Mohon tunggu...
Humaniora

Inspiring Story: KH Noer Ali

13 Agustus 2017   10:02 Diperbarui: 13 Agustus 2017   11:48 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Saya diberikan tugas membuat inspiring storytentang tokoh kemerdekaan. Dari berbagai tokoh kemerdekaan, saya rasa tokoh dibawah ini masih belum banyak diketahui orang.

Kalau kalian tinggal di Bekasi, atau setidaknya sering lewat daerah Bekasi, kalian pasti pernah melewati jalan Besar yang biasa disebut orang Bekasi dengan nama jalan Raya Kalimalang. Namun walaupun kebanyakan orang Bekasi menyebutnya dengan Jalan Raya Kalimalang (termasuk saya) sebenarnya jalan besar tersebut bernama jalan KH.Noer Ali.

Jalan Besar yang merupakan salah satu jalur utama penghubung antara Bekasi -- Jakarta tersebut setiap harinya dilewati ratusan ribu orang dengan berbagai kendaraan bermotor. Namun siapakah KH Noer Ali sehingga namanya dijadikan nama salah satu jalan terbesar di Bekasi tersebut?

KH Noer Ali adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan. Beliau lahir tahun 1914 di kampung ujungmalang, Bekasi. Itu berarti beliau adalah orang asli Bekasi. Selama 6 tahun dari tahun 1934-1940 beliau mengenyam pendidikan di mekah.  Semangat perjuangan beliau berkobar setelah mendengar pelajar asing di mekah mengatakan "kenapa Indonesia bisa di jajah Negara kecil seperti belanda? Harusnya kalian bisa mengusir mereka kalau ada kemauan".

Sekembalinya ke tanah air, Noer Ali mendirikan pesantren di Ujungmalang. Ketika Indonesia merdeka, ia terpilih sebagai Ketua Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) Cabang Babelan. Tanggal 19 September 1945 ketika diselenggarakan Rapat Raksasa di Lapang Ikada Jakarta, Noer Ali mengerahkan massa untuk hadir. Dalam mempertahankan kemerdekaan, ia menjadi Ketua Laskar Rakyat Bekasi, selanjutnya menjadi Komandan Batalyon III Hisbullah Bekasi.

Pada agresi militer belanda Juli 1947, beliau diminta bergerilya di jawa barat tanpa menggunakan nama TNI. KH Noer Ali pun kembali ke Jawa Barat jalan kaki dan mendirikan  serta menjadi Komandan Markas Pusat Hisbullah-Sabilillah (MPHS) Jakarta  Raya di Karawang. Kekuatan pasukan MPHS sekitar 600 orang, malang melintang antara Karawang dan Bekasi, berpindah dari satu kampung ke kampung lain, menyerang pos-pos Belanda secara gerilya. Di situlah K.H. Noer Ali digelari "Singa Karawang-Bekasi". Ada juga yang menyebutnya sebagai "Belut Putih" karena sulit ditangkap musuh.

Dari kisah kehidupan beliau inilah saya sebagai orang yang sejak lahir hidup di bekasi menjadi terinspirasi untuk ingin ikut memajukan Indonesia terutama kota bekasi, kota tempat saya besar dan hidup selama ini. beliau sangat berusaha memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Agar kalian tahu, beliau tidak pernah lupa akan agama dan ibadahnya selama memperjuangkan Indonesia. Bahkan beliau sangat memajukan pendidikan. Sepulang dari mekah beliau langsung mendirikan pesantren di kampung halamannya. Tahun 1949 beliau mendirikan lembaga pendidikan islam di Jakarta. Tahun 1950 beliau mendirikan sekolah rakyat Indonesia di berbagai tempat di Bekasi.

Hikmah yang saya dapat dari kisah beliau adalah, walau sejauh apapun kita pergi, jangan pernah kita lupa akan Negara yang sudah membesarkan kita. Walau sekecil apapun bentuk jasa yang kita berikan, itu lebih baik daripada hanya diam dan tidak melakukan apa apa.

Sekian inspiring story dari saya. Saya harap orang bekasi maupun dari luar bekasi bisa mendapat inspirasi juga dari tokoh yang saya ceritakan ini.

 Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun