Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setiap Orang Memikul Beban Hidup Masing-masing

13 Juni 2017   18:16 Diperbarui: 13 Juni 2017   18:21 3034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : depositphotos

Setiap Orang Memikul Beban Hidup Masing Masing
Betapapun mulianya hati kita atau seberapa tingginya keimanan diri,adalah sesuatu yang mustahil,kita dapat memikul beban hidup orang lain. Bahkan termasuk beban anak kandung dan istri kita atau orang tua kita. Mungkin pernah menyaksikan betapa menderitanya orang orang yang kita sayangi.Bilamana memungkinkan,dengan setulus hati,ingin kita menggantikannya . Kita ikhlas untuk menanggung derita anak,istri dan  orang tua kita,tapi hal itu hanya tinggal hasrat hati kita saja. 

Yang sakit,tetap terbaring sakit,bahkan seandainya kita ikut jatuh sakit lantaran memikirkan orang orang yang kita sayangi,tetap saja hal ini tidak akan membantu kesembuhan mereka.Malahan keadaannya mungkin akan semakin parah,menengok kita juga ikut tumbang,
Kalau masalah materi,tentu saja bisa diatasi.Misalnya ada anggota keluarga kita minjam uang kepada orang lain dan tidak sanggup melunasinya. Akibatnya diancam atau diteror oleh Debt Collector. Kalau kita kasihan dan berempathi ,serta memiliki kelapangan hati dan keuangan,maka kita bisa membantu dengan melunasi hutangnya.Walaupun jelas,tidak dapat menanggung biaya hidup mereka selamanya. Tapi bilamana bersentuhan dengan hal hal non materi,maka yang dapat dilakukan hanyalah membantu meringankan penderitaan mereka.

Jalan Hidup Yang Tidak Dapat Digantikan
Setiap orang yang terlahir didunia ini,sudah harus memikul bebanya masing masing. Tengok saja,bayi yang baru lahir juga terkadang bisa sakit. Sebagai orang yang masih memiliki hari nurani,tentu sangat ingin kita menggantikannya,tapi kenyataanya,bayi tersebut harus mampu bertahan dan melewati masa masa kritisnya. Yang dapat kita lakukan adalah menjaga merawat dan membawanya ke dokter ataupun kerumah sakit.tapi deritanya tidak dapat ditanggung oleh siapapun.

Sebelum bayi dapat berdiri,maka ia akan belajar merangkak,lututnya mungkin saja lecet atau bisa jadi terbentur di sudut meja dan benjol. Tapi tidak ada yang dapat menggantikan perannya.Karena sang bayi harus melakoni ritualnya sendiri. Begitu mulai bisa berdiri dan belajar jalan,masih harus menempuh perjalanan panjang, Terjatuh dan bisa jadi tidak hanya keningnya yang benjol terkena benturan,tapi mungkin lututnya luka luka,bilamana terjadi dilantai semen. 

Kita tentu sangat menyayangi anak anak dan  tidak tega membiarkan ia merangkak,belajar jalan ,jatuh dan terluka. Tapi sekali lagi.kita tidak dapat menggantikannya untuk merangkak ,karena itu adalah bagian dari proses kehidupan yang harus dijalaninya . Bilamana tidak dijalani,maka seumur hidup ia tidak akan pernah dapat berdiri dan berjalan. Hal ini berlanjut hingga bertumbuh kembang menjadi dewasa dan menua. 

Inilah hukum alam,yang tak terbantahkan dan tidak dapat di ubah,yakni setiap orang terlahir ,harus memikul beban hidup masing masing,sejak masih bayi.Belajar sejak dari buaian ,hingga ke liang lahat. Kita Tidak Dapat Memikul Beban Orang Lain,Tapi Dapat Meringankannya
Siapapun diri kita,sehebat apapun posisi kita dalam masyarakat,tetap saja mustahil dapat memikul beban hidup orang lain. Yang dapat dilakukan adalah membantu meringankan beban orang .

Tidak harus dengan memberikan uang,bilamana kondisi keuangan kita tidak mengijinkan,tapi tidak satu jalan untuk membantu orang lain,antara lain:

  • mengujunginya
  • memberikan saran saran
  • menghiburnya
  • mendengarkan curhatnya dengan sepenuh hati
  • membawa setangkai bunga
  • berdoa untuk kesembuhannya

Setiap kata kata yang menghibur,bilamana keluar dari lubuk hati kita,akan menjadi seteguk air sejuk,ditengah keringnya jiwa seseorang. Ibarat sedang berjalan di padang pasir,maka seteguk air dapat melegakan. Ada kalanya orang membutuhkan rasa simpati kita,tapi bisa jadi suatu waktu,kitalah yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang orang lain. Tidak ada orang yang begitu hebatnya,sehingga tidak membutuhkan orang lain,dalam perjalanan hidupnya.

Membantu meringankan beban orang lain,adalah bagian dari aplikasi hidup berbagi.Tanpa harus dengan teori yang muluk muluk,cukup dengan sepatah dua kata,sudah dapat memberikan kekuatan kepada orang lain.

Memberikan Perhatian ,Adalah Juga Bagian dari Hidup Berbagi

Tengah malam ,ada yang  menelpon,suara seorang wanita,yang kedengarannya dalam keadaan panik. :" Opa, bayi saya sejak tadi menangis terus.Suami sedang tugas keluar kota.Mau kerumah sakit,taksi tidak bisa masuk kedalam gang.Gimana nih Opa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun