Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Yang Ribet Itu Bukan Wanita, Tapi Hati yang Bercabang

21 April 2017   11:04 Diperbarui: 15 April 2019   14:44 2498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar The Modelly.com

Ada sebuah buku menarik yang berjudul Men Are From Mars Women Are From Venus yang ditulis oleh John Gray. Buku ini menarik karena memaparkan dengan detail perbedaan pria dengan wanita. Mulai dari kebutuhan emosionalnya hingga gaya komunikasinya semua dibahas dalam buku ini. Judulnya saja sudah menggambarkan betapa pria dan wanita itu memiliki dunia yang berbeda, artinya pria dan wanita itu memiliki sebuah sifat yang berkebalikan.

Seperti misalnya, pria itu senang jika kemampuan mereka diakui dan dihargai, sedangkan wanita senang jika perasaan mereka dihargai dan diakui. Pria ingin solusi mereka dihargai, wanita ingin bantuan mereka dihargai. Ketika dihadapkan dengan masalah sulit pria cenderung diam, sedangkan wanita lebih membutuhkan teman bercerita. Naluri seorang pria adalah untuk mengurus dirinya sendiri, bahkan jika itu berarti mengorbankan orang lain, Naluri wanita adalah peduli orang lain, bahkan jika itu berarti mengorbankan dirinya.

Ketika seorang pria mempunyai masalah, dia tidak ingin pasangannya untuk mengungkapkan keprihatinan baginya, tapi senang jika wanita mengatakan bahwa masalahnya adalah mudah untuk diatasi karena percaya atas kemampuannya. Ketika seorang wanita mempunyai masalah, dia senang pasangannya untuk mengungkapkan keprihatinan untuknya, tetapi tidak mau jika pria mengatakan bahwa masalahnya adalah sederhana untuk dipecahkan (untuk lebih lengkapnya klik disini).

Ini adalah sedikit banyak perbedaan antara wanita yang ditulis oleh John Gray dalam bukunya. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah agar pria dan wanita dapat menjadi mahluk yang lebih saling memahami antara satu dengan yang lain.

TAPI ITU DULU ZAMAN SUDAH BERUBAH COYY

Tapi itu dulu kata Hermawan Kartajaya seorang pakar marketing Indonesia yang telah mendunia dalam bukunya yang berjudul Marketing in Venus. Perbedaan-perbedaan itu terjadi dulu, saat pria dan wanita belum bermigrasi ke Bumi. Saat pria dan wanita hidup bersama di Bumi, ternyata gen pria kalah dari gen wanita, sehingga akhirnya Bumi dipenuhi dengan pria-pria yang “kewanita-wanitaan”. Tentu maksudnya bukan pria yang memiliki kelainan orientasi seksual, tapi lebih kelahirnya pria-pria metroseksual.

Sumber Gambar (Vemale.com)
Sumber Gambar (Vemale.com)
Pria metroseksual adalah pria-pria (didominasi lajang) yang hidup di perkotaan dan umumnya dalam budaya kapitalisme dan konsumerisme. Saya sih bukan mau membahas secara detail tentang pria metroseksual. 

Tapi ya gitu, saat ini bukan hanya wanita yang sangat memperhatikan penampilan tapi pria juga. Bukan hanya wanita yang perduli dengan gaya rambut, wangi parfum, merk fesyen, bentuk tubuh, dsb. Pria juga sudah menjelma menjadi makhluk yang berasal dari Venus. Dulu waktu saya sering nemenin mantan saya (hiks) ke salon. Tahu nggak yang creambath dan totok wajah itu bukan hanya cewek tapi cowok-cowok juga termasuk saya --- haha.

Ditambah lagi dengan berkembangnya teknologi dan media sosial, cowok pun sekarang hobi curhat di medsos, jadi saat John Gray bilang kalau pas ada masalah cowok lebih memilih diam itu tak sepenuhnya lagi benar. Saat ini tak ada lagi makhluk dari planet mars, kita semua telah menjadi makhluk dari venus, semua pria telah menjadi “wanita”.

Itu sebab saya punya keyakinan bahwa wanita tak lagi relevan jika diidentikkan dengan makhluk yang ribet. Sebab pria metroseksual pun tak kalah ribetnya, karena mereka memiliki kebutuhan yang sama dengan wanita. Lihat saja dari sudut pandang marketing, bagaimana pria metroseksual ini telah menjadi  segmentasi yang menjanjikan dalam pemasaran sebuah produk.

LALU BAGAIMANA SECARA RELATIONSHIP?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun