Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasidi Nomor 122 - Dua Kitab Satu Kehidupan

24 Agustus 2017   09:14 Diperbarui: 24 Agustus 2017   09:44 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Diskusi tentang Tuhan merebak di mana-mana dan isinya benar-benar beragam, mulai yang sangat menyanjung sampai dengan yang sangat melecehkan. Tentu saja adalah hak setiap orang untuk melakukannya dan ini memang sudah sesuai dengan sifat Tuhan yang mahakuasa. Karena kemahakuasaannya Dia bisa melakukan apa saja atau bisa tidak melakukan apa saja, suka-suka Dia. Nah, berbingkai sifatnya yang mahakuasa inllah maka semua yang terjadi di muka bumi dan di jagat alam semesta menjadi 'make sense'. Catatan berikut merupakan satu perspektif berkaitan dengan apa yang disebut sebagai nasib dan takdir manusia.

Untuk menjelaskan Tuhan tentu saja tidak muda,h bahkan mustahil kata sejumlah orang. Tentu saja ini benar adanya maka dari itu mungkin akan lebih 'enak' jika tidak perlu dijelaskan. Hanya saja jika ini tidak dilakukan lalu bagaimana harus menjawab pertanyaan tentang Tuhan? Bukan pertanyaan dari orang lain tetapi pertanyaan dari diri sendiri. Karenanya di samping jawaban yang berkaitan dengan 'iman' diperlukan jawaban versi lainnya, walau tetap saja harus diawali oleh satu hal lebih dahulu.

 Percaya tidak bahwa Tuhan itu mahakuasa dan maha-maha yang lainnya? Kalau percaya, diskusi dapat dilanjutkan, tetapi kalau tidak, mungkin diskusi dapat dilanjutkan tetapi dengan topik berbeda. Nah yang berikut ini untuk yang percaya -- khususnya saya -- bahwa Tuhan itu mahakuasa. Tuhan itu mahakuasa. Tuhan itu mahatahu.

Mahakuasa definisinya adalah dapat dan bisa menentukan segala-galanya. Jika Dia mau. Mahatahu definisinya adalah dapat dan bisa mengetahui segala-galanya. Jika Dia mau. Asumsinya Dia mau, Asumsinya Dia menulis dua kitab untuk satu kehidupan manusia. Kitab pertama ditulis dengan menggunakan sifat mahakuasanya, artinya Tuhan yang menentukan segala-galanya. Kitab kedua ditulis dengan menggunakan sifat mahatahunya, artinya Tuhan tidak menentukan apa-apa, hanya mencatat apa yang akan terjadi. Asumsinya manusia dapat membaca kedua kitab ini. Dan kira-kira apa isinya? Persis sama. Satu noktah pun tidak ada perbedaan di dalamnya.

Karena mahakuasa maka sebelum semuanya terjadi Dia telah menentukan apa saja yang akan terjadi dan apa saja yang tidak akan terjadi. Semuanya dicatat dan tercatat sampai kerinciannya. Sempurna. Kitab kehidupan pertama selesai ditulis jauh sebelum satu manusia hidup di dunia.

Karena mahatahu maka sebelum semuanya terjadi Dia telah mengetahui apa saja yang akan terjadi dan apa saja yang tidak akan terjadi. Semua dicatat dan tercatat sampai kerinciannya. Sempurna. Kitab kehidupan kedua selesai ditulis jauh sebelum satu manusia hidup di dunia.

Apakah dua kitab untuk satu kehidupan manusia persis sama? Jawabnya ya. Tuhan menggunakan sifat kemahakuasaannya atau tidak menggunakannya dan hanya menggunakan sifat kemahatahuannya, tetap saja apa yang dicatatnya akan persis sama.

Lalu jika memang demikian, apa gunanya manusia berbuat begini atau berbuat begitu, jika semuanya sudah ditentukan? Karena manusia tidak pernah tahu apa yang telah ditentukan. Sudah ditentukan atau sudah ditulis tetapi tidak tahu apa yang menjadi ketentuan atau apa yang telah ditulis, maka dari itu adalah kewajiban setiap orang untuk melakukan apa yang terbaik yang dapat dilakukan.

 Sedetik yang lalu adalah ketentuan atau yang ditulis Tuhan yang baru diketahui, sedetik yang akan datang adalah ketentuan atau yang ditulis Tuhan yang baru akan diketahui. Nah, karena tidak tahu inilah mengapa hidup menjadi menarik, karena seakan-akan kita mempunyai banyak pilihan. Ha ... ha ... ha ... inilah istimewanya Tuhan bagi yang percaya atau yang tidak percaya. (Essi 018)  Kasidi 122 -  tbs-15092011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun