Mohon tunggu...
Taufik Mahlan
Taufik Mahlan Mohon Tunggu... profesional -

64 th.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Nature

LPG tekanannya kurang?

13 Juli 2011   05:39 Diperbarui: 5 Agustus 2017   18:56 14645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1310535392666312641

Beberapa kawan di Pertamina menceritakan kesulitan mereka menghadapi sekelompok orang (mungkin LSM) yang menhujat bahwa tekanan LPG pada tabung mereka kurang, sehingga mereka mengembalikan tabung itu ke agen di mana mereka membeli. Agen ini kemudian mengajukan klaim ke Pertamina. Biang keroknya adalah pengukur tekanan yang sekarang banyak menyertai regulator LPG. Pada umumnya bentuk penunjuk tekanan gas tidak mempunyai skala dengan angka, tetapi hanya memiliki skala warna, dan tak ada standarisasi apa makna warna-warna itu. Contoh yang ditampilkan dalam gambar memiliki tiga warna, yakni biru di sebelah kiri, hijau di tengah, dan merah di bagian kanan. Pada ujung skala biru tertulis "empty" (kosong), lalu bagian hijau ditulisi "Full" (penuh), sedangkan bagian merah ditulisi "danger" (bahaya). Dimana  seharusnya jarum berada untuk tabung LPG yang masih penuh? Tepat pada garis antara hijau dan merah? Di tengah pita hijau? Tepat di garis antara biru dan hijau? Tak ada penjelasannya. Tetapi kalau misalnya ketika pertama kali anda memasang regulator ini pada tabung yang baru dibeli, dan jarumnya menunjuk pada bagian tengah pita hijau, maka ini membuat anda berharap pada tabung berikutnya penunjukkan paling tidak harus sama, atau lebih tinggi (mendekat ke arah merah). Bagitu anda mengganti tabung dan menemukan penunjukkannya lebih dekat ke biru, anda cenderung untuk menuduh penjual gas telah mengurangi isi tabung anda. Tidak begitu. Timbang saja. Kalau anda, misalnya, membeli gas dalam kemasan 3 kiloan, bacalah data pada tabung, berapa berat tabung tersebut pada saat kosong. Misalnya tertulis 5,1 kg. Timbanglah tabung baru anda. Kalau beratnya 8,1 kg, maka gas anda baik-baik saja. tak perlu memperhatikan benar jarum penunjuk tekanan. Begini. Tekanan LPG tergantung kepada dua hal: 1. komposisi antara propana dan butana, dan 2. suhu. Makin banyak propananya, makin tinggi tekanannya. Makin tinggi suhunya, makin tinggi  pula tekanannya. Jadi kalau cuaca sedang panas, jarum penunjuk akan bergerak kekanan. Pada cuaca dingin, jarum penunjuk akan bergerak ke kiri. Bila gas sedang dipakai, terjadi penguapan dalam tabung yang berakibat turunnya suhu dalam tabung. Ini juga akan menyebabkan jarum bergerak ke kiri. Mana yang lebih baik, propana atau butana? Berapa persen propana dan berapa persen butana seharusnya? Spesifikasi LPG di Indonesia ditetapkan oleh Dirjen Migas. Dalam hal tekanan ditetapkan: tekanan maksimumnya adalah 145 psig (10,2 kg/cm2) pada suhu 100 oF (37,7 oC). Pada kondisi ini, perbandingan volume cairan propana dengan butana adalah 80:20. Karena makin banyak propana tekanan makin tinggi, spesifikasi ini mensyaratkan kadar volume propana dalam LPG tidak boleh melampaui 80%. Atau, LPG yang beredar di Indonesia harus memiliki kadar volume butana paling sedikit sebanyak 20%. Jadi LPG di Indonesia tidak boleh hanya terdiri dari propana (propana 100%, tekanan tinggi), tetapi boleh hanya terdiri atas butana (butana 100%, tekanan rendah). Pertamina memiliki beberapa sumber LPG dalam negeri, yaitu yang berasal dari lapangan-lapangan gas, dan dari kilang-kilang minyak. Komposisi LPG yang dihasilkan lapangan gas kurang lebih 60% propana dan 40% butana (tekanan agak tinggi). Sedangkan LPG yang berasal dari kilang minyak adalah 30% propana dan 70% butana (tekanan agak rendah). Bila LPG berasal dari impor, racikan Pertamina adalah 50% propana, 50% butana, perbandingan berat. Tekanannya jadi sedang. Kembali kepada pertanyaan mana lebih baik, propana atau butana? Hampir tak ada bedanya, kecuali tekanannya tadi. Propana lebih tinggi. Nilai energi keduanya hampir sama (MJ/mol, butana sedikit lebih tinggi, sekalipun tekananya lebih rendah). Kalau anda pergi ke puncak Jayawijaya, dimana suhu lingkungannya dibawah nol derajat Celsius, anda memang tidak dapat menggunakan LPG yang isinya butana  100%, karena butana sedikit sekali uapnya pada suhu di bawah nol. Butana tak akan menyala. Propana masih akan menyala sampai suhu minus 30 derajat  Celsius. Itulah sebabnya di negara-negara yang memiliki musim salju, komposisi LPGnya  akan lebih banyak propananya pada musim dingin. Di negara kita, butana 100% tidak ada masalah sepanjang tahun. Jadi, jangan gunakan penunjuk tekanan itu sebagai patokan. Penunjuk tekanan ini juga tidak dapat digunakan atau ditera  untuk mengira-ngira berapa sisa LPG dalam tabung. Timbang saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun