Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kampoeng Meriang

25 Desember 2019   19:16 Diperbarui: 25 Desember 2019   19:27 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Angin membawa berita kemana-mana,tentang misteri sakitnya mantan penguasa kampung yang pernah menjabat orang nomor satu di kampung selama puluhan tahun.Selentingan kabar Pak Jenggo memang benar-benar sakit,ada juga yang ngomong bahwa sakitnya beliau itu hanya bualan semata,entah mana yang betul.

Namun yang pasti rumahnya sekarang selalu tertutup rapat,pagar rumahnya yang tinggi ikut memberi misteri tentang berita sakitnya beliau ini.Sakitnya Pak Jenggo turut meramaikan obrolan warung kopi pinggir jalan,mereka menganalisa dan bahkan membumbuinya dengan cerita-cerita yang semakin sedap untuk di dengar berulang-ulang.

Begitu juga dengan obrolan pinggir sungai yang membahas sakitnya mantan orang kuat di kampung,walau kini tak menjabat lagi namun pesona Pak Jenggo selalu menarik untuk diperbincangkan.

Di balik tembok pagar tinggi,Pak Jenggo berada di dalam rumah di temani isteri setianya yang selama ini menemani baik dalam susah maupun senang, badan Pak Jenggo berleleran keringat.Badannya yang tambun berselimut,jam menunjukan pukul satu siang,berkali-kali Pak Jenggo melirik ke arah jam yang seolah sedang mengejek dirinya yang sedang menunggu tamu,namun tamu yang ditunggu tak muncul juga.

"Kapan Bu mereka datang kemari?"tanya Pak Jenggo kepada istrinya.

"Janjinya sih jam setengah dua Pak,tapi tenang saja khan ada surat keterangan bahwa Bapak ini sakit,opo mereka tega menjemput paksa orang yang sedang sakit?"istri Pak Jenggo menjawab sengit.

"Kepala kampung itu memang kurang ajar! Kurang kerjaan memanggil orang yang sudah tidak menjabat lagi,kurang apa jasaku bagi kampung ini,"umpat Pak Jenggo sebal.

Terdengar pintu di ketuk dengan suara cukup keras,Pak Jenggo merapatkan selimutnya dan ia menyuruh istrinya segera membukakan pintu,tak berapa lama muncul beberapa orang ke kamar Pak Jenggo di dampingi istri Pak Jenggo dibelakang.

Terdengar suara rintihan Pak Jenggo,beberapa dari mereka saling berbisik melihat kondisi mantan penguasa kampung itu,dengan ramah Bu Jenggo menyuruh para tamu melihat kondisi suaminya dan tak lupa ia memamerkan surat keterangan bahwa Pak Jenggo itu memang sakit.

"Maklumlah Dek,kondisi Bapak memang sudah sepuh dan sakit-sakitan,dari kemarin suhu badannya tinggi,terus sering mengeluh di sekujur tubuhnya terasa meriang,panas dingin!"ungkap Bu Jenggo menerangkan kondisi suaminya.

Para tetamu yang di utus oleh kepala kampung untuk memeriksa Pak Jenggo hanya bisa menatap Pak Jenggo dengan pancaran kegeraman,untuk kali ini lagi-lagi Pak Jenggo dibekali dengan surat keterangan sakit.Raungan menggigil Pak Jenggo masih terdengar,para utusan itu akhirnya berpamitan karena mereka menyaksikan betapa payahnya Pak Jenggo di tempat tidur.Selepas mereka pergi Pak Jenggo melemparkan selimutnya dan segera mereguk teh yang berada di samping ranjang dan dengan rakus Pak Jenggo menghabiskan secangkir besar air teh dengan tandas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun