Mohon tunggu...
Nurhasanah Munir
Nurhasanah Munir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

I'm a dreamer and wisdom seeker// Ailurophile// write to contemplate

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Jiwa

18 Februari 2019   10:07 Diperbarui: 18 Februari 2019   10:02 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jiwa manusia bisa terukur dari hal-hal yang ia ekspresikan diluar dirinya.  Apa yang terlihat, dikatakan atau dilakukan, itulah pancaran jiwanya.

Jiwa baik,

Jiwa yang baik akan bisa mengenali jiwa lain yang memiliki frekuensi sama dengannya. Jiwa yang baik akan merasa nyaman dengan jiwa yang seritme dan selaras. Jiwa yang baik akan memberikan vibrasi positif bagi sekitarnya. Jiwa yang baik akan memancarkan hal-hal baik pula, karena ia tahu eksistensinya adalah untuk menciptakan kedamaian bagi seluruh penghuni semesta alam raya.

Manusia dan Alam,

Jiwa manusia dapat memanfaatkan potensi welas asih dalam hatinya, sabar dalm jiwanya, bijaksana dalam pikirannya, dan berhati-hati dalam tindak-tanduknya, maka bumi ini tak perlu khawatir nasibnya.

Jiwa indah,

Jiwa yang indah akan berhenti pada objek yang indah, walaupun objek tersebut belum menjadi indah, maka ia akan menjadi indah karenannya. Jiwa yang indah akan selalu menjadi rumah idaman bagi para pengelana kehidupan. Mereka yang haus dan lapar untuk mengumpulkan serpihan kebajikan baik yang datang dari dasar bumi ataupun atas langit.

Jiwa sakit,

Jiwa yang tidak stabil dan sakit, biasanya akan melahirkan kecemasan, kepanikan, sumpah serapah, hujatan, tudingan, pikiran irasional, menilai moral dengan absurd, menyangsikan kebenaran di depan mata, dan mengingkarinya dengan dalih tidak logis demi mengejar kekuasaan, jabatan, tahta, dan seterusnya.

Jiwa cantik,

Jiwa yang cantik dan indah tidak perlu panggung untuk bisa bersinar, karena ia adalah sinar itu sendiri. Jiwa yang cantik tidak perlu dihormati, karena hakikatnya ia terhormat. Jiwa yang cantik tidak perlu lagi mencari pengakuan, karena ia adalah pusat segala diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun