Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bilik Misteri

6 Desember 2019   16:50 Diperbarui: 6 Desember 2019   16:58 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com/TheDigitalArtist

Wajah sang biru tetiba muram. Terganti dengan nyanyian hujan. Duhai siang. Mengapa kau terdiam? Rupanya tersisa buih penyesalan. Yang tlah disebar sang fajar. Entah apa yang membuatnya memudar. Cahaya pun enggan berpendar.

Geliat waktu tak bisa dihentikan. Apa yang Kau saji menuai catatan penuh kepastian. Pucuk pucuk cemara menjadi saksi cerita. Bagaimana merenda fajar hingga senja tiba? Semua dilalu mengurai jemu. Tentu. Sebab dunia tak hanya menapak pilu. Pun rindu berpadu. Mengalir bak semilir angin di kesunyian. Hingga rinai hujan menyapu keheningan.

Tak ada yang tau mengapa sang waktu terus berputar tanpa mau berpijak? Tidakkah ingin berhenti sejenak? Menikmati sebening hamparan surga dunia yang terserak. Mustahil! Hanya itu kata yang terucap. Dari bibir bibir senja yang menikmati masa.

Histori. Saat tlah lalu menjadi catatan bisu. Menyaksikan rumput rumput hijau melambai di ruas sungai. Mereka tak bisa saling berucap damai. Hanya bertatap tersebab waktu terlampau cepat terlewat. Menjadi sebuah hikayat rindu yang tersemat hingga akhir hayat.

Maafkan duhai waktu. Rasanya ingin kuakhiri denting cerita bersamamu. Rupanya sayatan masa begitu tajam. Siap menikam jiwa jiwa yang terlilit penyesalan. Lalu apa yang harus kulakukan?

Ya. Tongkat kesyukuran! Menjadi andalan kekuatan. Siap membersamai jiwa yang inginkan kedamaian. Sebab hari ini adalah anugerah. Yang terbingkai pada lukisan terindah. Harus diterima sebagai hadiah. Dari Sang Pemeluk Alam termegah.

Tak diragukan lagi. Perputaran mimpi adalah desir penuh misteri. Namun terselip hikmah yang tersembunyi. Barangkali kita hanya butuh menikmati. Sepenggal hari dengan besar hati. Sebab kita terlampau kecil untuk mengkufuri. Segala nikmat yang tlah diberi.

Manusia hanya bisa berencana tentang waktu yang kan terganti. Namun tak ada yang tau apa yang kan terjadi nanti. Mimpi mimpi hanya akan tergantung pada jurang sepi. Menunggu kepastian dari Sang Pemilik hari. Sebab esok masih saja tersembunyi. Dan tersimpan rapi dalam bilik misteri. Wallahua'lam.

Niek~
Jogjakarta, 6 Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun