Mohon tunggu...
Topan Jaya
Topan Jaya Mohon Tunggu... -

I'm SMIKer... "Jangan pernah berhenti mencintai Indonesia!" Ngeblog juga di smipresidenku.wordpress.com, mahfudsrimulyani.wordpress.com & Ganyangmalingshit.wordpress.com. Buat jaga2 klo postingan di kompasiana diapus sama admin :-)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ganyang Malaysia: di Mana Jenderal-jenderalku?!

29 Agustus 2010   10:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:37 1327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_242952" align="alignleft" width="466" caption="Contohlah semangat Jenderal Besar Sudirman!"][/caption] Beberapa hari lalu saya baca tulisan Prayitno Ramelan di Kompasiana berjudul “Jenderal Senior Mulai menekan Presiden”. Dari semua paparan yang menarik itu, mata saya tertuju pada tulisan berikut ini: “Penulis melihat disini nampaknya telah terjadi dead lock antara  Pak SBY dengan para seniornya. Walaupun PPAD hanya berisi purnawirawan, tetapi itu adalah sebuah organisasi resmi dimana semestinya SBY berada didalamnya. Yang terjadi, mereka menyuarakan negatif, bahkan hingga tingkat impeachment.” Usai membaca tulisan itu, dan masih panas-panasnya di otak saya terkait ketegangan Indonesia-Malaysia belakangan ini, saya berkomentar ke Pak Pray: “Pak Pray, titip pesan tuk para jenderal2 jgn omong doanglah… ikutan bantu cari solusi dong utk menghadapi pelecehan2 yg dilakukan Malaysia. Para pensiunan jenderal kita banyak yg kaya2 toh? Coba kek kasih support ke adik2 yg berjuang utk melabrak malaysia dr sisi lain… Jgn cuman menekan presiden saja. Kalau tertarik ikut berjibaku, ini Proposal 9 saya: http://politik.kompasiana.com/2010/08/25/proposal-9-perang-sipil-gokil-ganyang-malingsia/” Saya tahu jawaban Pak Pray yang jenderal dan rajin menulis di blog ini akan diplomatis semata. Jadi saya tidak terlalu berharap ada sesuatu yang benar-benar menjawab pertanyaan saya. Tetapi, mungkin di antara anda sekalian ada yang bertanya-tanya seperti saya. Terkait dengan “konfrontasi” diplomatik antara Indonesia dengan malaysia saat ini, kemana gerangan ratusan atau mungkin ribuan jenderal kita berada? Apa yang sudah mereka lakukan untuk Indonesia saat ini terkait dengan ketegangan tersebut? Apa cukup hanya dengan menekan-nekan pemerintah untuk bertindak, sementara mereka enak-enakan saja makan gaji atau pensiunan dari rakyat? Terus terang saya jengkel dengan kecengengan semacam itu. Mengapa hanya mengkritik pemerintah? Kemana suara jenderal kaya yang menjelang pilpres lalu menyatakan siap dikirim ke Ambalat? Mereka para jenderal ini pasti lebih makmur kehidupannya dari para prajurit rendahan. Mereka pasti menguasai segala macam taktik perang dan strategi. Tetapi, kenapa mereka diam saja? Saya sedih, saya kecewa, saya merasa ada yang tidak adil di sini. Mereka yang seharusnya terdepan dalam menjaga kedaulatan, kehormatan, martabat, dan harga diri bangsa ini. Tetapi, mereka malah hanya bisa menggunakan sandiwara politik sebagai ajang untuk meraih kepentingan pribadi atau kelompoknya. Ini kritik pedas saya kepada para jenderal kita, baik yang sudah purnawirawan maupun yang masih aktif. Kalau yang aktif, saya maklumilah, semuanya tergantung komandannya masing-masing. Tetapi yang sudah pensiun, mereka kan bebas mau ngapain saja. Toh Sapta Marga masih terpatri di dada. Cobalah berbuat sesuatu untuk rakyat Indonesia saat ini, yang sudah dilecehkan dan direndahkan oleh Malaysia… Bangunlah jenderal-jenderalku…. Bumi pertiwi memanggilmu… Jangan bikin malu Jenderal Besar Sudirman yang telah meletakkan tonggak kebesaran angkatan bersenjata negeri ini. Jangan bikin malu jenderal besar kita yang sudah berkorban demi kemajuan negeri kita saat ini.[tj] * Jangan lupa baca artikel2 ini: 1) Proposal 9. 2) “Diplomasi Tahi utk Malaysia”. 3) “Jadkan Kedubes Malaysia Kakus Umum”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun