Pendidikan adalah salah satu bidang yang mendapat perhatian utama di negeri ini. Karena dengan pendidikan yang memadai maka Indonesia akan mampu terus eksis di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara di masa depan yang penuh tantangan global. Tujuan pendidikan adalah mempersiapkan individu – individu agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, menyesuaikan diri dengan tuntutan – tuntutan jaman yang senantiasa berkembang pesat dalam waktu dan wilayah tertentu.
Sekolah adalah sebagai lembaga formal yang berperan aktif dalam mencerdaskan bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah  tentu keberhasilan sekolah tidak bisa terlepas dari peran seluruh warga sekolah, masyarakat , model pendidikan dan pengembangannya. Warga sekolah meliputi seluruh individu yang terlibat di sekolah tersebut, antara lain kepala sekolah, guru, siswa dan pegawai. Masyarakat dalam arti masyarakat di lingkungan sekolah , warga yang menyekolahkan putra – putrinya di sekolah tersebut serta masyarakat yang menaruh perhatian pada sekolah. Model pendidikan dalam arti model pendidikan yang tepat termasuk strategi pembelajaran, sumber belajar, pengembangan kurikulum dan lain – lain sebagai upaya mengakomodasi tuntutan masyarakat yang kian berkembang.
Permasalahannya yang dihadapi oleh dunia pendidikan adalah tuntutan masyarakat makin lama makin berkembang sejalan dengan tuntutan jaman. Sehingga mau tidak mau dan menjadi keniscayaan ,  guru sebagai sosok yang langsung berinteraksi dengan siswa , juga dituntut profesional di bidangnya dan harus tahu betul apa kebutuhan anak didiknya.
Masing – masing guru,sekolah dan wilayah mempunyai permasalahan yang berbeda dengan tingkat kompetensi yang berbeda pula. Untuk Sekolah Dasar sebagai contoh sekolah yang mempunyai siswa dari kalangan atas mempunyai permasalahan yang berbeda dengan sekolah yang siswanya dari kalangan bawah. Sekolah yang berada di perkotaan mempunyai permasalahan yang berbeda dengan sekolah di daerah tertinggal.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratif serta bertanggung jawab.
Kaitan antara Program Kunjungan Rumah dan Profesionalitas guru adalah sebagai berikut :
a. menurut Djam’an Satori dkk bahwa guru yang profesional apabila memiliki  :
1.Kompetensi profesional ; artinya guru memiliki pengetahuan yang luas serta dalam dari subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat serta mampu menggunakan berbagai metode dalam proses belajar mengajar. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang landasan kependidikan dan pemahaman terhadap subjek didik (murid)
2.Kompetensi personal ; artinya guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani, seperti ajaran Ki Hajar Dewantara, yaitu : tut wuri handayani, ing madya mangun karsa dan ing ngarso sung tulodho.
3.Kompetensi sosial : artinya guru mampu menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial , baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama teman guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas.
4.Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya yang berarti mengutamakan nilai kemanusiaan daripada nilai benda material.
b. Profesionalitas dalam arti sikap guru terhadap profesinya serta derajad pengetahuan dan keahlian yang dimiliki guru dalam rangka melakukan pekerjaannya.
Sehingga Program Kunjungan Rumah menurut penulis amat terkait erat dan merupakan salah satu bentuk profesionalitas guru.   Nah , dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan tercapainya program pemerintah wajib belajar 9 tahun, tentu masalah – masalah yang ada pada anak didik harus dicarikan jalan keluarnya. Sebagai contoh ketika terjadi suatu masalah dengan siswanya yang tidak bisa diselesaikan di sekolah maka guru hendaknya tidak hanya menunggu bola tiba. Tidak ada salahnya guru menjemput bola. Dalam arti guru berperan aktif mencari solusi atas permasalahan yang ada.
Penulis yakin bahwa silaturahmi yang dikemas dalam program kunjungan rumah adalah sangat dianjurkan di ajaran agama dan bukan hal yang mewah namun sederhana. Sederhana apabila kunjungan rumah tersebut dimaknai sebagai hal yang biasa dalam menunjang proses belajar mengajar.
Kunjungan rumah berarti guru berkunjung ke tempat tinggal anak didik, dengan tujuan tertentu , misalnya :
a.berkoordinasi dengan orang tua siswa untuk menangani siswa yang sering membolos,
b.berkoordinasi dengan orang tua siswa untuk menangani siswa yang nakal di sekolah
c.berkoordinasi dengan orang tua siswa untuk menangani siswa yang tidak pernah mengerjakan PR
d.berkoordinasi dengan orang tua siswa untuk menangani siswa yang sering sakit di sekolah
e.menjenguk siswa yang sakit parah
f.silaturahmi keluarga siswa apabila terkena musibah/ berduka
g.promosi sekolah
h.dll
Tentu saja kemampuan guru untuk bisa mengunjungi tempat tinggal anak didiknya tidaklah sama. Tergantung jauh dekatnya tempat tinggal siswa, sarana transportasi yang dimiliki guru, kuantitas dan besar kecilnya permasalahan yang dihadapi dan yang paling utama adalah kemauan guru. Banyak jalan menuju Roma.
Wali murid yang mendapat kunjungan guru akan merasa sangat diperhatikan dan terhormat, disamping ada rasa malu dan segan apabila masalah yang dihadapi siswa termasuk hal yang negatif. Sehingga wali murid yang mempunyai putra/putri yang bermasalah akan berusaha sekuat tenaga menyelesaikan permasalahan yang ada. Di samping itu Program Kunjungan Rumah akan membuat guru lebih mengerti terhadap permasalahan yang dihadapi anak didik. Nah apabila siswa sudah keluar dari permasalahan maka proses belajar dan pembelajaran terhadap siswa itu bisa berjalan.
Barangkali bagi guru yang belum pernah melaksanakan Program Kunjungan Rumah, memang sangat berat memulai suatu hal yang belum pernah dilakukan . Apalagi kalau guru bepikir materi an sich. Tetapi menjadi guru adalah sebuah panggilan jiwa. Setidaknya idealnya begitu. Pekerjaan yang dilakukan dengan hati dan kasih sayang. Sekolah bukan sebuah perusahaan pencetak orang pintar dan baik. Menjadi seorang guru berbeda dengan menjadi karyawan perusahaan karena seorang guru haruslah bisa memperluas hatinya seluas samudera guna menampung kasih sayang bagi seluruh murid yang telah dianggap sebagai anak-anaknya. Guru adalah seorang pengabdi yang profesional. Guru adalah guru, yang digugu lan ditiru.
Namun, bagi guru yang telah melaksanakan Program Kunjungan Rumah pasti telah bisa merasakan warna kehidupan yang beragam dengan seluruh suka dan dukanya. Apalagi bagi guru dari siswa yang berlatar belakang ekonomi yang kurang. Pertanyaan – pertanyaan guru tentang penyebab masalah siswa cepat mendapat jawaban dengan melihat kenyataan yang ada. Dengan Program Kunjungan Rumah sekat yang menghalangi antara guru dan walimurid bisa ditipiskan, kalau pun toh tidak bisa ditiadakan.
Hal – hal yang bisa menghalangi terwujudnya Program Kunjungan Rumah adalah :
1. Guru tidak mempunyai alat transportasi
2. Guru tidak mempunyai waktu karena banyaknya pekerjaan guru
3. Tempat tinggal siswa jauh dari sekolah
4. Guru tidak mempunyai dana pribadi
5. Rekan sejawat tidak memberi dukungan
6. Guru tidak berkemauan keras melaksanakan Program Kunjungan Rumah
7. Guru beranggapan bahwa seluruh siswanya dalam keadaan baik – baik saja
8. dll.
Namun manfaat yang dapat dipetik dari program Kunjungan Rumah antara lain :
a.Guru dapat menjalin koordinasi dengan orangtua siswa mengenai masalah yang dihadapi siswa
b.Guru dapat mencari jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi siswa
c.Orang tua siswa pada umumnya lebih memberi perhatian kepada siswa daripada sebelum ada Kunjungan Rumah
d.Apabila Kunjungan Rumah dilakukan guru dengan siswa lain maka
terjadi proses penanaman jiwa sosial bagi teman yang melakukan kunjungan rumah itu
e.Guru mendapat masukan dari orangtua siswa tentang kegiatan belajar mengajar
f. Â Â Siswa lebih termotivasi untuk kegiatan belajar dan mengajar
g. Sekolah akan mendapat penilaian yang bagus dari masyarakat karena
guru-gurunya sangat peduli pada siswa.
Adapun cara pelaksanaan Program Kunjungan Rumah itu antara lain :
1.Guru meminta ijin / memberitahu Kepala Sekolah sebelum melakukan Kunjungan Rumah
2.Guru bisa bekerja sama dengan teman sejawat untuk melakukan Kunjungan Rumah bersama-sama.
3.Guru bisa melakukan Kunjungan Rumah bersama perwakilan teman sekelas.
4.Guru bisa melakukan Kunjungan Rumah dengan seluruh teman sekelas apabila faktor keamanan dan transportasi memungkinkan.
5.Guru bisa membawa buah tangan sekedarnya bila ada dana
6.Siswa lebih aktif sekolah
7.Hubungan baik antara guru dengan keluarga siswa akan terjalin bahkan kelak sampai siswa telah lulus dari sekolah
8.Waktu pelaksanaan bisa seminggu sekali atau tergantung kebutuhan
9.dll.
Maka menurut hemat penulis Program Kunjungan Rumah itu janganlah dijadikan momok bagi guru. Dengan adanya kemauan guru melakukan kunjungan rumah maka itu merupakan upaya menjaga profesionalitas guru .
Sehingga guru tidak hanya menjadi sosok yang bersinggasana di menara gading yang bernama sekolah. Semoga.
*(Ket : Tulisan penulis  ini pernah dimuat di sebuah harian lokal Jawa Timur, 2010)