Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kasidi no. 407 - SARA

3 Agustus 2017   12:22 Diperbarui: 3 Agustus 2017   12:47 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tampaknya tidak banyak yang mengenal dengan baik orang yang pernah suatu ketika mengatakan hal berikut: "The time of any artist---the time of any person---is brief. But that does not mean that he or she doesn't have an inheritance which one way or another he is compelled to pass down the line. So you work in the dark; you work in your time. The only real sin is despair ... and you try to tell the truth." Dia adalah James Baldwin, lahir 2 Agustus 1924 di New York City dan menghabiskan masa remajanya di Harlem. Setelah berhasil menjadi penulis esai, dan baru saja menerbitkan cerita pendek pertamanya pada oktober 1948, ketika bulan berikutnya dia memutuskan untuk pindah ke Paris, Perancis, tempat dia menghabiskan seluruh sisa hidupnya sampai dengan kematiannya pada 1 Desember 1987, dengan pernyataan pedas sekaligus pahit, yang dalam kata-kata pengamat tampak seperti berikut: '...feeling that he had reached the limit of his tolerance for racial prejudice and eager to develop his literary career in a broader context.'

Perlakuan tidak adil berdasarkan SARA yang masih terus saja dirasakan sampai saat ini, akarnya benar-benar menghunjam sejak dimulainya peradaban, dan terus berlanjut, dan terus berlanjut, bahkan sampai sekarang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan pendidikan hampir-hampir tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap sikap primitif dan barbar dalam diri banyak orang yang merasa bahwa SARA miliknya jauh lebih tinggi dan mulia dari SARA milik orang lain. Jargon seperti ugahari dan egaliter dan rendah hati dan murah hati sama sekali tidak mempunyai makna apa-apa.

Mungkin bentuk tindakan 'memuakkan' yang terjadi sekarang ini tidak sevulgar pada masa James Baldwin masih menetap di Amerika, tetapi esensi dasarnya sama sekali tidak berubah. Tindakannya picik, dampaknya memuakkan. Perlakuannya dangkal, akibatnya merusak dan menjengkelkan. Lalu bagaimana dengan pihak Tuhan? Tuhan yang tentu saja paham benar 'kawasan gelap gulita' pada nurani manusia ini, tentu memesankan sesuatu. Lalu apa yang dipesankannya pada banyak orang?

Asal, keyakinan, warna kulit, dan kelompok pada manusia ada yang memang rekayasa manusia tetapi ada juga yang manusia tidak berdaya mengubahnya. Empat hal ini dapat digunakan oleh banyak orang untuk menjatuhkan satu sama lainnya melalui dusta dan fitnah. Padahal tentang ini telah diingatkan sejak lama oleh seorang rasul. 'Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?'

Fitnah memang jahat dan keji, apalagi jika dilakukan oleh orang yang kekuatan atau kekuasaannya setara atau bahkan lebih, tetapi yang jauh lebih jahat dan lebih keji dan lebih menakutkan jika esensi fitnah dikemas menjadi sesuatu yang tampaknya benar dan kemudian diimplementasikan menggunakan kekuatan dan jumlah banyak. Esensinya fitnah tetapi jubahnya kekuasaan dan jumlah banyak. Dampaknya sangat merusak dan bisa sangat mengerikan, meskipun sama sekali tidak ada pembenar untuk tindakan semacam ini. Kasidi no.407 -- XZSS03082017 -- 087853451949

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun