Mohon tunggu...
Humaniora

Analisis Kedai Kopi Jelang Pilkada Siantar : Hulman Dope On Katua

12 November 2016   02:44 Diperbarui: 21 Desember 2016   18:58 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Oleh : Ulamatuah Saragih

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ulamatuah/analisis-kedai-kopi-jelang-pilkada-siantar-hulman-dope-on-katua_58261f883397730f188b456fSore kemarin  saya singgah di tempat nongrong rekan-rekan yang umumnya pemborong dan wartawan di Jalan Kartini Bawah, yang lazim disebut Stasiun Kereta Api Pematangsiantar. Dulu memang saya sering ngopi di situ. Sudah agak lama tidak gabung .Sore itu, kebetulan lewat , tiba-tiba  beberapa orang menegur setengah berteriak . “ Minum jo katua....... “, kata mereka seperti memaksaku memarkir mobil dan akhirnya ikut bergabung, bersama teman-teman di antaranya ada Basmin Sianipar, Sabam Munte, Aslan Damanik, Rikar Napitu, Bona Lumbangaol dan lain-lain.

“ Boado dibaen hamu Pilkada Siantar on . Ise do monan g on “, kataku melempar pertanyaan kepada kawan-kawan. Sudah kuduga, jawaban mereka hampir senada (masih) mengunggulkan Hulman Sitorus ( Pasangan Calon Walikota No 2 Hulman Sitorus-Hefriansyah). “ Hulman do na maen dohot TRS “, kata salah seorang dari temanku. “ Kalau Westo dan Sujud, kayaknya kurang bergerak “, kata seorang teman yang lain menimpali. “ Hulman do pe on katua.......!!! “ kata teman lain mendukung pernyataan terdahulu.

Seperti telah diketahui, bahwa tahapan pemungutan suara Pilkada (susulan) kota Pematangsiantar akan berlangsung 16 Nopember 2016 . Akan bertarung 4 pasangan calon yaitu : 1. Sujito-Djumadi, 2. Hulman Sitorus-Hefriansyah , 3. Teddy Robinson Siahaan-Zainal Purba, dan 4. Wesly Silalahi-Sailanto

Singkat cerita dari obrolan di stasiun kereta api ini, saya memperoleh kesan bahwa ternyata, Hulman Sitorus (masih) mendapat dukungn luas dari masyarakat Kota Pematansiantar. “ Maen do si Hulman on, muse dang korupsi selama walikota “, ujar seorang rekan memberikan argumentasainya.

Lebih kurang 2 jam ngumpul di stasiun, saya pamit kepada teman-teman duluan pulang. Entah kenapa, saya pengen makan pansit di Simpang Empat Pematangsiantar. Akhirnya saya singgah makan pansit di Pansit Gajah Simpang Empat.Sendiri. Tak ada yang kukenal, dan seperti biasa banyak orang makan pansit di situ. Saya diam aja mendengar orang-orang membual. Tapi kayak nyambung juga dengan pembicaraan di stasiun tadi. “ Molo di hutanami di Marihat tong do tu Hulman  “ ujar seorang lelaki tua di meja sebelahku, Aku diam aja menyimak. “ Memang Hulman do pe monang on lae...” ujar rekan bicara si bapak tadi sambil menikmati pansitnya.

Sudah menjelang magrib, akhinya saya pulang ke rumah saya di kawasan Jalan Asahan, tepat di perbatasan Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. Seperti biasa, begitu tiba di rumah saya langsung membuka komputer dan berinternet ria. Iseng-iseng juga  membaca berita di media online. Saya tergelitik juga membaca tulisan kawan saya Tigor Munthe di media online..Dua tulisannnya kubaca sampai tuntas. Satu berjudul :  “Pilkada Siantar Pahit “ di Siantar 24 Jam dan satu lagi di  Siantar News.Com berjudul : “ Pilkada Siantar dan Kedai Kopi “. Yang buat nyambung dengan yang kualami sore itu adalah tulisan yang kedua ini. Di tulisan itu, Tigor Munte juga menulis : “Tapi mendadak yang duduk di sampingku, yang cukup dikenal di Pematangsiantar sebagai tokoh dan sudah bayak berinteraksi dengan banyak pejabat politik karena dia aktif di dunia kontek-kontek alias Orari, berbisik ke dekatku : “Hulman dope on lae….” katanya. Selanjutnya ditulisnya : “Akupun manggut-manggut setelah setengah berbisik dia bilang sejumlah alasan kenapa Hulman masih akan menang. Manggut-manggut adalah sebuah misteri sekaligus penghormatan terhadap para tokoh dan senior.”

Itulah sekilas obrolan yang juga mungkin boleh disebut “ analisis kedai kopi“ tentang Pilkada Siantar. Namanya obrolan dan perkiraan, bisa saja kelak benar bisa juga salah, tentu penuh dengan subjektivitas.

Secara fakta dan objektivitas juga memang banyak keunggulan pasangan Hulman Sitorus-Hefriansyah dibanding dengan 3 paslon lainnya. Tidak bisa dipungkiri, bahwa di antara keempat Calon Walikota Pematangsiantar, Hulman boleh jadi paling populer. Itu logis karena dia adalah Walikota Pematangsiantar lima tahun terakhir, dan tentu paling intens berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakar dibanding dengan calon lainnya, semisal Teddy Robinson Siahaan dan Wesly Silalahi yang walaupun “ Siantarman”, tapi selama ini lebih banyak berkiprah di luar kota ini. Sementara satu lagi calon yaitu Sugito, walau selama ini tinggal di kota ini kayaknya masih kurang intens selama ini berinteraksi dengan kalangan masyarakat.

Kalau saya ditanya secara pribadi,(agak subjektif), maka di antara Calon Walikota Pematangsiantar yang saya kenal hanyalah Hulman Sitorus dan juga wakilnya Hefriansyahnoor.Setidaknya sama Hulman saya pernah ngomong, pernah jabat tangan, bahkan pernah mangan jagal biang “ dekat rumahnya di kawasan Jalan Mual Nauli Pematangsiantar, bersama rekan  saya Jalatua Hasugian , walau secara kebetulan ketemu di lapo itu  lebih kurang 2 tahun yang lewat. Hulman itu memang sederhana, berbaur dengan masyarakat, dan tak enggan duduk di lapo.Sementara tiga calon walikota yang lain tidak saya kenal, tidak pernah ngomong apalagi berjabat tangan. 

Tentu itu terjadi karena di antara kami memang tidak ada kepentingan ataupun hubungan yang memungkinkankan untuk saling kenal.Jujur yang saya tau, TRS itu orang Jakarta atau bukan tinggal di Siantar. Saya tau kami sama-sama alumni SMA 2 Pematangsiantar, adik kelas saya di sekolah itu.Wesly Silalahi yang saya tau selama ini adalah Notaris juga tinggal di Jakarta ( luar Siantar). Beliau saya tahu adalah putra dari alm Bpk St Wongso Silalahi, kebetulan pernah jadi Ketua Sektor Beacukai GKPS Jalan Singa ( Efrata), dimana saya menjadi anggotanya. Yang satu lagi, calon walikota adalah Sujito, yang katanya adalah salah seorang pimpinan di PT STTC Pematangsiantar, dan saya belum pernah melihatnya secara langsung, hanya di koran dan media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun