Mohon tunggu...
Halim Malik
Halim Malik Mohon Tunggu... Administrasi - Pendidik

HUMBLE

Selanjutnya

Tutup

Nature

"Krisis Lingkungan"

2 November 2011   19:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:08 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebuah analisis Green dimulai dengan krisis lingkungan yang dihadapi dunia pada akhir abad ke dua puluh. Krisis ini mengantarkan para pemikir Green untuk mencari alternatif-alternatif yang radikal, dan juga memberikan posisi Green rasa akan urgensi dan keharusan. Masalah tersebut yaitu mencakup polusi udara, lautan, sungai dan tanah; pencemaran rantai makanan; menipisnya sumber daya alam bumi; penipisan ozon; pemanasan global; punahnya spesies; hilangnya area hutan belantara, erosi humus, desertifikasi; penebangan hutan; limbah nuklir; krisis populasi; dan sebagainya (Brown 1994; Ehrlich & Ehrlich 1990, Meadows, Meadows & Randers 1992, Gordon & Suzuki 1990; McKibbin 1990).

Pada 1970-an misalnya, krisis sumber daya menjadi masalah publik yang besar. Dari akhir 1980-an, problem tentang perubahan keseimbangan ekologis (khususnya pemanasan global dan penipisan ozone) memperoleh lebih banyak perhatian. Di tempat-tempat seperti Tasmania, punahnya hutan belantara selalu nampak menjadi masalah signifikansi publik meskipun hal itu mungkin semakin parah di mana pun. Problem tersebut sangat mengancam kelangsungan ras manusia jangka panjang bahkan jangka menengah, atau setidaknya mengancam ‘peradaban’. Secara menyeluruh, problem ini menunjukkan krisis menyeluruh dan hanya dapat dipecahkan ketika dipikirkan secara serius dan peduli terhadap krisis lingkungan.

Respon-ResponLingkungan dan Respon Green

Respon-respon environmental terhadap problem ekologis memiliki dua karakteristik penting.

-Pertama, mereka mencoba memecahkan problem spesifik dengan menemukan solusi tersendiri. Karena itu problem pemanasan global akan dipecahkan dengan mengurangi gas rumah kaca; problem penipisan sumber daya dengan teknologi alternatif, problem polusi dengan teknologi anti polusi, problem populasi dengan program keluarga berencana, problem punahnya hutan belantara dengan menciptakan area terlindungi, masalah kepunahan spesies dengan program spesies yang terancam dan sebagainya. Pendekatan yang demikian merupakan pemikiran linear karakteristik yang sangat berperan dalam pandangan dunia Barat di mana kemajuan industri dan teknologi telah berkembang (Capra 1982, Rifkin 1985, Saul 1992, Postman 1993).

-Kedua mereka mencari solusi dalam tatanan sosial, ekonomi dan politik yang ada. Tidak dilihat sebagai sangat perlu untuk mengubah sifat masyarakat dalam cara yang fundamental, tetapi lebih dari itu, tatanan yang ada dilihat mampu memecahkan masalah-masalah melalui aplikasi keahlian teknis. Ini secara normal melibatkan penyandaran kepada solusi teknologi, dan dalam suatu era di mana kemajuan teknologi dan keahlian sangat dihargai, tak akan mengherankan bahwa teknologi baru yang canggih seharusnya diharapkan, sering secara implisit untuk memecahkan semua masalah.

Sebaliknya, respon Green terhadap masalah lingkungan mengambil pendekatan yang lebih fundamental atau radikal. Respon ini melihat problem lingkungan sebagai gejala semata-mata dari problem mendasar yang lebih signifikan. Gejala tersebut merupakan konsekuensi dari tatanan sosial, ekonomi dan politik yang tidak berkelanjutan dan karena itu tatanan tersebut perlu diubah (Porritt 1984, Dobson 1990). Solusi konvensional, linear, dan teknologis atas masalah lingkungan mungkin memadai (dan bahkan esensial) dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang solusi tersebut tidak akan memadai kecuali bila dilakukan perubahan sosial, politik dan ekonomi yang lebih fundamental. Karena itu posisi Green melihat problem lingkungan bukan sebagai problem individual yang terpisah, tetapi saling terkait di mana kesemuanya merupakan konsekuensi dari masalah yang mendasar, yaitu ketidaklangsungan dari tatanan yang ada. Posisi Green mencoba menerapkan prinsip-prinsip ekologis untuk memecahkan masalah-masalah lingkungan yang memerlukan perspektif yang lebih holistik daripada pendekatan linear yang lebih konvensional.

Jika krisis ekologis secara efektif dipecahkan, perspektif ini akan melalui perubahan sosial, ekonomi, dan politik, daripada melalui kemajuan ilmiah dan teknologis. Kerja komunitas merupakan salah satu cara paling efektif untuk mengembangkan masyarakat yang lebih sustainable dan karena itu secara langsung relevan dengan analisis Green.

Diterjemahkan dari buku "Community Development", Jim Ife

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun