Mohon tunggu...
Andi Surya Mustari
Andi Surya Mustari Mohon Tunggu... Administrasi - Statistisi

Merangkai hikmah yang berserak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Overpopulated, Bumi yang Sesak

31 Agustus 2017   19:59 Diperbarui: 31 Agustus 2017   20:29 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Baru aja nonton Inferno, film garapan Ron Howard yang diangkat dari novelnya Dan Brown. Lumayan seru. Ceritanya tentang konspirasi sekelompok orang yang pengen membunuh setengah populasi manusia demi menyelamatkan kemanusiaan. Sutradara ini juga yang menggarap film DaVinci Code dan Angel & Demon, ceritanya kira2 sama tentang konspirasi yang berbalut puzzle sejarah.

Ada hal menarik dari film itu. Katanya, bumi kita membutuhkan waktu 100 ribu tahun untuk mencapai 1 milyar populasi manusia. Ditambah 100 tahun kemudian untuk mencapai 2 milyar, dan 50 tahun lagi buat mencapai 4 milyar. Saat ini, permukaan bumi tengah dihuni oleh sekitar 7,3 milyar manusia. Luar biasa.

Di Indonesia, jumlah penduduk kita melonjak lebih dari 3 kali lipat sejak proklamasi kemerdekaan tahun 1945. Tepatnya dari sekitar 73,3 juta jiwa menjadi 255,5 juta pada tahun 2015, dan diperkirakan akan mencapai 305 juta jiwa pada tahun 2035. Pertumbuhan terbesar terjadi di daerah kota, atau lebih tepatnya, menumbuhkan banyak sekali daerah2 perkotaan baru. Lebih dari setengah penduduk Indonesia tinggal di kota pada tahun 2015, jauh lebih banyak daripada 50 tahun yang lalu yang hanya sekitar 15 persen saja.

Pertanyaan pertama yg muncul, manusia sebanyak itu makan apa aja? Nasi semua..? Hehee...

Indonesia harus memproduksi 70,8 juta ton padi pada tahun 2014, untuk dikonsumsi menjadi 1,6 kg beras per orang per minggu. Hasil produksi sebesar itu merupakan peningkatan 2,5 kali lipat sejak 40 tahun sebelumnya, yang dicapai melalui penambahan luas tanam sebanyak 1,6 kali lipat saja (dari 8,4 juta hektar pada tahun 1973 menjadi 13,8 juta hektar pada tahun 2014). Artinya, di tengah pertumbuhan penduduk yang luar biasa dan semakin berkurangnya lahan pertanian di desa, kita dituntut untuk terus meningkatkan produksi pangan demi kebutuhan perut kita.

Kekhawatiran berikutnya, kondisi begini aja macetnya udah gak terkontrol, apalagi 20 tahun yg akan datang?

Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia meningkat hampir 90 kali lipat selama 40 tahun terakhir. Padahal, pertumbuhan panjang jalan hanya 5,2 kali lipat. Pada tahun 2013, sebanyak 104,1 juta kendaraan harus berbagi 508 ribu km jalan. Apakah kendaraan umum bisa membantu? Atau sebaiknya kita berdiam di rumah aja ya. Berharap BPS bisa membuka online office, tugas2 lewat email dan meeting2 cukup pake vicon aja dari rumah. Hehee..

Belum lagi masalah kriminal. Sekarang aja, kita dipusingkan dengan berbagai muntahan isi kepala lewat sosial media. Gak kebayang deh, kalo caci maki hoax tebaran kebencian itu benar2 kita temukan di pojok kantin atau ujung pengkolan sebelah warung bakso. Mungkin kita sudah kembali ke zaman barbar dulu...

Menurut catatan polisi, crime rate Indonesia tahun 2015 adalah 140 kejahatan per 100 ribu penduduk. Jumlah tersebut meningkat dari 84 pada tahun 2010. Kebayang gak sih, berapa nilai crime rate ketika anak2 kita dewasa nanti? Apakah kita akan meninggalkan bumi yang aman buat mereka?

Mungkin benar kata bang Iwan, kita butuh manusia setengah dewa buat mengurus negeri ini. Maaf, bukan maksudnya menggunakan istilah yg gak syar'i, tapi mau pake istilah apa lagi? Menurut Rosulullah, di akhir zaman nanti akan turun Imam Mahdi yang bakal memimpin ummat yang beriman. Tapi ya untuk melawan Dajjal, bukan untuk mengisi perut2 kita. Maaf buat yang masih punya orientasi duniawi. Piss...

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun