum. 

Seakan her bisa membaca pikiranku, ia membawa tasnya langsung dan keluar dari mini busnya. Aku mengumpulkan semua peserta rombonganku dan mengajak mereka untuk memulai petualangan kita dengan penuh semangat ke desa yang berjarak 6 km dari lokasi kita berada untuk mendapatkan sedikit bantuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun