Mohon tunggu...
Tonang Dwi Ardyanto
Tonang Dwi Ardyanto Mohon Tunggu... Dokter - Akademisi dan Praktisi Pelayanan Kesehatan

Dosen, Dokter, ... Biasa saja.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membela BPJS? Saya Membela JKN

23 Januari 2016   13:44 Diperbarui: 23 Januari 2016   14:53 1452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Ditulis pada 12 Agustus 2015)

Dalam banyak diskusi di media sosial maupun media "darat", cukup sering saya ditanya mengapa begitu getol membahas JKN, sampai terkesan kuat membela BPJSK. Ada yang bertanya secara halus dan argumentatif. Tetapi lebih banyak yang memilih jalan pintas dengan bertanya: sebenarnya dapat berapa sih dari BPJS?

Saya mengikuti beberapa Grup Medsos tentang JKN. Ada yang beranggotakan beragam orang, terutama orang awam bidang kesehatan, Grup para pengelola faskes mitra BPJSK, sampai ke Grup Para Dokter. Seandainya menjadi pegawai BPJSK, saya bayangkan betapa menumpuk rasa marah, kesal, gemas, konyol dan entah apa lagi. Begitu mudah memang sebagian besar dari kita menudingkan banyak hal sebagai: pokoknya itu salahnya BPJS, ya sana suruh ngatasi! 

Diskusi di media sosial cenderung membuat orang merasa sebagai anonymous sehingga terkesan tidak merasa ada batas. Apalagi bila menggunakan akun yang secara nalar bukan nama sebenarnya. Jadilah melontarkan kritik, tudingan atau bahkan "kemarahan" secara emosional. Bahwa kemudian terbukti pernyataannya tidak tepat juga tidak terlalu menjadi masalah karena toh tidak ada yang bisa "dituntut minta maaf". Tidak seperti dalam diskusi dunia nyata yang menuntut terjadinya kontak secara visual, verbal dan gesture apalagi bila secara pribadi saling kenal. 

Karena itu, saya justru menyarankan untuk saat ini, lebih baik teman-teman BPJSK menahan diri dulu. Hampir tidak banyak gunanya bila memaksakan "membela diri" apalagi di media sosial. Bukan tidak mungkin justru menimbulkan salah paham lebih parah. Saran saya, Bagian Humas BPJSK saja yang harus tampil lebih efektif. Bahwa itupun tidak akan luput dari kritik, omelan bahkan cercaan, itu wajar saja. Sebagian dari kita, termasuk saya juga berpotensi, lebih mudah tergesa-gesa menyela dan mencela daripada berusaha mencari tahu lebih dulu duduk masalahnya. Namun tetap masih lebih baik ada Humas yang menjembatani daripada secara parsial para pegawai BPJSK yang mencoba membela diri. 

Grup BPJS Kesehatan Resmi sebaiknya dikelola secara profesional. Sampaikan secara terbuka, respon pertanyaan dengan efektif. Saya paham, memang melelahkan. Tapi itulah tantangannya. Usul saya, siapkan tulisan-tulisan singkat tapi lengkap untuk banyak pertanyaan yang sebenarnya hanya terus berulang. Dengan demikian akan lebih efektif. Agar lebih efektif lagi, justru harus lebih aktif memulai dengan lead status sehingga diskusi lebih terarah. Tetaplah bertahan pada Grup itu saja, tidak perlu melebarkan ke grup-grup yang lain. 

Usul saya juga, teman-teman BPJSK kalau memang ingin aktif, bantulah Humas di Grup resmi tersebut. Tidak masalah mencermati dan mengikuti dinamika di Grup lain. Bila ada yang terasa menonjol dan penting, minta Humas membuat lead status kemudian disampaikan penjelasannya. Ini lebih efektif daripada "bermain di medan perang" Grup lain yang ujungnya justru kontra-produktif. 

Kembali ke pertanyaan, sementara itu, biarlah mereka-mereka yang dengan kemauannya sendiri mengawal Grup-Grup yang membahas JKN, berdiskusi sendiri. Banyak informasi lapangan bisa diperoleh dari diskusi-diskusi tersebut dengan lebih dulu mengesampingkan bagian-bagian "sarkastik"nya. Saya hanya bagian kecil dari mereka yang berusaha mengawal tersebut. Apa risiko bagi yang mau mengawal seperti itu? Paling-paling ada yang salah paham dan dianggap membela BPJSK. 

Benarkah? Saya memang mendapat uang dari "BPJSK" sebagai Dokter dan Dosen. Sama dengan banyak Dokter yang lain. Tidak banyk berbeda. Dalam tanda kutip karena itu sebenarnya bukan milik BPJSK, itu uang rakyat, itu uang negara. Karenanya, saya tidak mmembela BPJSK, saya membela JKN. Di dalam JKN ada komponen Peserta, Faskes/Nakes dan BPJSK. Mengapa saya bela? Karena bagaimanapun JKN masih merupakan pilihan terbaik. Masalah saat ini adalah JKN belum mencapai bentuk terbaiknya. Masih terus berdinamika. Tapi jelas bahwa JKN bermanfaat bagi masyarakat banyak dan lebih baik untuk masa depan. Kita harus mengawal proses mencari bentuk terbaik itu, justru agar tidak salah arah. 

Tapi kan sering diminta sosialisasi oleh BPJSK? Oh ya, benar. Justru dalam forum-forum seperti itulah saya gunakan untuk mendudukkan masalah, termasuk untuk mengritik BPJSK sendiri bila ada yang saya nilai tidak tepat. Saya sendiri heran, dan beberapa kali bertanya ke BPJSK: Saya sering mengritik, tetapi mengapa memilih saya untuk sosialisasi? Jawaban mereka: kami rela dikritik asal memang kritikan itu berdasar dan tepat sasaran. 

Anda semua pun saya persilakan mengritik saya dalam aktivitas saya membela JKN tersebut. Bukan tidak mungkin pula saya salah arah. Bukan tidak mungkin pula Anda lebih tahu dan lebih baik pola pikirnya daripada saya. Mari bersinergi, mari kawal bersama JKN ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun