Mohon tunggu...
Urip Nurhayat
Urip Nurhayat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Tol Laut, Legacy Seorang Leader

9 Agustus 2018   11:44 Diperbarui: 2 September 2018   21:54 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Leader

Selain merayakan hari kemerdekaan ke 73, bulan Agustus tahun ini adalah bulan pendaftaran calon presiden dan wakil presiden untuk dipilih rakyat pada tahun 2019. 

Kita berharap prakualifikasi ini hanya meloloskan calon terbaik yang dimiliki bangsa ini sehingga siapapun pemenangnya akan memimpin bangsa ini hingga tahun 2024, periode yang penting dalam masa pertumbuhan bangsa.  

Dalam masa pemanasan ini, berbagai isu diangkat, satu kubu mengangkat tema keberhasilan sementara kubu yang lain melihat dari sisi negatifya. Tentu saja yang mereka lakukan dalam rangka menigkatkan popularitasnya (dan/atau mendiskreditkan kubu pesaing). Ketidak-berhasilan petahana dalam memenuhi janji paling sering digunakan sebagai materi pendiskreditan (atau meningkatkan popularitas kubunya).

Harus kita sadari, lima tahun tidaklah cukup untuk mewujudkan semua visi seorang leader karena visi merupakan statu lifetime achievement, bukan 5 atau 10 tahun. 

Ketika seorang pemimpin "hanya" berhasil meletakan sebagian karyanya, jika itu merupakan fondasi penting bagi kemajuan bangsa ini di masa yang akan datang, maka dia adalah pemimpin yang berhasil meninggalkan legacy. 

Saya terinspirasi ucapan seorang leader, "seandainya hanya sebentar saja saya memimpin, saya akan meletakan fondasi yang benar-benar penting sehingga menjadi legacy bagi siapapun yang menggantikan, mereka akan meneruskan fondasi itu".

Jokowi merupakan salah satu leader yang pernah meletakan fondasi penting bagi Bangsa Indonesia.  Dalam masa kampanye hingga kemudian ditegaskan kembali dalam pidato pelantikannya tahun 2014, Presiden Jokowi mengajak bangsa indonesia untuk mengembalikan kejayaan sebagai bangsa maritim.

"Laut, samudera, selat, teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah lama berpaling darinya, sekarang saatnya kita mewujudkan jalesveva jayamae, justru di laut kita jaya".

Tol Laut

Tol Laut dan Poros Maritim dunia merupakan konsep yang paling tepat bagi masa depan Indonesia. Kondisi geografis dengan dua per tiga lautan dan terdiri dari 17 ribu pulau, mengharuskan para pemimpin dan segenap bangsa berani merubah land based mindset menjadi  bangsa yang berjiwa bahari yang berpola pikir bahwa laut adalah penghubung antar pulau, bukan pemisah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun