Mohon tunggu...
Tofiyah TophY
Tofiyah TophY Mohon Tunggu... -

Saya mahasiswa PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadikan Anak Kritis, Kreatif, dan Problem Solver

28 November 2010   12:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:13 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

(IP KD 3) Dalam proses pembelajaran kita harus dapat menentukan strategi yang tepat yang akan digunakan, agar tujuan dari pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Untuk menjadikan anak menjadi manusia yang kreatif, kritis, dan pemecah masalah tidaklah mudah. Oleh karena itu, sebagai calon pendidik harus mengetahui bagaimana cara pembaharuan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang bertujuan dalam dunia pendidikan. Sehingga tujuan dari pendidikan dapat tercapai dengan hasil yang baik. Dalam hal ini akan dibahas bagaimana pembaharuan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang bertujuan, bagaimana pendidikan yang menjadikan anak kritis, kreatif, dan problem solver. Selain itu juga tentang teori hemisphere, perkembangan intelek, dan kreativitas. Bagaimana menjadikan anak kritis, kreatif, dan problem solver.

Pembaharuan Strategi, Metode, Teknik Pembelajaran yang Bertujuan

Penyampaian materi yang dilakukan guru pastilah memiliki strategi maupun metode serta teknik pembelajaran yang berbeda-beda. Setiap gurudalam menggunakan strategi , metode dan teknik dalam mengajar semuanya itu bertujuan agar siswanya menjadi pandai.

Pembaharuan strategi dalam pembelajaran

Kata strategi identik dengan suatu peperangan atau pertandingan dalam berkompetisi, memang apabila kita mendengar kata strategi pasti arahan kita kesuatu kompetisi, seseorang akan mengatur starategi untuk mencapai suatu keberhasilan yang hendak diinginkan. Orang yang membuat strategi akan mengatur dan menimbang apa yang akan di putuskan serta melihat apa akibat dari suatu keputusannya.Wina Sanjaya 2009 mengatakan bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi pembelajarana dapat diartikan sebagai perencananan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujun pendidikan tertentu ( Wina Sanjaya, 2009:126).

Dari pengertian diatas dapat kita pahami bagaimana penting dan manfaatnyasuatu strategi dalam pembelajaran, namun dalam menyusun strategi harus di ciptakan terlebih dahulu apa tujuan guru dalam membelajarkan siswa, serta siswa tidak hanya menjadi subyek saja melainkan obyek dari pembelajaran.

Metode berbeda dengan strategi

Metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi ( Wina Sanjaya, 2009:127). Ini berarti metode merupakan suatu alat yang diperlukan untuk menjalankan suatu strategi, metode dalam pembelajaran memiliki banyak macam, tergantung bagaiamana guru itu dlam menggunakan dan menerapkan dalam pembelajaran di kelas

Metode merupakan cara yang diterapkan guru untuk menciptakan situasi pengajaran dalam kelas dapat menyenagkan dan mendukung bagi kelancaran dan proses belajar siswa serta mengarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran yang memuaskan. Guru dalam memilih atau menggunakan metode harus memperhatikan kindisi siswa serta dapat menggunakan dan menerima respon dari siswa.

Teknik Pembelajaran

Selain strategi dan metode dalam pembelajaran masih ada hal lain yang masih harus diperhatikan yaitu teknik dalam pembelajaran. Terkadang metode dan teknik sulit dibedakan pengertiannya, bahkan ada yang mengangap sama. Teknik dan taktik mengajar merupakan bagaimana melakukan atau melaksanakan dari suatu metode atau cara seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode. Sehingga teknik dan taktik ini bersifat individual tergantung sipa yang mengajar.

Pendidikan Menjadikan Anak Kritis, Kreatif, dan Problem Solver

Memacu Anak Berfikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1). Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli. Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan.

Karakteristik berpikir kritis, dijelaskan Beyer (1995: 12-15) secara lengkap dalam buku Critical Thinking, yaitu: pertama watak (dispositions), seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. Kedua kriteria (criteria), dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang. Ketiga argumen (argument), argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. Yang keempat yaitu pertimbangan atau pemikiran (reasoning), yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data. Kelima sudut pandang (point of view), sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Keenam prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria), prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.

Pembelajaran kritis adalah agen untuk melakukan perubahan tatanan sosial guna membentuk masyarakat baru (berbeda dan lebih baik), yaitu dengan menjadikan pembelajaran sebagai pilot project, berarti kita berbicara tentang sistem pemberdayaan yang menyeluruh dan melampaui batas-batas teori dari doktrin tertentu dan yang tersedia, serta berbicara tentang keterkaitan antara teori dan permasalahan yang dihadapi. Pembelajaran kritis mensyaratkan prinsip-prinsip pembelajaran yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. yaitu merupakan proses dimana pendidik membantu peserta didik untuk mengenal dan mengungkap kehidupan yang senyatanya secara kritis

Memacu Anak Berfikir Kreatif

Pada dasarnya, semua anak kreatif. Guru hanya perlu menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan seluruh potensi kreatifnya. Guru diharapkan memberikan stimulasi pada anak sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada anak. Stimulasi dapat diberikan dengan cara memberikan kesempatan pada anak untuk menjadi kreatif. Biarkan anak dengan bebas melakukan, memegang, menggambar, membentuk, ataupun membuat dengan caranya sendiri dan menguraikan pengalamannya sendiri. Bebaskan daya kreatif anak dengan membiarkan anak menuangkan imajinasinya. Ketika anak mengembangkan keterampilan kreatif, maka anak tersebut juga dapat menghasilkan ide-ide yang inovatif dan jalan keluar dalam menyelesaikan masalah serta meningkatkan kemampuan dalam mengingat sesuatu. Suatu cara yang mampu menyalakan percikan-percikan kreativitas anak usia dini adalah dengan membebaskan anak menuangkan pikirannya.

Teori Hemisphere, Perkembangan Intelek, dan Kreativitas

Menurut teori hemisphere atau belahan otak atau juga sering disebut teori otak kanan otak kiri, otak terbagi kedalam dua belahan yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan otak ini terdiri dari cerebralcortex atau neocortex termasuk belahan sistem limbic-nya. Kedua belahan otak ini dihubungkan oleh tiga penghubung yaitu Corpus Colasum, Hippocompal Commissure, dan Anterior  Commissure. Belahan otak kiri (left cortex) mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan sedangkan belahan otak kanan (right cortex) mengendalikan bagian tubuh sebelah kiri. Teori belahan otak kanan adalah belahan otak yang berfungsi dalam hal berkreativitas. Belahan otak kiri berperan dalam kegiatan motorik (motor sequence) yaituberhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian dan matematika. Belahan otak kiri berespons pada pendapat.

Belahan otak kanan berperan dalam kegiatan berkenaan dengan sonsor-sensor rasa (sensory sequence). Pembagian fungsi berkenaan dengan mental skills untuk memproses dan menyimpan informasi antara belahan otak kanan dengan belahan otak kiri berbeda. Belahan otak kanan berhubungan dengan proses dan penyimpanan informasi tentang gambar, imajinasi, warna, ritme, dan ruang; Dalam kerjanya otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Belahan otak kiri berhubungan dengan bilangan/angka, kata-kata, logika, urutan atau daftar, dan detail atau rincian-rincian. Dalam kerjanya, belahan otak kiri berrsifat logis, sekuensial, linier, dan rasional. ContohDalam belajar misalnya, kita dapat berpikir sambil mendengarkan musik yang memang kita sukai. Dengan kita mendengarkan musik yang kita sukai membuat kita merasa senang, relaks sehingga merangsang fungsi belahan otak kanan, yang akan sangat membantu dalam proses belajar yang menggunakan belahan otak kiri.

Karena Kedua belahan otak penting artinya. orang yang memanfaatkan kedua belahan otak ini secara simbang, maka belajar terasa sangat mudah karena mereka mempunyai pilihan untuk menggunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang sedang dihadapi. Orang yang masuk dalam kategori otak kiri dan ia tidak melakukan upaya tertentu memasukkan beberapa aktivitas otak kanan dalam hidup kita, ketidak seimbangan tersebut dapat mengakibatkan orang tersebut stress dan juga kesehatan mental dan fisik yang buruk. Menyeimbangkan di sini tentu berarti membuat kedua belahan otak tersebut berfungsi ketika kita melakukan sesuatu. Salah satu cara untuk menyeimbangkan cara kerja belahan otak kanan & otak kiri Yang dapat kita lakukan seperti menggunakan musik dalam melakukan aktifitas berpikir, serta berolahraga teratur. Yang terpenting dalam kedua teknik tersebut adalah memunculkan keadaan yang relaks. Karena dengan keadaan relaks tersebut akan membuat koneksi atau hubungan antara kedua belahan otak menjadi cepat. Cara mengembangkan kreatifitas pada anak jika otak kanannya terhambat yaitu pertama meningkatkan daya ingat dan logika berpikir. Sebagai orangtua harus memotivasi mereka misalnya dengan cara bermain tebak-tebakan maka anak akan terdorong untuk mengingat kembali apa yang barusan dibacanya. Kedua alat peraga dan optimalkan panca indera, alat peraga merupakan alat bantu yang sangat bagus untuk membuat ingatan anak makin kuat. Misalnya menerangkan penjumlahan,pergunakan lidi.Ketiga biasakan rapi dan disiplin, biasanya anak bertindak rapi dan disiplin untuk meletakkan barang-barang sesuai dengan tempatnya. Keempat musik, seni dan olah raga, hidupkan musik yang dinamis, siang hari musik yang lebih menenangkan agar anak bisa beristirahat. Dorong anak mengembangkan bakat seni atau olah raga yang nampak disukainya. Kelima membaca dan berbahasa yang baik dan benar, membaca merupakan media untuk membuka jendela dunia. Demikian pula cara kita berbicara akan sering didengar anak dan menjadi contoh pula caranya berkomunikasi dengan orang lain, jadi pergunakan cara berbahasa yang baik dan benar.

Menjadikan Anak Kritis

Seorang anak yang kritis bertanya tentang segala hal yang ingin diketahui olehnya, memang terkadang bagi orangtua atau guru terasa menjemukan. Namun, janganlah pernah merasa bosan untuk menjawab, karena hal ini dapat meningkatkan daya kritis mereka. Ketelatenan orangtua dan guru dalam menjawab akan mendorong anak untuk belajar menganalisa persoalan dari berbagai sudut. Untuk itu, lebih baik guru dan orangtua tidak hanya memberinya jawaban, melainkan secara perlahan mengajaknya terlibat mencari jawaban. Semakin guru dan orangtua mengajak anak berdialog, akan membuat peserta didik semakin kritis. Jiwa yang kritis akan menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi cerdas dan pemberani. Namun guru dan orangtua harus bijak mengarahkan agar potensi terarah dengan baik. Ciri-ciri anak kritis yaitu: memiliki kemampuan berkomunikasi, kemampuan berkomunikasi anak kritis cukup baik, bicaranya cukup jelas, dan mampu menganalisa. Kemampuannya dalam menganalisa menyebabkannya tidak menerima begitu saja apa yang dikatakan orangtua, orang dewasa, atau orang yang lebih tua darinya. Namun, anak yang suka bertanya belum tentu anak yang kritis. Seorang anak yang gemar bertanya, tapi hanya mengulang pertanyaan tanpa bertanya lebih mendalam, bukanlah anak kritis. Anak yang kritis tak sekadar bertanya, tapi juga membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Kedua memiliki kepercayaan diri tinggi, anak yang kritis memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Misalnya berani menanyakan hal-hal tidakmembuat dirinya penasaran. Ketiga kadang tidak sopan, karena kadang anak dinilai tidak sopan bila menanyakan hal-hal yang bagi oang dewasa. Anak tentu tidak tahu bahwa bahwa pertanyaan tersebut menyinggung perasaan orang yang ditanya. Oleh karena itu, agar anak pemberani tapi tetap sopan, jelaskan padanya tentang hal-hal yang bisa menyakiti hati orang lain dan menghargai orang lain. Ketiga memilki kemampuan bahasa dan rasa yang baik, karena banyak bertanya dan mendengar, anak kritis akan semakin mampu mengucapkan apa yang dipikirkan, kemampuan bahasa juga akan semakin banyak diperoleh.

Menjadikan Anak Kreatif

Ada 3 ciri anak kreatif yang dominan yaitu spontan, rasa ingin tahu, dan tertarik pada hal-hal yang baru. Dan ketiga ciri-ciri tersebut terdapat pada diri anak. Berarti semua anak pada dasarnya adalah kreatiff, dan faktor lingkunganlah yang menjadikan anak tidak kreatif. Sedangkan kewajiban guru dan orang tua sebenarnya bukanlah mencetak, tetapi lebih pada mempertahankan agar anak tetap kreatif sebagaimana aslinya. Apakah kita sebagai orang tua mampu untuk mempertahankan kreatifitas anak?

Problem Solver

Masalah adalah suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian atau menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Jadi sebuah masalah tidak harus berkaitan dengan sesuatu yang merugikan. Kemudian pengertian pemecahan masalah adalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang. Dalam memecahkan suatu masalah harus ada yang namanya pengambilan keputusan. Keputusan adalah pemilihan strategi atau tindakan. Maka pengertian pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Jadi kunci pemecahan masalah adalah mengidentifikasi berbagai alternatif dari keputusan. Elemen-elemen dari proses pemecahan masalah adalah masalah, keadaan yang diharapkan, keadaan saat ini, pemecah masalah, adanya solusi alternative dalam memecahkan masalah, dan solusi. Hal lain yang harus diketahui dalam pemecahan masalah adalah, harus mengetahui perbedaan antara masalah dengan gejala. Pertama, gejala dihasilkan oleh masalah. Kedua, masalah menyebabkan gejala. Ketiga, ketika masalah dikoreksi maka gejala akan berhenti, bukan sebaliknya. Pemecahan masalah menurut john Dewey, Profesor di Colombia University pada tahun 1970, mengidentifikasi seri penilaian pemecahan masalah yaitu: mengenali kontroversi (masalah), menimbang klaim alternative, dan membentuk penilaian (solusi).

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kita sebagai calon pendidik nantinya harus bisa mengetahui bagaimana perkembangan anak dan juga harus bisa mengerti bagaimana kemampuan anak didik kita nantinya. Agar sebagai pendidik generasi penerus bangsa kita dapat membangun anak didik kita menjadi manusia yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah melalui pembaharuan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh para pendidik. Sehingga para generasi penerus bangsa dapat meneruskan tujuan bangsa Indonesia menuju Negara yang maju dan sejahtera. Amin…

Sumber:

Eric Jensen. 2008. Brain Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Udin Saefudin.2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

http://ibuprita.suatuhari.com/kenali-ciri-ciri-anak-kritis/

http://momenku.com/pb_dt_berita.asp?nom=30

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1682704-agar-anak-tetap-kreatif/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun