Mohon tunggu...
Toto Karyanto
Toto Karyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Guru Tak Lulus Uji

11 Mei 2013   20:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:44 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1368277598567545066

Ini cerita jadul

Saat syarat dan ketentuan itu mulai ada

seorang guru setidaknya tamat SLTA

Maka … kursus pendidikan guru (KPG) adalah jawabnya

Tapi ada seorang guru

Jujur berpegang janji

Tak ingin menipu diri

Meski semua uji dilalui dengan pasti

Hanya satu yang tak dipunyai..

nyali memberi upeti

Buat sang istri petinggi

Akhirnya tak lulus uji

karena tak punya upeti

Di lain hari terdengar kabar

ada petinggi Jakarta datang

Mencari sang guru tadi

tanyakan kabar burung yang terdengar di telinganya

Ada istri petinggi minta upeti

tuk naiki tangga sambil berlari

Tanpa hirau kanan kiri

Tanpa ragu injak nurani

Dan.. tanpa malu telanjangi diri

agar jadi guru mantri

Mbakyu.. jawablah tanyaku ini .. !

Adikku…

Itu sudah lama berlalu

Tak ada guna dibuka lagi

lembar-lembar kertas pengikat waktu

biarlah melekat dalam kenangku

Bukan tuk kamu dan siapapun

Ingatkah dirimu..

saat kupimpin barisan lelaki

Juga dirimu ada di sana

Menuju sekolah rakyat sempurna

tempat kita menimba ilmu dan asa…!

Apa yang selalu kuucapkan padamu

dan kita semua….

Kuingin jadi guru…..

bukan kepala kantor atau sejenisnya

yang akan membuat kita berharga

sederajat dengan mereka

Orang-orang Eropa penjajah tanah air

Sudahlah…

Dan perjuanganku belum paripurna

lihatlah… anak-anak kita

masa depan Indonesia

Haruskan aku berhenti..

langkahkan kaki tuju matahari

Aku hanya ingin jadi guru

bukan mantri atau menteri

meski tak lulus uji..

Asaku dan asamu

asa kita semua

Merdeka ..!

Bebaskan diri

dari kebodohan yang menghinakan

dari miskin hati dan pikiran

duduk serendah kaki

dan berdiri setinggi kepala

Karena ilmu itu dengan laku

Adikku..

Kau tahu diriku

tak kan mundur sebelum bertempur

dalam perangi congkak dan bebal

Sampai maut menjemput.

Mengenang 3 tahun wafat ibunda Atiatoen

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun