Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Luruh

24 Januari 2019   03:17 Diperbarui: 25 Januari 2019   10:21 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuterjaga dalam malam yang berselimut kelam
Seolah hati tenggelam
Dalam sudut yang membuatku hanyut
Luruh dan larut

Jika tak menyapa
Kalbuku kian hampa
Lalu kurangkai sebuah kata
Tak istimewa namun penuh makna

Kata yang tak menjauh dari sisi jiwa
Jiwa yang haus belaian-Nya
Akankah mengerti getaran suci
Yang terjadi saat hati semakin sunyi?

Sunyi sapaan-Mu Yaa  Rabbku
Sentuhlah hatiku
Kusapa Kau dalam ruang rindu
Hingga luruh ditelan sembilu
Lalu kutertunduk pilu
Dan air mataku pun terjatuh sendu

Ku yakin apa yang menjadi isyarat-Nya
Kan hadir ditengah raga yang penuh harap
Harap tuk tak lenyap
Hingga temui hikmah tersembunyi dibaliknya

Malam menyapa alam penuh makna tersurat
Tersirat pada hampa nan bersahaja
Dan luruh dalam pelukan Rabbnya

Jikalau Dia berkehendak
Maka raga pun tak bisa mengelak
Dan alam pun bertindak
Kun Fayakun!

Hanya Engkau Yang Maha Bijak
Atas segala tanda-tanda kehidupan
Tak terkecuali malam
Yang kian menghitam

Semogalah malam selalu damaikan raga
Pada jiwa yang rindu hangat-Nya
Agar tak menepi
Dari segala yang telah ditetapi

Ruang rinduku yang kian menggebu
Kuterdiam
Luruhku ditelan kelam 

Membuatku tak banyak kata
Hanya jiwa yang meronta
Dan Kau lah yang ingin kutemui dalam bayang nyata

Niek~

Jogjakarta, 24 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun