Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Kita Anggap Sepele,Boleh Jadi Bagi Orang Lain Sangat Penting

16 Februari 2017   19:49 Diperbarui: 16 Februari 2017   20:09 1739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : demi bertemu dengan sahabat sahabat,tidak jarang kita harus menempuh perjalanan jauh. sama halnya ketika kami khusus datang dari Australia,hanya untuk dapat bertemu teman teman di acara Kompasianival /foto dokumentasi pribadi

Bilamana,bagi kita,, ikatan kekeluargaan dan  persabahatan itu sangat  penting, maka salah satu caranya adalah dengan  mengujunginya. Sebuah kunjungan adalah bukti,bahwa bagi kita, ikatan kekeluargaan dan hubungan persahabatan itu penting, Untuk mana,tidak jarang harus menempuh perjalanan jauh,bahkan menyeberangi sungai,hanya untuk dapat menemui sahbat sahabat kita.

Mengunjungi sahabat,,bukan lantaran kita membutuhkan bantuannya, melainkan hanya datang untuk menengoknya. Disinilah nilai nilai sebuah persahabatan menjadi semakin memiliki nilai tersendiri .Kepentingan setiap orang berbeda, tergantung dari sudut pandang hidupnya. Ada yang menilai dari sudut yang berbeda,tapi esensialnya kira kira sama.

Berbeda Dalam Menilai

Bagi kita,mungkin saja selembar uang kertas Rp.10.000 rupiah, tidak ada artinya,tapi boleh jadi bagi orang lain, sangat penting. Sebaliknya, apa yang bagi kita sangat penting dan ditunggu tunggu, bisa jadi bagi orang lain merupakan masalah sepele,yang tidak menjadi perhatiannya. Hal ini tidak hanya sebatas hubungan antar keluarga dan sahabat kita, melainkan menyangkut hubungan antar sesama.

Bagi yang sudah pernah merasakan hidup menderita, pasti sudah merasakan hal hal semacam ini. Misalnya ,menengok orang kaya memberikan dua tiga butir telur untuk sarapan anjing peliharaannya. Sementara kita sendiri,sebutir telur,dapat dijadikan sambal,untuk dimakan bersama anak istri. Atau menengok sisa makanan yang dibuang dari restoran, padahal masih sangat layak dimakan, kita hanya dapat menangis diam diam.

Bagi mereka ,sisa makanan itu tidak ada harganya, maka dibuang karena kekenyangan makan. Disisi lain, kita yang sedang hidup dalam kekurangan,berkata dalam hati, andaikata diberikan kepada kami alangkah nikmatnya. 

Hal ini, bukan hasil imaginasi, tapi benar benar merupakan sepotong jalan hidup yang pernah kami lalui. Bahkan pernah kami menunggu Om kami,yang berjanji mau datang menengok putra kami yang tergolek sakit di gubuk kami,tapi hingga tengah malam ,Om kami tidak tampak. Keesokkan harinya, ketika ketemu dan saya sampaikan bahwa kami menunggunya hingga larut malam,hanya dijawab enteng oleh si Om:" Oooo ya ya,,maaf, Om lupa,maklum sangat sibuk ya" dan terus berlalu,meninggalkan luka dihati kami.

Berjanji itu Sangat Mudah,Menepatinya Tidak Selalu Mudah

Berjanji itu sangat mudah.Cukup dengan membuka mulut dan mengatakan :" Ok.saya datang"Hanya butuh tiga kosa kata saja,yakni : Ok- saya  dan datang.Tetapi menepatinya tidak semudah mengucapkannya.Bahkan terkadang menjadi sangat rumit dan sulit.

Kalau janji mau datang,kerumah tetangga disebelah,ya tentu saja sangat gampang,Cukup buka pintu ,berjalan beberapa langkah dan sudah tiba dirumah tetangga. Akan tetapi bila janji akan datang itu,jaraknya cukup jauh dari lokasi kita,maka janji yang diucapkan hanya dengan 3 kosa kata,ternyata butuh disiplin diri dan ketetapan hati untuk menepatinya.

Mengingat antara kediaman kita dengan rumah yang dituju,bisa saja terjadi kemacetan di jalanan atau mungkin saja hujan lebat dan banjir. Demi untuk menepati janji,semua halangan harus ditempuh. Agar kita jangan mendapatkan stempel : "mudah berjanji,tapi tidak bisa menepatinya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun